Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
No. Soal Tingkat Kesukaran
Interpretasi
1. 0,19
Sukar 2.
0,22 Sukar
3. 0,34
Sedang
Berdasarkan hasil perhitungan validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran uji coba instrumen yang telah dilakukan, maka seluruh
instrumen tes kemampuan komunikasi dan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis akan digunakan sebagai instrumen tes dalam penelitian.
2. Skala sikap
Instrumen skala sikap digunakan untuk memperoleh informasi mengenai sikap siswa terhadap pelajaran matematika dan sikap siswa terhadap model
pembelajaran dengan model pembelajaran Means-ends Analysis. Skala sikap ini diberikan kepada kelompok eksperimen setelah semua kegiatan pembelajaran
berakhir, yaitu setelah dilaksanakan postes. Model skala sikap yang digunakan mengacu kepada model Skala Likert
yang terdiri dari 14 pernyataan yang terdiri dari 7 pernyataan positif dan 7 pernyataan negatif. Setiap butir pernyataan memiliki empat yaitu sangat setuju
SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Dalam penyusunan skala sikap ini sebelumnya dibuat terlebih dahulu kisi-kisi skala
sikap. Selanjutnya dosen pembimbing melakukan uji validasi untuk setiap itemnya.
Pemberian skor skala sikap dalam penelitian ini ditentukan secara aposteriori, yaitu skala dihitung berdasarkan distribusi jawaban responden.
Langkah-langkah pemberian skor setiap butir skala sikap adalah sebagai berikut: a.
Menghitung banyaknya jawaban responden untuk setiap pilihan jawaban. b.
Menghitung persentase jawaban kumulatif. c.
Menghitung nilai z untuk setiap pilihan jawaban. d.
Menghitung nilai z + z untuk setiap pilihan jawaban, dengan z adalah negatif dari nilai z paling rendah.
e. Membulatkan nilai z + z.
f. Menambahkan nilai 1 pada setiap pilihan jawaban, sehingga diperoleh nilai
SS, S, TS, dan STS yang lebih dari atau sama dengan 1.
3. Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat dan mengukur aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan proses belajar
mengajar. Pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan semua data tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Means-ends Analysis, interaksi antara siswa dengan guru, dan interaksi antar siswa. Pedoman observasi ini diisi oleh pengamat atau observer,
yaitu guru matematika dan mahasiswa Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana UPI.
D. Pengembangan Bahan Ajar
Pada penelitian ini, materi pelajaran matematika yang menjadi dasar pengembangan bahan ajar adalah materi kubus dan balok, serta limas dan prisma.
Bahan ajar ini dikembangkan dalam bentuk Rencana Pembelajaran yang disusun oleh peneliti dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
Rencana pembelajaran yang disusun dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar Kerja
Siswa terdiri dari masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh siswa dan yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa. Lembar Kerja Siswa tersebut dirancang dan disusun sesuai dengan model pembelajaran Means-ends Analysis serta melalui
pertimbangan dosen pembimbing.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan meliputi tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
1. Tahap Persiapan
Tahap ini diawali dengan pembuatan proposal penelitian. Proposal penelitian ini dibuat berdasarkan telaah kepustakaan tentang pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran Means-ends Analysis dan kemampuan komunikasi siswa serta kemampuan pemecahan matematis siswa.
Kegiatan selanjutnya adalah menyusun dan mengembangkan instrumen penelitian serta rancangan pembelajaran untuk kelompok eksperimen dan untuk