Distribusi Fitoplankton Bagi Pengelolaan Sumberdaya Perairan di Selat Bali

33 ini menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton di perairan erat kaitannya dengan kekeruhan. Fitoplankton merupakan organisme autotrof yang dapat menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik melalui proses fotosintesis dengan bantuan cahaya. Intensitas cahaya di perairan dipengaruhi oleh kekeruhan, dengan nilai kekeruhan yang kecil intensitas cahaya akan masuk ke perairan dan akan mencukupi kebutuhan fitoplankton untuk melakukan fotosintesis. Dengan kata lain, semakin kecil nilai kekeruhan di perairan, kelimpahan fitoplankton akan semakin tinggi. Selain nilai korelasi, keeratan hubungan anatara kedua parameter dapat dilihat dari nilai P-Value yang kecil 0,05. Berdasarkan hasil pengamatan, yang memiliki hubungan yang erat dan cukup signifikan secara statistik adalah korelasi antara fitoplankton dengan kekeruhan pada stasiun nearshore kelompok 2. Hubungan antara kelimpahan fitoplankton dengan nitrat-nitrogen pada stasiun nearshore baik kelompok 1 dan 2 menghasilkan nilai korelasi positif, yang artinya semakin tinggi nilai nitrat-nitrogen maka kelimpahan fitoplankton juga akan meningkat Lampiran 8. Berdasarkan nilai r dan nilai P-value pada kelompok 1 maupun 2 menunjukan bahwa ada korelasi antara fitoplankton dengan nitrat- nitrogen cukup erat.

4.3. Distribusi Fitoplankton Bagi Pengelolaan Sumberdaya Perairan di Selat Bali

Keberadaan fitoplankton dalam suatu perairan laut sangat penting bagi organisme laut lainnya, antara lain zooplankton dan ikan. Beberapa jenis ikan adalah pemakan plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton. Fitoplankton merupakan sumber makanan utama dalam sistem rantai makanan. Melalui kelimpahan fitoplankton juga dapat dilakukan penghitungan produktivitas perairan sehingga dapat diketahui tingkat kesuburan dari perairan tersebut. Perairan Selat Bali merupakan salah satu perairan yang subur dengan kandungan nutrien yang tinggi dan kelimpahan fitoplankton yang melimpah. Karena kesuburannya tersebut, perairan Selat Bali juga kaya akan potensi perikanan khususnya ikan ekonomis penting. Salah satu jenis ikan ekonomis penting di Selat Bali adalah ikan lemuru Sardinella lemuru yang mendominasi hasil tangkapan nelayan sebesar 80 Hartoyo et al. 1998. Ikan Lemuru merupakan ikan pemakan fitoplankton terutama dari kelas Bacillariophyceae seperti Coscinodiscus sp., Pleurosigma sp., dan 34 Nitzschia sp. Pradini et al. 2001 dan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan dan komposisi jenis fitoplankton yang tertinggi di Selat Bali ini adalah dari kelas Bacillariophyceae. Melalui distribusi fitoplankton baik komposisi maupun kelimpahannya di suatu perairan laut, dapat diketahui daerah-daerah yang berpotensi untuk menjadi daerah penangkapan ikan ekonomis penting tersebut. 35

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Fitoplankton di perairan Selat Bali secara umum terdiri dari tiga kelas, yaitu Bacillariophyceae, Dinophyceae, dan Cyanophyceae. Komposisi jenis dan kelimpahan tertinggi adalah dari kelas Bacillariophyceae. Pola distribusi fitoplankton di perairan Selat Bali berdasarkan Indeks Morisita adalah berkelompok. Sebaran fitoplankton berdasarkan komposisi jenis dan kelimpahan antar stasiun tidak sama walaupun letak stasiun berdekatan. Jumlah jenis dari fitoplankton di bagian offshore lebih tinggi dibandingkan dengan bagian nearshore, tetapi untuk kelimpahan, fitoplankton di perairan bagian nearshore secara umum lebih tinggi dan seragam.

5.2. Saran

Untuk pengelolaan perikanan di selat Bali, sebaiknya hasil penelitian ini dapat didukung dengan informasi lain misalnya data-data hasil tangkapan ikan plankton feeder di Perairan Selat Bali. Dengan demikian, informasi mengenai distribusi fitoplankton dapat dijadikan acuan untuk mengetahui daerah-daerah penangkapan ikan ekonomis penting. .