Oksigen Terlarut DO Klorofil-a

2.4.5 Oksigen Terlarut DO

Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar oksigen yang terlarut dalam perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer Effendi, 2003. Sumber oksigen di perairan dapat berasal dari difusi udara dan fotosintesis fitoplankton. Oksigen merupakan salah satu unsur yang penting di perairan alami yaitu sebagai pengatur proses-proses metabolisme serta sebagai indikator kualitas perairan. Selain itu kandungan oksigen terlarut di perairan dapat memberikan petunjuk tentang tingginya produktivitas primer suatu perairan Nielsen,1979 in Nur, 2002. Sementara fungsi oksigen di dalam tambak selain untuk pernafasan organisme juga untuk mengoksidasi bahan organik yang ada di dasar tambak Buwono, 1992. Terdapat suatu hubungan antara kadar oksigen dengan suhu, dimana semakin tinggi suhu maka kelarutan oksigen semakin berkurang. Peningkatan suhu sebesar 1 C akan meningkatkan konsumsi oksigen sebesar 10. Hampir semua organism akuatik menyukai kondisi dengan kelarutan oksigen 5 mgliter Effendi, 2003.

2.4.6 Klorofil-a

Klorofil-a adalah suatu pigmen aktif dalam sel tumbuhan fitoplankton yang mempunyai peran penting dalam berlangsungnya proses fotosintesis di perairan Prezelin, 1981 in Sediadi Edward, 2000. Klorofil-a merupakan pigmen yang paling umum terdapat pada fitoplankton sehingga konsentrasi fitoplankon sering dinyatakan dalam konsentrasi klorofil-a. Semakin tinggi kandungan klorofil-a dalam perairan mengindikasikan bahwa semakin besar pula biomassa fitoplankton dalam perairan tersebut. Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Faktor fisika-kimia air dan tipe komunitas perairan merupakan faktor yang sangat menentukan. Cahaya matahari dan suhu merupakan kebutuhan fisiologis untuk pertumbuhan dan reproduksi, sedangkan sejumlah unsur hara dan bahan organik tertentu berperan terhadap kelimpahan fitoplankton Goldman dan Horne, 1983 in Nur, 2002. Keberadaan fitoplankton dalam perairan berhubungan erat terhadap keberadaan organisme perairan lainnya. Dalam budidaya komoditi bandeng pada saat larva memakan fitoplankton dari jenis diatom dan pada saat juvenil yang berukuran kurang lebih 20-200 mm cenderung memakan fitoplankton dari jenis dinoflagellata dan diatom Vannucci, 1998. Sementara golongan fitoplankton dari jenis dinoflagellata dan diatom tersebut juga merupakan pakan alami yang penting dari sumberdaya ikan lainnya, termasuk udang dan khususnya dari jenis Metapenaeus sp Rathod Kusuma, 2006.

3. METODE PENELITIAN