I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang sangat potensial untuk pertanian, jika dilihat dari kondisi biofisik lahan, dari 188,2 juta ha total daratan Indonesia, maka lahan
yang sesuai untuk pertanian adalah seluas 100,7 juta ha, yaitu 24,5 juta ha sesuai untuk lahan basah sawah, 25,3 juta ha sesuai untuk lahan kering tanaman
semusim, dan 50,9 juta ha sesuai untuk lahan kering tanaman tahunan. Sedangkan
total luas yang sudah digunakan untuk pertanian lahan kering adalah 54 juta ha Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011.
Di dalam potensi yang besar itu terdapat sebuah kendala. Departemen kehutanan dan perkebunan 2000 menunjukkan bahwa hasil inventarisasi lahan
kritis pada kawasan lahan budidaya pertanian pada 25 Provinsi di Indonesia mencapai angka 22 juta ha. Jumlah lahan kritis ini kemungkinan akan terus
bertambah dari waktu ke waktu. Menurut Notohadiprawiro 2006 dan Subagyo et al.
2004, salah satu jenis tanah lahan kering yang bermasalah dan memiliki kendala berat untuk pertumbuhan tanaman adalah Podsolik Merah Kuning, akan
tetapi tanah ini memiliki potensi karena luasnya mencakup 25-27 total daratan Indonesia. Upaya konservasi tanah dan air sangat diperlukan untuk mencegah dan
memperbaiki kerusakan tanah. Salah satu upaya konservasi tanah dan air adalah penggunaan bahan kimia baik berupa senyawa sintetik maupun berupa bahan
alami yang telah diolah, dalam jumlah yang relatif sedikit, untuk meningkatkan stabilitas agregat tanah dan mencegah erosi Arsyad, 2006.
Menjelang tahun 1950an telah dikembangkan beberapa bahan kimia yang dipergunakan untuk pembentukan struktur tanah yang stabil. Bahan pembenah
tanah tersebut secara umum disebut Soil Conditioner. Salah satu usaha yang pertama dalam penggunaan senyawa kimia dilakukan oleh Van Bavel dalam tahun
1950, yang menyatakan bahwa senyawa organik tertentu dapat memperbaiki stabilitas agregat tanah secara efektif, tetapi bahan yang dipergunakannya masih
terlalu mahal untuk dipergunakan secara luas. Popularitas Soil Conditioner
tidak berlangsung lama, disebabkan oleh mahalnya harga bahan-bahan yang dipasarkan Bavel, 1950 dalam Arsyad, 1975.
Pembuatan bahan pemantap struktur tanah atau Soil Conditioner yang berasal dari bahan alami, murah, bersifat insitu, dan terbarukan akan sangat
penting bagi pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu penelitian ini akan mengujikan pengaruh formulasi Soil Conditioner berbahan dasar jerami padi dan
sampah pasar terhadap tanah Podsolik Merah Kuning.
1.2. Tujuan Penelitian