yang mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti berkurangnya pori mikro dan makro serta bertambahnya aliran permukaan yang pada akhirnya dapat mendorong
terjadinya erosi tanah. Penelitian menunjukkan bahwa pengapuran, sistem pertanaman lorong, serta pemupukan dengan pupuk organik maupun anorganik
dapat mengatasi kendala pemanfaatan tanah Podsolik Prasetyo dan Suriadikarta, 2006.
2.2 Sifat-Sifat Fisik Tanah
Salah satu faktor produksi tanaman yang tergolong sangat penting adalah sifat-sifat fisik dari tanah. Meskipun suatu jenis tanah mempunyai unsur-unsur
kimia ataupun diberi pupuk yang cukup, tanpa disertai sifat-sifat fisik yang baik maka produksi tanaman tidak akan mencapai seperti apa yang diharapkan
Herudjito, 1985.
Bobot Isi dan Ruang Pori
Menurut Gardiner dan Miller 2004, sifat fisik tanah seperti tekstur, struktur, bobot isi, porositas, suhu, dan konsistensi tanah adalah faktor-faktor
dominan yang dapat mempengaruhi kegunaan tanah. Faktor-faktor ini mempengaruhi ketersediaan oksigen dalam tanah, pergerakan air untuk masuk dan
keluar dari tanah, serta kemampuan penetrasi akar. Bobot isi merupakan bobot dari volume tanah secara utuh, termasuk ruang
udara dan materi organik pada volume tanah tersebut. Bobot isi bisa digunakan untuk memperkirakan perbedaan kepadatan tanah yang disebabkan setelah
pengolahan menggunakan alat berat. Menurut Hardjowigeno 1985 semakin tinggi bobot isi, semakin padat tanah tersebut, yang berarti sulit untuk meneruskan
air atau ditembus akar tanaman. Bobot isi penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk setiap hektar tanah yang didasarkan pada berat tanah per
hektar. Pada umumnya bobot isi tanah adalah 1,1 – 1,6 gcm
3
. Oleh karena itu, bobot isi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara langsung dan tidak
langsung, untuk pertumbuhan tanaman yang baik bobot isi harus di bawah 1,4 gcm
3
untuk tanah lempung dan di bawah 1,6 gcm
3
untuk tanah pasir Gardiner dan Miller, 2004.
Selain bobot isi tanah, bobot jenis partikel juga penting untuk diketahui. Bobot jenis partikel relatif konstan dan umumnya untuk tanah mineral berkisar
antara 2,60 sampai 2,75 gcm
3
, dengan nilai rata-rata 2,65 gcm
3
. Pada tanah organik nilai BJP lebih rendah, sekitar 1,30-1,50 gcm
3
. Bobot jenis partikel biasanya digunakan untuk menentukan pergerakan partikel oleh air dan angin, laju
pengendapan, dan perhitungan porositas tanah Foth, 1978. Menurut Brady dan Weil 2008 nilai bobot isi hanya dapat menolong kita
untuk memprediksikan porositas total. Semakin rendah bobot isi maka semakin tinggi porositas.
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori- pori ini penting oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara
gas-gas juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, penyediaan air dan O
2
untuk pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah ini. Oleh karena berat tanah
berhubungan dengan jumlah ruang pori-pori, maka hubungan-hubungan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu sifat tanah lainnya dan kedua variabel ini
dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah Hakim et al., 1986. Menurut Hillel 1982, pada tanah liat porositas sangat beragam karena
tanah berganti-ganti mengembang, mengerut, menggumpal, terdispersi, padat dan retak-retak. Total porositas, tidak banyak menjelaskan tentang distribusi ukuran
pori. Gardiner dan Miller 2004 memberi pengertian juga bahwa untuk pertumbuhan tanaman, ukuran pori lebih penting daripada total ruang pori.
Hubungan tekstur dengan bobot isi dan ruang pori dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hubungan Tekstur dengan Bobot Isi dan Ruang Pori Menurut Gardiner dan Miller 2004
Tekstur Tanah Bobot Isi gcm
3
Ruang Pori Liat berpasir kasar
1,68 36,6
Lempung berpasir 1,51
43,0 Lempung 1,34
49,4 Lempung berliat
1,26 42,5
Liat 1,18 55,5
Menurut ukurannya ruang pori total dikelompokan ke dalam ruang pori kapilar yang dapat menghambat pergerakan air menjadi pergerakan kapilar, dan