bambu Ampel, Betung, Tali untuk lapisan face, core dan back dengan panjang strand 7 cm menghasilkan OSB dengan kualitas terbaik yaitu BAB Betung-
Ampel-Betung, ABA Ampel-Betung-Ampel dan BBB Betung-Betung-Betung yang memenuhi standar JIS 5908: 2003.
Dalam upaya peningkatan efisiensi penggunaan bahan struktural, teknologi dan rekayasa dalam bidang perkayuan sangatlah diperlukan. Dalam
bidang struktural sifat mekanis atau kekuatan kayu merupakan faktor penting karena kayu akan digunakan menahan beban dengan aman dalam jangka waktu
yang telah ditentukan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilahan dalam rangka mengetahui kemampuan dalam menahan beban.
Kegiatan penaksiranpengevaluasian kekuatan dan kekakuan kayu terdapat dua macam pengujian yaitu: metode destruktif dan metode non destruktif
Nondestructive EvaluationNDE. Metode destruktif dapat menaksir kekuatan kayu secara objektif dan tepat dimana pengujian dilakukan merusak kayu, dikenal
dengan pengujian statis sedangkan metode non destruktif adalah metode yang dikembangkan dengan tanpa merusak kayu, dikenal dengan istilah pengujian
dinamis. Teknologi non destruktif lebih kuantitatif dapat digunakan tidak hanya untuk menemukan cacat, namun juga mengukur karakteristik cacatnya seperti
ukuran, bentuk dan orientasinya. Salah satu teknik non destruktif yang telah berkembang secara intensif adalah metode berbasis gelombang bunyi Ross et al.,
1998. Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh sifat – sifat OSB berdasarkan
perbedaan panjang strand dan kombinasi campuran bambu. Untuk itu perlu diteliti OSB dengan berbagai panjang strand yang lain yaitu 7 cm, 10 cm dan 13
cm dan akan dikombinasikan dengan campuran dari beberapa jenis bambu yang berbeda dengan metode pengujian destruktif dan non destruktif.
B. Tujuan
Untuk mengevaluasi sifat fisis dan mekanis OSB dari campuran beberapa jenis bambu pada berbagai panjang strand dengan metode pengujian destruktif
dan non destruktif.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu acuan dalam pengembangan produk komposit yang memanfaatkan hasil hutan bukan kayu
khususnya bambu sebagai bahan baku struktural.
D. Hipotesa
Panjang dan kombinasi strand dari 3 jenis bambu memberikan perbedaan sifat fisis dan mekanis OSB yang dihasilkan dengan metode pengujian destruktif
dan non destruktif.
5
TINJAUAN PUSTAKA A.
Oriented Strand Board OSB
Oriented Strand Board OSB merupakan produk panel kayu struktural yang diproduksi dari partikel yang berbentuk strand dan perekat thermosetting
tahan air water proof dan dibentuk lapik mats dengan arah serat masing- masing strand diatur sedemikian rupa dimana arah serat lapisan permukaan tegak
lurus terhadap arah serat lapisan inti sehingga memiliki kekuatan dan karakteristik seperti kayu lapis APA, 2000. Menurut Structural Board Association SBA
2004b, OSB adalah panel struktural yang cocok untuk konstruksi. Lembaran panelnya terbuat dari sayatan strand dari kayu maupun bahan berlignoselulosa
lainnya dan diikat dengan perekat tipe eksterior melalui proses pengempaan panas. Kekuatan OSB berasal dari strand yang diorientasikan pada lembaran.
OSB dan pendahulunya wafer board telah dikembangkan sejak tahun 1960-an. Pada awalnya OSB dan wafer board diaplikasikan sebagai pelapis
struktural pada bagian permukaan luar rangka sebelum ditempel di dinding, atap ataupun lantai pada bangunan rumah. Selanjutnya diaplikasikan sebagai elemen
bangunan yang memberikan kekuatan geser terhadap beban angin dan gempaSBA ,2004a.
OSB didesain sebagai panel struktural yang menggantikan bahan pelapis seperti kayu lapis. Di masa depan aplikasi OSB akan menjadi global karena dapat
memiliki bentang yang lebar, tebal dan kestabilan dimensi yang tinggi pula. Dengan demikian, OSB dapat digunakan secara luas untuk konstruksi perumahan
dan bangunan komersial APA, 2006. OSB memiliki tujuan untuk kekuatan, keawetan dan merupakan pilihan ekonomis yang ramah lingkungan, karena itu
variasi aplikasi penggunaan bisa sangat luas seperti untuk dinding, panel atap, sub-lantai, pelapis lantai, lantai, penyekat, lantai I-joist dan sisi-sisi papan SBA,
2005a. Spesifikasi sifat fisis dan mekanis dari OSB menurut standar CSA 0437.0 Grade O-1 dan Grade O-2 tentang papan partikel disajikan dalam Tabel 1.
6
Tabel 1. Standar Nilai Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel Sifat Papan
CSA 0437.0 Grade O-1
CSA 0437.0 Grade O-2
Sifat Fisis 1.
Kerapatan grcm
3
2. Kadar Air
3. Pengembangan Tebal
4. Daya serap Air
Sifat Mekanis 1.
MOE serat Kgfcm
2
2. MOE ┴ serat Kgfcm
2
3. MOR serat Kgfcm
2
4. MOR ┴ serat Kgfcm
2
5. Internal Bond Kgfcm
2
- -
15 -
45.886 13.256
234 96
3,45 -
- 15
- 56.084
15.295 295
126 3,52
Sumber: Struktural Board Asociation 2005b Beberapa penelitian OSB bambu terdahulu tersaji pada Tabel 2. Pada
penelitian OSB bambu yang dilakukan oleh Parubak 2009 menggunakan adalah Andong, Betung dan bambu Tali dengan panjang strand 6 – 7 cm berperekat
Isosianat-UF dan Isosianat-MF yang menghasilkan OSB dengan kualitas terbaik yaitu OSB Betung dengan perekat Isosianat-MF Tabel 2. Penelitian lain
Abbaker 2010 menggunakan kombinasi dari 3 jenis bambu Ampel, Betung, Tali untuk lapisan face, core dan back menghasilkan OSB kualitas terbaik yaitu
kombinasi dari BAB Betung-Ampel-Betung, ABA Ampel-Betung-Ampel dan BBBBetung-Betung-Betung Tabel 2.
Tabel 2. Sifat Fisis dan Mekanis OSB Hasil Penelitian Terdahulu
Keterangan: Iso-UF = Isosianat-Urea Formaldehid
BBB = Betung-Betung-Betung Iso5 = Isosianat dengan kadar 5
Iso-MF = Isosianat-Melamin Formaldehid BTB = Betung-Tali-Betung
AAA = Ampel-Ampel-Ampel TAT =Tali-Ampel-Tali
ABA = Ampel-Betung-Ampel TBT= Tali-Betung-Tali
ATA = Ampel-Tali-Ampel TTT = Tali-Tali-Tali
BAB = Betung-Ampel-Betung Iso7 = Isosianat dengan kadar 7
Bahan Baku
Variabel Perlakuan
Sifat Fisis Sifat Mekanis
Keterangan Kr
grcm
3
KA PT
2 jam PT
24 jam DSA
2 jam DSA 24
jam MOE
x 10
3
kgfcm
2
MOE ⊥
x 10
3
kgfcm
2
MOR kgfcm
2
MOR ⊥
kgfcm
2
IB kgfcm
2
Parubak 2009
Betung Iso-UF
0,81 5,67
1,32 4,3
4,44 24
66,9 103
645 165
5,48 Iso-MF
0,84 5,47
2,35 4,8
8,69 21,6
40 116
726 395
6,73 Andong
Iso-UF 0,81
5,93 3,86
8,01 6,6
25,2 54,7
145 920
458 7,1
Iso-MF 0,82
5,85 3,45
8,36 6,05
23 46,1
156 591
426 6,42
Tali Iso-UF
0,77 7,15
2,04 8,55
5,58 20,1
49,1 146
899 133
4,52 Iso-MF
0,81 6,56
1,88 6,36
6,49 19,8
36,3 161
644 366
4,9 Sahroni
2010 Betung
5cm 0,7
5,5 4,7
13,43 16
48 81
20 579
261 5,41
6cm 0,7
5,8 6,3
15,16 14
46 83
31 592
383 7,01
7cm 0,7
5,4 3,6
9,5 14
48 91
35 538
417 7,28
Betung Ampel
Tali AAA
0,7 7,5
12 20
16 29
68 24
420 290
2,5 Abbaker
2010 ABA
0,7 5,2
7,5 14
19 42
80 20
740 270
3,5 ATA
0,7 6,5
13 19
18 41
76 24
660 320
3,6 BAB
0,7 6,6
8,0 17
15 40
104 26
610 310
3,3 BBB
0,8 4,7
6,0 15
11 35
96 25
730 325
3,9 BTB
0,7 5,8
7,0 18
17 32
68 25
620 375
3,0 TAT
0,7 5,3
8,5 21
17 42
64 23
540 260
3,2 TBT
0.7 7,0
9,5 22
22 48
62 18
430 210
1,8 TTT
0,7 6,3
10 23
13 30
68 25
620 330
4,2 Manii
Iso5 0,56
7,96 6,26
21,30 12,98
45,53 34,05
12,56 365,11
167,8 5,53
Wijaya 2011 Iso7
0,53 8,29
4,88 13,01
11,05 41,14
49,77 12,92
388,47 175,8
5,62 Akasia
Iso5 0,5
8,65 2,71
9,20 6,53
33,09 36,09
9,11 265,26
100,4 6,54
Iso7 0,54
8,05 1,46
6,34 6,25
28,27 40,70
13,35 273,4
118,5 6,53
Campuran Iso5
0,49 8,56
5,23 18,86
12,39 52,02
30,21 7,92
240,83 101,2
4,68 Iso7
0,54 8,12
6 14,56
9,15 32,46
36,65 9,09
251,08 124,3
4,20
7
B. Faktor–faktor yang Menentukan Kualitas OSB