Analisis komponen utama Hasil

4.2.4 Analisis komponen utama

Untuk melihat hubungan atau keterkaitan antara keberadaan mangrove terhadap hasil produksi budidaya beserta kondisi lingkungan di dalam tambak dapat digunakan analisis komponen utama Principal Component AnalysisPCA. Dalam melihat hubungan tersebut digunakan sebanyak sembilan variabel, diantaranya adalah produksi budidaya PB, luas mangrove LM, kecerahan, salinitas, suhu, DO, pH, Klorofil-a dan kedalaman. Kualitas air yang digunakan merupakan kondisi lingkungan yang diukur di dalam tambak. Hasil analisis dari PCA dapat menjelaskan kualitas informasi yang dijelaskan oleh dua komponen utama berdasarkan pada nilai eigenvaleu akar ciri, eigenvalue merupakan besarnya keragaman data pada setiap komponen utama. Komponen utama pertama memberikan kontribusi sebesar 55 dalam menjelaskan keragaman data yang diamati dengan nilai eigenvaleu yang diberikan sebesar 4,94. Sedangkan komponen utama kedua memberikan kontribusi sebesar 45 dalam menjelaskan keragaman data yang diamati dan nilai eigenvaleu yang diberikan sebesar 4,06 sehingga kedua komponen tersebut memberikan kontribusi sebesar 100 dari keragaman total, yang berarti bahwa PCA dapat menjelaskan data yang ada hingga 100 Lampiran 7. Gambar 18 menyajikan hubungan antar variabel-variabel yang diuji. Semakin dekat posisi variabel terhadap sumbu kompon en utama dengan sudut ≤ 45 , maka variabel tersebut memiliki korelasi terhadap variabel lainnya yang juga berdekatan dengan sumbu komponen utama yang sama atau sudut yang dibentuk antar variabel ≤ 90 . Sedangkan perbedaan posisi atau koordinat kuadran menggambarkan arah korelasi positif dan negatif. Berdasarkan Gambar 18 tampak bahwa keberadaan mangrove memiliki korelasi yang kuat terhadap hasil budidaya, akan tetapi arahnya berlawanan korelasi negatif. Hal ini berarti apabila kegiatan budidaya meningkat maka akan mengakibatkan tekanan terhadap keberadaan mangrove sehingga mengakibatkan penurunan luas mangrove. Hasil produksi budidaya juga memiliki korelasi negatif terhadap kecerahan dan pH. Dengan meningkatnya kecerahan dan pH maka akan menurunkan produksi dalam tambak. Sedangkan hasil budidaya dan kandungan klorofil-a di dalam tambak menggambarkan korelasi positif. Meningkatnya kandungan klorofil-a yang dapat menggambarkan biomassa fitoplankton dalam tambak, dapat meningkatkan produksi budidaya yaitu sebagai pakan alami. Sementara itu keberadaan vegetasi mangrove dapat memberikan pengaruh terhadap beberapa variabel lingkungan. Matriks korelasi memberikan nilai hubungan antar variabel yang diuji Lampiran 8. Gambar 18. Hasil analisis komponen utama antara kondisi mangrove, kondisi lingkungan di dalam tambak dan produksi ikan budidaya Selain itu, analisis komponen utama juga menggambarkan hubungan antara kondisi mangrove, kondisi lingkungan di luar tambak Kanal dan produksi ikan nonbudidaya. Hasil analisis PCA memberikan kualitas informasi yang didapat dari dua komponen utama berdasarkan nilai eigenvaleu akar ciri. Komponen utama pertama didapat dengan nilai eigenvaleu yang diberikan sebesar 5,57 dan memberikan kontribusi informasi sebesar 62. Sementara komponen utama kedua diperoleh dengan nilai eigenvaleu sebesar 3,43 dengan memberikan kontribusi informasi sebesar 38 sehingga kedua komponen utama tersebut dapat menjelaskan data yang ada sebesar 100 yang berarti PCA dapat memberikan informasi dari data sebesar 100 Lampiran 9. Dari Gambar 19 tampak bahwa keberadaan vegetasi mangrove memiliki hubungan atau korelasi yang sangat kuat terhadap produksi ikan nonbudidaya. Yang berarti bahwa semakin tinggi ukuran mangrove maka makin tinggi pula Biplot on axes 1 and 2 100 Kanal III Kanal II Kanal I PB LM Kecerahan Salinitas suhu DO pH Klorofil-a Kedalaman -3.5 -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 -3 -2 -1 1 2 3 4 -- axe 1 55 -- -- a x e 2 4 5 -- produksi ikan nonbudidaya. Selain itu terlihat adanya hubungan antara produksi ikan nonbudidaya, kandungan oksigen terlarut DO dan klorofil-a. Tingginya produksi ikan nonbudidaya dapat dipengaruhi oleh kandungan DO dan klorofil-a dalam perairan. Karena kedua parameter tersebut dapat menggambarkam kesuburan atau produktifitas suatu perairan. Sementara kandungan DO dan klorofil-a dalam perairan dapat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara yang berasal dari dekomposisi serasah yang dihasilkan pohon mangrove di daerah tersebut. Maka keberadaan mangrove dapat mempengaruhi kondisi lingkungan sekitarnya, matriks korelasi menggambarkan nilai hubungan antar variabel yang disajikan pada Lampiran 9. Gambar 19. Hasil analisis komponen utama antara kondisi mangrove, kondisi lingkungan di luar tambak dan produksi ikan nonbudidaya

4.2.5 Hubungan mangrove terhadap produksi ikan budidaya dan