4
disebut juga sebagai dasar dari jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem perairan. Fitoplankton sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil akan
melakukan fotosintesis. Melalui proses ini, air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari serta nutrien akan menghasilkan senyawa organik Raymont 1984;
Nybakken 2005. Kelimpahan fitoplankton di perairan juga dapat menggambarkan kondisi lingkungan perairan termasuk kesuburan Venrick 1982. Menurut studi
yang dilakukan oleh Primakov and Nikolaenko 2001, menyatakan bahwa plankton merespon setiap perubahan yang terjadi di lingkungannya, terutama perubahan
bahan organik. Kategori plankton berdasarkan ukuran sel umumnya terbagi menjadi empat
kelompok, yaitu ultraplankton 5 µm, nanoplankton 5-70 µm, mikrofitoplankton 70-100 µm, dan makrofitoplankton 100 µm.
Sebagian besar fitoplankton merupakan ultraplankton dan nanoplankton Kennish 1990.
Bentuk dari fitoplankton bervariasi sesuai dengan strategi mempertahankan daya apung
tubuhnya di kolom perairan. Bentuk fitoplankton yang umum ditemukan adalah bentuk jarum, benang, bola, dan cakram Nybakken 2005.
Fitoplankton sebagai produsen utama di laut terdiri dari diatom kelas Bacillariophyceae, dinoflagellata kelas Dinophyceae, coccolithopores kelas
Prymnesiophyceae, silikoflagellata kelas Chrysophyceaea, dan alga hijau biru kelas Cyanophyceae.
Fitoplankton yang umum terdapat di laut biasanya berukuran besar dan terdiri dari dua kelompok yang mendominasi yaitu diatom dan
dinoflagelata.
2.2.1. Kelas Bacillariophyceae Diatom
Diatom merupakan kelompok terbesar fitoplankton di lautan yang berperan dalam produktivitas primer Kennish 1990. Umumnya diatom berukuran 5 µm–2
mm. Karakteristik utamanya adalah dinding sel yang mengandung silikat. Sel-sel diatom memiliki bentuk yang bervariasi antar spesies dan memiliki ukuran
bervariasi di dalam satu spesies Grahame 1987; Nontji 2008. Apabila Diatom mati, maka cangkangnya akan tetap utuh dan mengendap menjadi sedimen. Pada
umumnya Diatom berupa sel tunggal, tetapi ada beberapa yang hidup berkoloni. Diatom terdapat di semua bagian lautan, tetapi melimpah di daerah permukaan
dan lintang tinggi, karena terdapat air dingin yang penuh nutrien apabila terjadi
5
upwelling terutama saat musim timur April-Oktober.
Menurut Odum 1971, Diatom cenderung mendominasi fitoplankton di perairan dingin, sedangkan
Dinoflagellata lebih banyak di perairan subtropis dan tropis. Jika Diatom melimpah di daerah dekat pantai, maka pada daerah oceanik keberadaan Diatom akan
digantikan oleh Dinoflagellata. Namun keadaan seperti ini tidak berlaku untuk
perairan pantai di daerah tropis Raymont 1984. Distribusi plankton diatom
bervariasi secara temporal dan spasial, yang banyak ditentukan oleh faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Sebaran horizontal misalnya banyak ditentukan oleh faktor suhu, salinitas, dan arus Nontji 2008. Contoh dari Diatom
ialah Coscinodiscus, Chaetoceros, Eucampia, dan Rhizosolenia.
2.2.2. Kelas Dinophyceae Dinoflagellata
Dinoflagellata merupakan kelompok terbesar di perairan laut, setelah Diatom. Ciri khas dari kelas ini adalah bersel tunggal, berwarna coklat muda mempunyai
sepasang flagella yang digunakan sebagai alat gerak dalam air dan tidak memiliki cangkang
luar Nybakken
2005. Menurut
Kennish 1990,
umumnya Dinoflagellata berukuran 5 sampai lebih 200 µm. Genera Dinoflagellata yang sering
ditemui di perairan antara lain Ceratium, Peridinium, dan Dinophysis. Beberapa Dinoflagellata memiliki bioluminescent, berkilau di perairan pada malam hari.
2.2.3. Kelas Cyanophyceae