Hanya kompos yang memiliki nilai CN 15-30 yang dicetak sebagai Soil Conditioner
. Pencetakan briket Soil Conditioner dilakukan dengan menggunakan cetakan dengan volume 1 cm
3
. Bahan perekat yang digunakan adalah tepung tapioka yang sudah diencerkan, juga ekstrak kotoran kambing sebagai pengayaan
unsur, bentuk briket adalah seperti kubus Gambar 2.
Gambar 2 Bentuk Soil Conditioner
Tabel 4 Rancangan Formulasi Soil Conditioner
Formulasi Komposisi Bahan
Pengkayaan Bentuk
Aplikasi Kompos Dolomit
Biochar Tapioka
Cu ppm
Cairan ekstraksi kotoran domba ml
A Kot.sapi+ sisa tanaman 80
10 5
5 5
1500 Briket
B Kot.sapi+ sampah kota 80
10 5
5 5
1500 Briket
Keterangan: tapioka hanya digunakan sebagai perekat pada pembuatan Soil Conditioner dalam bentuk briket Sari, 2011
A. Briket dari kompos dengan komposisi bahan A ditambahkan pupuk Cu
5ppm, cairan hasil ekstraksi kotoran domba 1500 ml, biochar 10 dan bahan perekat berupa tepung tapioka 5.
B. Briket dari kompos dengan komposisi bahan B ditambahkan pupuk Cu
5ppm, cairan hasil ekstraksi kotoran domba 1500 ml, biochar 10 dan bahan perekat berupa tepung tapioka 5.
3.3.2. Inkubasi Tanah dengan Soil Conditioner
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 Faktor yaitu 1 bahan Soil Conditioner dengan 3 perlakuan, kontrol, bahan jerami padi
dan sampah pasar 2 dosis aplikasi Soil Conditioner dengan 3 perlakuan yaitu dosis A yaitu 1 : 20, dosis B yaitu 1 : 30, dosis C yaitu 1 : 40. Masing-masing
perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Tanah yang digunakan untuk inkubasi pada penelitian ini adalah tanah
Podsolik Merah Kuning. Tanah diambil pada lapisan topsoil lalu dikering udarakan dan diayak oleh saringan 2 mm. Tanah yang belum diinkubasi ini
dianalisis sifat fisika, biologi dan kimia. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan sifat-sifat fisika dan biologi pada tanah setelah diberi
perlakuan Soil Conditioner. Proses inkubasi dilakukan dengan cara mencampur merata Soil
Conditioner dengan tanah yang sudah ditimbang sebanyak 6 kg berdasarkan
bobot kering mutlak pada kapasitas lapang ke dalam polybag Gambar 3.
Gambar 3 Proses Pencampuran Soil Conditioner dengan Tanah.
Penimbangan massa tanah pada polybag dilakukan 2 hari sekali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan massa air dalam polybag. Tanah dalam
polybag harus dijaga tetap dalam kondisi kapasitas lapang, agar kondisi tanah
tidak mengalami defisiensi air ataupun tergenang. Apabila tanah terlalu kering maka perlu ditambah sejumlah air hingga mencapai kapasitas lapang Gambar 4.
Gambar 4 Proses Penyiraman Tanah Inkubasi
Juga ketika tanah terlalu basah, maka perlu melakukan pembuangan air, hingga tanah mencapai kondisi kapasitas lapang. Polybag yang sudah diisi tanah
dan Soil Conditioner kemudian diletakkan teratur pada rak bambu Gambar 5.
Gambar 5 Tempat Inkubasi
Pengambilan sampel untuk analisis dilakukan pada minggu ke 4 inkubasi. Masing-masing 3 sampel ulangan dari tiap formulasi yang ada. Pengambilan
meliputi contoh tanah utuh dan terganggu. Tanah utuh diambil menggunakan ring sample
dan kemudian dibungkus dengan alumunium foil dan solatip, sedangkan tanah terganggu diambil langsung secara komposit dan dimasukkan ke dalam
plastik bening. Tanah utuh digunakan untuk analisis sifat fisik tanah, sedangkan tanah terganggu digunakan untuk analisis sifat biologi tanah.
3.3.3. Pengamatan Parameter dan Pengumpulan Data