Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1 Reka Destiany Endah, 2013 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pasti membutuhkan apa yang dinamakan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya, karena manusia adalah “Homo Educandum” atau makhluk yang selalu membutuhkan pendidikan, hal itu dikarenakan diantara makhluk Allāh Swt. hanya manusia yang dikaruniai akal dan pikiran. Dengan adanya akal itulah manusia bisa berkembang dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa yaitu dengan melalui pendidikan, yang intinya adalah bahwa pendidikan itu sangat penting bagi seluruh manusia. Sejalan dengan hal yang telah diuraikan di atas, Syahidin 2009: 23 menyebutkan bahwa: M anusia diciptakan Allāh dilengkapi dengan berbagai kelengkapan sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sehingga ia dapat menata kehidupan di muka bumi dengan baik. Segala kelengkapan itu bersifat potensial. Melalui berbagai tahapan waktu dan perkembangannya, ia akan mampu hidup mandiri. Setelah manusia dilahirkan ke dunia, ia akan sangat bergantung pada bantuan pihak lain dalam menggunakan dalam menggunakan dan mengembangkan potensinya itu. Untuk mencapai tahap tertentu dalam perkembangannya, manusia memerlukan upaya orang lain yang mampu dan rela memberikan bimbingan ke arah kedewasaan, paling tidak bantuan dari sang ibu. Upaya itu adalah proses pendidikan. Suatu negara dapat dikatakan maju apabila penduduknya memiliki pendidikan yang bagus dan berkualitas tinggi. Melihat begitu pentingnya pendidikan bagi umat manusia, banyak pandangan manusia yang mewajibkan masyarakat untuk menjaga keberlangsungan pendidikan. Pendidikan yang dicita-citakan oleh seluruh manusia adalah pendidikan yang dapat menjadikan manusia yang sesungguhnya dengan kata lain bahwa pendidikan dapat memanusiakan manusia, artinya segala potensi dan daya pikir Reka Destiany Endah, 2013 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang dimiliki oleh manusia benar-benar dikembangkan dengan sangat baik sehingga dapat menghasilkan manusia yang berpikir, kreatif serta memiliki integritas yang tinggi. Dalam sistem pendidikan persekolahan terdapat dua istilah yaitu pendidikan dan pengajaran. Terhadap kedua istilah di atas para praktisi pendidikan lebih cenderung ke arah pengajaran bukan pendidikan. Menurut Syahidin 2009: 2: Pendidikan bukan sekedar transfer informasi tentang ilmu pengetahuan dari guru kepada murid, melainkan suatu proses pembentukan karakter. Ada tiga misi utama pendidikan yaitu pewarisan pengetahuan transfer of knowledge, pewarisan budaya transfer of culture, dan pewarisan nilai transfer of value. Sebab itu pendidikan bisa dipahami dengan transformasi nilai-nilai dalam rangka pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Sedangkan pengajaran lebih berorientasi pada pengalihan pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh keahlian khusus atau spesialisasi yang terkurung dalam ruang spesialisasinya yang sempit tetapi sangat mendalam. Setiap proses pendidikan berpusat pada kemampuan setiap individu dalam meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan output yang baik, sebuah lembaga pendidikan merupakan miniatur dari suatu masyarakat yang luas. Guru sebagai salah satu komponen lembaga pendidikan yang tidak bisa terpisah dari keberadaan siswa terutama dilingkungan belajar mengajar, karena guru setiap saat berinteraksi dengan siswanya dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Djamarah 2005: 31 mengemukakan bahwa dalam pengertian sederhana guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Untuk mencapai suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien, seorang guru harus memberikan variasi pengajaran yang tepat, disesuaikan dengan kondisi karakteristik siswa dan materi yang ada. Jadi, seorang guru harus pintar dalam memilih metode dan media pembelajaran yang digunakan. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islām PAI merupakan suatu pelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan dan pengamalan Reka Destiany Endah, 2013 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu serta pengalaman peserta didik tentang agama Islām sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal k eimanan, ketaqwaannya kepada Allāh Swt.serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islām merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan pada setiap jenjang pendidikan. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 menyatakan bahwa materi-materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islām PAI SMP terdiri dari lima aspek yang harus disampaikan kepada peserta didik, kelima aspek itu adalah: 1. Al-Qur` ānHadiś; menekankan pada kemampuan membaca,menulis, dan menterjemahkan dengan baik dan benar; 2. Keimanan; menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan, serta menghayati dan mengamalkan nilai- nilai asma’ul husna sesuai dengan kemampuan peserta didik; 3. Akhlak; menekankan pada pengamalan sikap terpuji dan menghindari akhlak tercela; 4. FiqihIbadah; menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu’amalah yang baik dan benar; dan 5. Tarikh; menekankan pada kemampuan mengambil pelajaran `ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah Islām, meneladani tokoh-tokoh muslim yang berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena- fenomena sosial, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islām. Salah satu materi yang sulit untuk dipahami dan dihafal dalam mata pelajaran PAI adalah materi yang termasuk ke dalam aspek al-Qur` ān yang salah satu materinya adalah mengenai hukum tajw īd. Pembelajaran Pendidikan Agama Islām PAI diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi yaitu dari mulai SDSMPSMA yang bisa dihitung hampir sudah 12 tahun belajar Pendidikan Agama Islām PAI seharusnya setiap siswa sudah dapat membaca al-Qur` ān dengan baik dan benar sesuai dengan hukum tajw īd, namun pada kenyataannya banyak siswa yang belum mampu membaca al-Qur` ān dengan baik dan benar. Reka Destiany Endah, 2013 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Al-Qur` ān adalah kitab suci umat Islām yang tidak saja harus diimani, namun juga harus dibaca, dikaji dan diamalkan. Menurut Arifin 2009: 14 menyebutkan bahwa hal yang terpenting ialah, al-Qur` ān harus dibaca dengan bacaantilawah yang sebenarnya harus mengikuti aturan-aturan dalam membacanya. Sebagaimana Firman Allāh dalam QS. Al-Baqarah ayat 121 yang berbunyi: ُنِمْؤُـي َكِئـَلْوُأ ِهِتَوَاِت َقَح ُهَنوُلْـتَـي َباَتِكْلا ُمُاَنْـيَـتآ َنيِذَلا ُمُ َكِئـَلْوُأَف ِهِب ْرُفْكَي نمَو ِهِب َنو َنوُرِساَخْلا Artinya : “Orang-orang yang telah kami berikan kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. ” QS. Al-Baqarah [2]: 121 1 Indonesia merupakan Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islām. Namun, melihat kenyataan yang ada di kalangan umat Islām Indonesia yang sebagian besar tidak dapat membaca al-Qur` ān sesuai kaidah tajwīd, atau bahkan ada yang tidak dapat membaca al-Qur` ān atau tulisan huruf Arab sama sekali. Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan oleh UKM BAQI Baca Al- Qur` ān Intensif Universitas Pendidikan Indonesia UPI pada semester ganjil tahun 20122013 menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 1.1 Presentasi Hasil Pretest UKM BAQI UPI Semester Ganjil 20122013 FAKULTAS NILAI TES BACA AL-QUR` ĀN Jumlah TPD 1 TPD 2 TD TT TM FIP 10 124 349 134 44 661 FPIPS 16 141 339 134 43 673 FPBS 35 131 359 171 39 735 D3 Keperawatan 2 5 13 2 - 22 1 Seluruh teks dan terjemah Al- Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add- Ins Al- Qur`ān dan disesuaikan dengan Al-Qur`ān dan Terjemahnya. 2002. Penerjemah: Tim Penerjemah Depag RI. Jakarta: Depag RI. Reka Destiany Endah, 2013 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jumlah 63 401 1060 441 126 2091 Jumlah Keseluruhan Tingkat Kelulusan 1524 567 2091 Persentase Keseluruhan Tingkat Kelulusan 72,9 27,1 100 Keterangan Belum Lulus Tes BAQI Lulus Tes BAQI Sumber: UKM BAQI UPI Berdasarkan tabel presentasi hasil pretes UKM BAQI UPI menunjukkan bahwa 72,9 belum memenuhi kriteria lulus baca al-Qur` ān dan 27,1 telah memenuhi kriteria lulus bacaal-Qur` ān. Kriteria minimal kelulusan tes baca al- Qur` ān menurut UKM BAQI UPI adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Kategorisasi Tingkat Kemampuan Baca Al-Qur` ān UKM BAQI UPI TINGKAT KEMAMPUAN CIRI UTAMA KETERANGAN TPD 1 Tingkat Pra Dasar 1  Tidak Mengenal Huruf Hijāiyah bersyakal mandiri  Bisa baca huruf hijāiyah mandiri, tapi masih tertukar  Bisa baca huruf hijāiyah mandiri Belum Lulus Tes BAQI TPD 2 Tingkat Pra Dasar 2  Bisa membaca huruf hijāiyah sambung  Membacanya lambat atau terbata- bata  Membaca huruf hijāiyah sambung, makhrajnya kurang tepat Belum Lulus Tes BAQI TD Tingkat Dasar  Membaca huruf hijāiyah sambung lancar  Tajwīd praktisnya banyak yang salah Belum Lulus Tes BAQI Reka Destiany Endah, 2013 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TT Tingkat Terampil  Membaca denganlancar  Tajwīd praktisnya relatif benar  Teori tajwīd tidak tahusedikit tahu Lulus Tes BAQI TM Tingkat Mahir  Membaca dengan taḥsīn  Tajwīd praktisnya benar  Menguasai teori tajwīd Lulus Tes BAQI Sumber: UKM BAQI UPI Berdasarkan hasil pretes UKM BAQI UPI, menunjukkan bahwa salah satu yang menjadi bagian penting dalam baca al-Qur` ān yang baik dan benar adalah terletak pada tajw īdnya. Menurut Abdurohim 2007: 3 mengemukakan bahwa: Definisi tajw īd secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu, tajwīdan yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Secara istilah tajw īd ialah ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak huruf ḥ aqqul ḥ arf maupun hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-hak huruf musta ḥ aqqul ḥ arf dipenuhi, yang terdiri atas sifat- sifat huruf, hukum-hukum madd, dan lain sebagainya. Al-Qur` ān merupakan firman Allāh yang agung, yang dijadikan pedoman hidup oleh seluruh kaum Muslimin. Membacanya bernilai ibadah dan mengamalkannya merupakan kewajiban yang diperintahkan dalam agama. Seorang muslim harus mampu membaca ayat-ayat al-Qur` ān dengan baik sesuai dengan ya ng diajarkan oleh Rasulullāh Saw. inilah salah satu tujuan mempelajari ilmu tajw īd. Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam atau di luar kelas dibutuhkan suatu media yang cocok dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sebenarnya tidak ada suatu jenis media yang paling baik untuk semua situasi termasuk materi pembelajaran. Tetapi pada dasarnya semua media itu baik dan bagus, tapi penggunaannya yang disesuaikan dengan materi, waktu yang harus dicapai sehinnga kegiatan belajar berjalan dengan lancar, sukses dan memuaskan. Untuk mendukung proses pembelajaran PAI agar menjadi lebih baik dan tidak membosankan dibutuhkan media yang cocok agar pembelajaran pendidikan agama dapat menyenangkan dan dapat diserap dengan baik oleh siswa. Media Reka Destiany Endah, 2013 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menjadi sarana komunikasi antara guru dan siswa dalam menyampaikan materi- materi ajar kepada siswa dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi dalam pembelajaran. Media merupakan perantara komunikasi dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswa. Hamalik Arsyad, 2011: 15 mengemukakan bahwa: Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Sejalan dengan uraian tersebut, Ramayulis 2010: 203 berpendapat bahwa: Dengan adanya alatmedia maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai alatmedia pengajaran. Dengan tersedianya alatmedia pengajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan ia pakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara murid-muridnya. Bahkan alatmedia pengajaran ini selanjutnya membantu guru “membawa” dunia ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan samar-samar remote sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh murid. Bila alatmedia ini dapat difungsikan secara tepat, maka murid akan banyak terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pengalaman belajar anak dapat ditingkatkan. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa mampu menyerap materi-materi yang telah disampaikan oleh guru dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memanfaatkan seluruh alat inderanya. Semakin banyak alat bantu yang digunakan maka semakin banyak pula rangsangan yang diberikan oleh guru kepada siswa yang bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan menerima dan mengolah informasi menjadi pelajaran yang dapat dimengerti dan dipahami serta dapat dipertahankan dalam ingatan siswa tersebut. Reka Destiany Endah, 2013 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut dikenal dengan nama kerucut pengalaman cone of experienceSadiman, 2008: 8. Gambar 1.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale Media pembelajaran diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap pelajaran dengan baik, sehingga tujuan yang dicita-citakan dalam proses pembelajaran ini dapat berhasil dengan baik. Mengingat pentingnya media dalam suatu proses pembelajaran, peneliti memfokuskan penelitian mengenai efektivitas penggunaan media pembelajaran interaktif flash card untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap hukum tajw īd, dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII delapan di SMP Negeri 51 Bandung pada sub bahasan hukum bacaan madd dan waqaf. Flash card merupakan salah satu media berbasis visual. Dalam pengertian sederhana Arsyad 2011: 119 mengemukakan bahwa: Flash card adalah suatu kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang Sumber: Kerucut Pengalaman Edgar Dale [Photo] n.d.. diakses pada tanggal 4 April 2012 dari: http:1.bp.blogspot.com Reka Destiany Endah, 2013 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berhubungan dengan gambar itu. Flash card biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Karena flash card merupakan media visual sehingga alat indera utama yang digunakan adalah indera penglihatan yang disebut dengan mata yang banyak berkontribusi dalam membantu siswa dalam menangkap pelajaran yang disampaikan.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 61

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Berkemampuan Awal Tinggi Kelas VII SMP Negeri 29 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 62

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 61

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS MATEMATIS SISWA (Kasus: Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 9 58

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 63

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 37

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 10 52

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Trimurjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 3 34

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)

0 6 56