Salinitas Oksigen terlarut Hasil 1. Komposisi fitoplankton

Suh u °C 22 Berdasarkan hasil pengamatan, suhu terendah terdapat pada stasiun di perairan bagian offshore. Rendahnya suhu ini dikarenakan waktu pengukuran yang berbeda- beda, sedangkan pada bagian nearshore pengukuran dilakukan pada waktu yang sama. Kinne 1970 menyatakan bahwa kisaran suhu untuk pertumbuhan fitoplankton secara optimal berbeda-beda tiap jenis atau spesies, namun rata-rata berkisar antara 20-30 °C. 31 30 29 28 27 26 25 31 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B 29 28 27 26 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Stasiun Gambar 8. Nilai suhu di perairan offshore A dan nearshore B

4.1.4. Salinitas

Salinitas yang tercatat berkisar antara 33-35 PSU di perairan bagian offshore, sedangkan di bagian nearshore nilai salinitasnya yaitu 30 PSU Gambar 9. Kadar salinitas yang diperoleh di perairan bagian nearshore lebih rendah dan cenderung seragam karena daerahnya yang dekat daratan dibandingkan dengan di perairan offshore yang cenderung bervariasi karena letaknya di perairan terbuka. Kadar salinitas yang diperoleh di perairan bagian nearshore lebih rendah dan cenderung Salin it as PS U 23 seragam. Hal ini dikarenakan di perairan ini banyak mendapat masukan massa air dari muara-muara sungai di sekitarnya. Perbedaan kadar salinitas terjadi karena adanya perbedaan dalam penguapan dan presipitasi. Milero and Sohn 1952 menyatakan bahwa fitoplankton laut dapat berkembang pada salinitas di atas 15 PSU dan optimum pada salinitas 35 PSU. 40 35 30 25 20 15 10 40 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B 30 25 20 15 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Stasiun Gambar 9. Kadar salinitas di perairan offshore A dan nearshore B

4.1.5. Oksigen terlarut

Oksigen terlarut dalam perairan dibutuhkan oleh semua biota untuk proses metabolisme tubuhnya. Hasil pengukuran oksigen terlarut di perairan Selat Bali bagian offshore berkisar antara 5,61-6,61 mgl, dan untuk di bagian nearshore memiliki nilai kandungan oksigen yang berkisar antara 7,1-8,2 mgl Gambar 10. Kandungan oksigen di perairan bagian nearshore lebih tinggi dibandingkan dengan di perairan offshore. Hal ini sesuai dengan tingginya kelimpahan fitoplankton di perairan bagian nearshore. Untuk bagian offshore, nilai kandungan oksigen terlarut Oks igen ter la ru tmg l 24 lebih tinggi pada bagian permukaan karena pada umumnya kandungan oksigen menurun dengan bertambahnya kedalaman, sesuai dengan pernyataan Sverdrup et al. 1946 bahwa konsentrasi oksigen terlarut relatif lebih tinggi di lapisan permukaan karena adanya penambahan oksigen melalui proses fotosintesis dan difusi udara. 8,0 7,5 7,0 6,5 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0 8,5 8,0 7,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B 7,0 6,5 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Stasiun Gambar 10. Oksigen terlarut di perairan offshore A dan nearshore B

4.1.6. Kekeruhan