Nitrat Fosfat TINJAUAN PUSTAKA

9 2 Adanya pengadukan air di laut dangkal sehingga memungkinkan zat hara di dekat dasar terangkat kembali ke perairan. Nybakken 2005 juga menjelaskan mengenai sumber nutrien di perairan. Keberadaan nutrien dalam perairan dapat juga berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai, maupun melalui proses kenaikan massa air. Senyawa nitrat dan fosfat merupakan nutrien yang dapat dijadikan sebagai petunjuk kesuburan perairan dan dibutuhkan organisme fitoplankton dalam pertumbuhan dan perkembangan hidupnya. Oleh karena itu, kedua unsur ini merupakan faktor pembatas bagi produktivitas fitoplankton Hecky dan Kilham 1988. Pada perairan laut biasanya yang menjadi faktor pembatas adalah nitrat, sedangkan untuk perairan tawar sampai estuari fosfatlah yang menjadi faktor pembatasnya Gao and Song 2005.

a. Nitrat

Senyawa nitrogen di perairan terdapat dalam tiga bentuk utama yang berada dalam keseimbangan yaitu amonia, nitrat, dan nitrit. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh kandungan oksigen. Pada saat kadar oksigen rendah, keseimbangan akan bergerak menuju amonia, sedangkan saat kadar oksigen tinggi keseimbangan akan bergerak ke nitrat. Oleh karena itu, nitrat merupakan hasil akhir dari oksidasi nitrogen dalam air Grasshof et al. 1983. Nitrat juga merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan fitoplankton dan algae. Pemanfaatan nitrat oleh fitoplankton berlangsung saat proses fotosintesis dan bergantung pada intensitas matahari. Grasshof et al. 1983 juga menyatakan jika penetrasi cahaya matahari cukup, tingkat pemanfaatan nitrat oleh produsen primer biasanya lebih cepat daripada transpor nitrat ke lapisan permukaan. Oleh karena itu, konsentrasi nitrat di hampir semua perairan pada lapisan permukaan mendekati nol. Kadar nitrat akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman. Pada distribusi horizontal kadar nitrat akan semakin tinggi ditemukan di perairan muara atau mulut sungai Hutagalung 1997 in Puspitasari 2003; Ilyash and Matorin 2007.

b. Fosfat

Fosfat yang terkandung di laut berada dalam bentuk terlarut maupun tersuspensi. Fosfat terlarut berasal dari penguraian tumbuhan dan hewan oleh 10 bakteri dan erosi batuan Nontji 2007. Menurut Sidjabat 1973 in Hermana 2007 konsentrasi fosfat di perairan dipengaruhi oleh faktor lintang, musim, dan aktivitas plankton. Fosfat merupakan salah satu senyawa nutrien yang penting. Hecky dan Kilham 1988 menjelaskan bahwa kadar fosfat akan semakin meningkat dengan masuknya limbah domestik dari daratan. Kandungan fosfat akan semakin meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Kisaran kandungan fosfat di lapisan permukaan sekitar 0,2 µg-at Pl. Fitoplankton dapat tumbuh dengan baik pada konsentrasi fosfat antara 0,01-0,1 ppm. Apabila konsentrasi fosfat di atas 0,1 ppm, umumnya pertumbuhan fitoplankton menurun. 11

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2011 dengan menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya VIII milik Pusat Penelitian Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia P2O-LIPI, mengikuti salah satu kegiatan Penggelaran Kabel Telekomunikasi Bawah Laut di perairan Selat Bali. Pengambilan contoh fitoplankton dan parameter kualitas air dilakukan satu kali pada lokasi yang telah ditentukan Gambar 2 dan Lampiran 1. Lokasi pengambilan contoh dibagi menjadi dua bagian, yaitu perairan dekat pantai nearshore dan perairan laut terbuka offshore. Analisis contoh dilakukan di Laboratorium Biologi Mikro 1 dan Laboratorium Fisika-Kimia Perairan, Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK, IPB. Legenda : Titik pengambilan contoh bagian offshore Titik pengambilan contoh bagian nearshore Gambar 2. Lokasi penelitian di perairan Selat Bali

3.2. Alat dan Bahan

Parameter utama yang diukur dalam penelitian ini adalah fitoplankton. Parameter pendukung yang berpengaruh terhadap parameter utama juga turut