Di Indonesia pembuatan tambak pada awalnya dimulai di pantai utara jawa, dimana mendorong perusakan mangrove secara besar-besaran. Pembuatan
tambak di sekitar muara sungai dan dataran pantai utara jawa menyebabakan perubahan vegetasi muara secara nyata. Sehingga keberadaan ekosistem
mangrove hanya tersisa pada tempat-tempat yang sangat terisolasi atau ditanam di tepi tambak. Hal ini terjadi pada daerah Indramayu, Brebes, Pekalongan, Demak,
Pati, Rembang, Lamongan, Gresik dan Situbondo Setyawan, 2003. Sejalan dengan hal di atas perlu diupayakan pengelolaan hutan mangrove
yang memperhatikan lingkungan, karena peranan hutan mangrove dalam menunjang kegiatan perikanan sangat nyata. Hutan mangrove memiliki manfaat
yang penting bagi sumberdaya ikan, mangrove sebagai tempat untuk memijah spawning, peremajaan nursery dan mencari makan feeding bagi beberapa
jenis sumberdaya ikan. Sehingga keberadaan dan kelestarian hutan mangrove perlu dijaga agar manfaat yang diberikan dapat dioptimalkan dan terhindar dari
kerusakan yang lebih besar.
1.2 Rumusan Masalah
Mangrove melalui serasah yang dihasilkannya merupakan landasan penting bagi keberadaan sumberdaya ikan di kawasan pesisir. Produksi
sumberdaya ikan pesisir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ikan budidaya dan nonbudidaya. Produksi ikan kawasan pesisir tidak terlepas pengaruh dengan
produktifitas perairan daerah tersebut. Produktifitas yang tinggi tentunya akan menghasilkan produksi yang tinggi pula. Produktifitas perairan dapat dilihat dari
beberapa parameter kondisi lingkungan kualitas perairan, sedangkan keberadaan mangrove diindikasikan dapat mempengaruhi kondisi lingkungan di daerah
tersebut. Secara ilmiah nilai ekologi dari suatu ekosistem mangrove dapat dilihat
dari beberapa komponen, yaitu komponen biotik vegetasi mangrove itu sendiri dan sumberdaya ikan baik budidaya maupun nonbudidaya dan komponen abiotik
kualitas air baik fisika, kimia maupun biologi. Namun keberadaan mangrove saat ini telah banyak mengalami penyusutan dari tahun ke tahun, sehingga akan
mempengaruhi nilai ekologi dari mangove tersebut. Disuatu tempat yang terdapat
mangrove dengan kondisi yang berbeda rapat, sedang dan jarang baik kerapatan maupun penutupannya, diduga akan memiliki nilai atau pengaruh yang berbeda
terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Sehingga pengelolaan terhadap ekosistem mangrove perlu dilakukan agar
manfaat yang diberikan pohon mangrove tersebut dapat terjaga dan diharapkan dapat meningkatkan produtifitas perairan sekitar. Berdasarkan ilustrasi di atas
secara diagramatik rumusan masalah tersebut disajikan pada gambar 1 di bawah ini.
Rapat kualitas air
Budidaya Kondisi Mangrove
Sedang dan Produksi
kesuburan ikan Nonbudidaya
Jarang Gambar 1. Kerangka pemikiran bagaimana mangrove mempengaruhi produksi
ikan di kawasan pesisir
1.3 Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
a. Mengkaji kondisi ekosistem mangrove di Desa Grinting b. Mengkaji produksi ikan kawasan mangrove di Desa Grinting
c. Mengkaji kemungkinan hubungan kondisi mangrove, kondisi lingkungan dan produksi ikan di Desa Grinting
2. TINJAUAN PUSTAKA