15
I
BC n
i n
i
X
i
Y
i
X
i
Y
i
Keterangan: I
BC
= Indeks Kesamaan Bray-Curtis X
i
– Y
i
= Nilai Kelimpahan genus i pada stasiun yang berbeda n
= Jumlah genus yang dibandingkan Pengelompokan data dilakukan dengan mencari nilai indeks Kesamaan antar
stasiun yang selanjutnya disusun dalam sebuah matriks yang disebut dengan Matriks Similaritas Bray-Curtis.
Nilai indeks kesamaan antar stasiun kemudian disajikan dalam bentuk dendrogram, garis similaritas yang digambar terlebih dahulu
adalah stasiun-stasiun dengan nilai indeks kesamaan yang paling tinggi dan dilanjutkan sampai dengan stasiun dengan nilai indeks kesamaan paling rendah.
Setelah semua stasiun diplotkan akan terbentuk sebuah kelompok besar yang terdiri dari kelompok kecil dengan tingkat similaritas yang berbeda.
Hasil pengelompokan yang digambarkan dalam dendrogram digunakan untuk melihat kesamaan antar stasiun pengamatan berdasarkan kelimpahan fitoplankton.
Nilai pengamatan yang mendekati 100 memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dan nilai yang mendekati 0 berarti memiliki nilai yang lebih rendah.
3.4.3. Regresi linear sederhana dan korelasi
Pada penelitian ini akan dilakukan pendugaan terhadap hubungan antara kelimpahan fitoplankton dipengaruhi oleh kekeruhan dan kelimpahan fitoplankton
dipengaruhi oleh nitrat-nitrogen. Model dugaan regresi dinyatakan sebagi berikut Walpole 1993.
y a bx Keterangan :
= Nilai dugaan yang dihasilkan garis regresi = Intersep atau perpotongan dengan sumbu tegak
b = Kemiringangradien
Analisis korelasi digunakan untuk mengukur hubungan antara parameter kualitas air dengan kelimpahan fitoplankton, melalui sebuah bilangan yang disebut
Koefisien Korelasi r. Untuk korelasi yang paling banyak digunakan adalah
Koefisien Korelasi Pearson. Perhitungan uji statistik ini dilakukan dengan
menggunakan software Minitab versi 15.0. Koefisien korelasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
n
ni
X
i i
X
i i
X
i i
Y
i i
Y
i
16
r
n
ni
X
i
Y
i n
n n
² n
ni
Y
i n
²
Keterangan : r
= Koefisien korelasi x
= Parameter kualitas air nitrat-nitrogen; kekeruhan y
= Kelimpahan total fitoplankton n
= Jumlah stasiun i
= Stasiun ke-1,2,3,...,n Dari persamaan tersebut, akan didapat nilai r sebagai berikut. Jika r mendekati
atau sama dengan 1, maka korelasi positif antara kedua variabel. Jika r mendekati atau sama dengan -1, maka korelasi negatif antara kedua variabel. Hipotesis untuk
membandingkan antar variabel dengan pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas tingkat signifikan pada selang kepercayaan 95
H : r = 0
H
1
: r ≠ 0, dengan r adalah hubungan antara dua variabel.
Pengukuran kuantitatif lain dalam koefisien korelasi Pearson di antara dua variabel adalah P-Value. P-Value digunakan sebagai nilai hipotesis.
Hubungan antar variabel dapat diterima atau ditolak terhadap hipotesis yang diberikan, jika
nilai P-Value semakin kecil 0,05 maka menolak hipotesis tolak H .
17
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 4.1.1. Komposisi fitoplankton
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa komposisi fitoplankton berdasarkan jumlah jenis di perairan Selat Bali terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas
Bacillariophyceae, Dynophyceae, dan Cyanophyceae. Pada bagian offshore bagian selatan Selat Bali terdiri dari kelas Bacillariophyceae 23 genera, kelas
Dinophyceae 3 genera, dan Cyanophyceae satu genus. Untuk bagian nearshore terdiri dari tiga kelas dengan jumlah genera yang berbeda yaitu kelas
Bacillariophyceae 11 genera, kelas Dinophyceae 3 genera, dan Cyanophyceae satu genus Tabel 2 dan Gambar 3. Fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae
Diatom merupakan kelas yang paling banyak ditemukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nontji 2007 bahwa umumnya fitoplankton yang terdapat di perairan
laut adalah dari jenis diatom Bacillariophyceae, diikuti dengan dinoflagellata Dinophyceae dan alga biru Cyanophyceae.
Tabel 2. Jumlah dan komposisi jenis fitoplankton
Perairan Jumlah Genus dan komposisi
Bacillariophyceae Dinophyceae
Cyanophyceae
Bagian offshore 23 85,2
3 11,1 1 3,7
Bagian nearshore 11 73,3
3 20 1 6,7
Gambar 3 memperlihatkan komposisi fitoplankton berdasarkan jumlah jenis dengan N merupakan total jumlah jenis yang ditemukan di setiap lokasi. Dari kedua
lokasi tersebut, fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae selalu lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan kedua kelas lainnya yaitu Dinophyceae dan
Cyanophyceae. Berdasarkan Gambar 4 diperoleh bahwa berdasarkan kelimpahan, komposisi
fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae mendominasi dengan persentase lebih dari 70.
Kelimpahan tertinggi dari kelas Bacillariophyceae terdapat pada perairan nearshore
dengan persentase 82,25.