2.2 Mangrove dan Perikanan Nonbudidaya Tangkap
Daerah pertumbuhan mangrove merupakan suatu ekosistem yang spesifik, hal ini disebabkan adanya proses kehidupan biota flora dan fauna yang saling
berkaitan. Suatu hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan linear yang signifikan antara produksi udang dan ukuran mangrove, yang dinyatakan oleh
persamaan y = 5,437 + 0,1128x. Dimana y adalah produksi udang dan x merupakan area mangrove. Hubungan ini mengindikasikan bahwa pengurangan
hutan pasang surut seperti misalnya untuk keperluan industri dan pertanian, akan menyebabkan pengurangan produksi udang tersebut Martosubroto Naamin,
1977. Kemudian Kawaroe et al 2001, menjelaskan bahwa keberadaan
mangrove dengan kondisi yang baik memberikan kontribusi yang besar terhadap keberadaan juvenil ikan. Sehingga menurunnya kualitas dan kuantitas hutan
mangrove dapat mengakibatkan dampak yang sangat mengkhawatirkan, khususnya bagi sumberdaya ikan di kawasan tersebut. Hal ini juga diungkapkan
oleh Purwoko 2005 in Onrizal dan Kusmana 2008, bahwa kerusakan mangrove dapat menyebabkan penurunan volume dan keragaman jenis ikan yang berada
disekitar hutan mangrove. Primavera dan Lebata 1995 menambahkan bahwa lingkungan mangrove
merupakan lingkungan yang cocok bagi udang, hal ini memberikan kenyamanan bagi udang karena pada jenis tertentu seperti Metapenaeus monoceros memiliki
kebiasaan maenggali burrowing. Sedangkan kondisi lingkungan mangrove merupakan lingkungan dengan substrat yang lunak. Beberapa jenis dari
fitoplankton merupakan makanan yang penting bagi beberapa jenis ikan, khususnya udang. Dinoflagellata dan diatom merupakan makanan yang penting
bagi udang, khususnya dari jenis Metapenaeus sp Rathod Kusuma, 2006. Sementara dalam kolam budidaya jenis fitoplankton tersebut dimanfaatkan ikan
bandeng sebagai pakan alaminya Vannucci, 1998. Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat dijelaskan bahwa ekosistem
mangrove merupakan ekosistem peralihan antara darat dan laut yang dikenal memiliki fungsi dan manfaat yang besar Gambar 2. Secara ekologis mangrove
memiliki fungsi yang sangat penting dalam memainkan peranan sebagai mata
rantai makanan di suatu perairan, yang dapat menampung kehidupan berbagai jenis ikan, udang dan moluska Pramudji, 2001. Terkait manfaatnya secara
ekologis, di dalam ekosistem mangrove terdapat adanya aliran energi yang tersusun berupa rantai makanan Gambar 3. Berbeda dengan ekosistem pesisir
lainnya, komponen dasar dari rantai makanan di ekosistem hutan mangrove bukanlah tumbuhan mangrove itu sendiri, melainkan serasah yang berasal dari
tumbuhan mangrove daun, ranting, buah, batang, dan lain sebagainya Bengen, 2001.
Bagian-bagian partikel daun yang kaya akan protein ini akan dirombak oleh koloni-koloni bakteri dan seterusnya akan dimakan oleh ikan-ikan kecil.
Perombakan partikel daun ini akan berlanjut terus sampai menjadi partikel- partikel yang berukuran sangat kecil detritus dan selanjutnya akan dimakan oleh
hewan-hewan pemakan detritus, seperti moluska dan krustecea kecil. Selama perombakan ini substansi organik terlarut yang berasal dari reruntuhan mangrove
sebagian akan dilepas sebagai materi yang berguna bagi fitoplankton dan sebagian lagi akan diabsorbsi oleh partikel sedimen yang menyokong rantai makanan
Soeroyo, 1987. Sementara kesuburan suatu perairan dan potensi sumberdaya hayati umumnya ditentukan oleh besarnya biomasa dan produktifitas fitoplankton
Nontji, 1984 in Zuna, 1998.
Gambar 2. Beberapa manfaat keberadaan mangrove www.wetland.or.id
Gambar 3. Aliran Energi Pada Ekosistem Mangrove Lear and Tunner, 1977 in Soeroyo, 1987
2.3 Mangrove dan Perikanan Budidaya