2.2.1 Sifat Fisik Tanah Podsolik
Podsolik Merah Kuning memiliki kelas tekstur liat, struktur angular blocky dengan perbandingan pasir 7,77 , debu 10,68 , dan liat 81,55 dengan nilai
bobot isi sebesar 1,11 gcm
3
, kerapatan jenis zarah 2,53 dan ruang pori total sebesar 56,27 . Pori makro 20,66, Pori mikro 35,60. Permeabilitas 0,40
cmjam, bahan organik 2,45 Rusdi, 2003. Menurut penelitian Baskoro dan
Tarigan 2007. Tanah Podsolik Merah Kuning di daerah Cigudeg, memiliki sifat- sifat fisik seperti dapat terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Sifat Fisik Tanah Podsolik Merah Kuning Cigudeg
Sifat Fisik dan Kimia Podsolik Merah Kuning
Bobot lsi gcm 0,93
Porositas Total volumevolume 63,68
Pori Drainase volumevolume 13,28
Pori Pemegang Air volumevolume 50,40
Air Tersedia volumevolume 16,50
Pasir 14,30
Debu 31,00
Liat 54,70
Kelas Tekstur Liat Liat
Bahan Organik 4,30
pH 4,30
KTK cmolkg 19,80
KB 17,30
2.3 Sifat Biologi Tanah
Fungi dan bakteri adalah dekomposer terpenting bagi bahan organik . Satu gram tanah bisa mengandung sebanyak 10
6
propagul fungi dan 10
7
bakteri Gardiner dan Miller, 2004.
Bakteri
Bakteri menimbulkan berbagai perubahan kimiawi pada substansi yang ditumbuhinya, mereka mampu menghancurkan banyak zat. Organisme ini amat
penting untuk memelihara lingkungan kita yaitu dengan menghancurkan bahan yang tertumpuk di atau dalam daratan dan lautan Soepardi, 1983.
Populasi bakteri dalam tanah bervariasi karena perkembangan mereka sangat bergantung dari keadaan tanah. Pada umumnya jumlah terbanyak dijumpai
pada lapisan atas, karena pada lapisan tersebut suhu, kelembapan, aerasi, dan makanan ada dalam jumlah dan keadaan yang menguntungkan. Bakteri tanah
dibedakan antara ototropik dan heterotropik. Ototropik adalah memperoleh energi dari oksidasi mineral, seperti amonium, belerang atau besi dan karbon yang
diperolehnya dari karbon dioksida. Mereka merupakan kelompok berjumlah sangat sedikit, tetapi merupakan kelompok yang menunjang oksidasi nitrat dan
belerang yang sangat penting bagi tumbuhan. Sebagian besar dari bakteri bersifat heterotropik, yaitu mereka memperoleh energinya dari bahan organik. Bakteri
yang berperan dalam pelapukan bahan organik semuanya bersifat heterotropik. Bakteri turut serta dalam semua perubahan bahan organik. Mereka memegang
monopoli dalam reaksi enzimatik : 1 nitrifikasi; 2 oksidasi bakteri; dan 3 fiksasi nitrogen. Bila ini terganggu maka kehidupan seluruh tumbuhan akan
terganggu.
Fungi
Fungi adalah organisme yang tidak berklorofil dan mempunyai dinding sel yang kaku. Beberapa bersel satu, yang lain multiselular dan menunjukkan sedikit
perbedaan pada bagian-bagian strukturalnya. Ukuran dan bentuknya berkisar dari khamir yang mikroskopik dan bersel satu sampai kepada cendawan berfilamen
yang mikroskopik dan multiseluler kapang sampai kepada jamur yang multiseluler dan amat besar raksasa serta jamur kelentos. Fungi memperbanyak
diri melalui berbagai macam proses, baik seksual maupun aseksual. Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil,
demikian pula aktinomisetes dan bakteri. Dengan demikian mereka menggantungkan kebutuhan akan energi dan carbon dari bahan organik. Fungi
dibedakan dari golongan lain karena miselianya. Miselia ini dapat berbentuk sederhana, sedikit bercabang, atau banyak bercabang. Organ yang membentuk
spora bisa mencapai ukuran yang mudah dilihat oleh mata. Fungi dibedakan dalam tiga golongan, yaitu 1 ragi; 2 kapang; 3 jamur. Di antara ketiga
golongan tersebut hanya dua yang terakhir mempunyai arti penting bagi pertanian.
Fungi merupakan jazad mikro yang tahan. Mereka dapat menghancurkan selulosa, zat pati, gum, lignin, dan senyawa organik yang mudah dilapuk, seperti
protein dan gula. Sehubungan dengan pembentukan humus dan agregasi zarah tanah fungi lebih berperan daripada bakteri terutama pada tanah sangat masam
Soepardi, 1983. Jumlah total mikrob dalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan
tanah tanpa mempertimbangkan hal-hal lain, karena pada tanah subur jumlah mikrobianya tinggi. Populasi yang tinggi menggambarkan adanya suplai makanan
atau energi yang cukup ditambah temperatur yang sesuai, ketersediaan air cukup, dan kondisi ekologi lain yang mendukung. Jumlah mikrob tanah harus
dipertimbangkan sebagai penciri deskriptif dan tidak digunakan sebagai indeks kesuburan tanah semata Anas, 1989
2.4 Soil Conditioner