Media Informasi Pendidikan Seks” (Studi Deskriptif Mengenai Pendidikan Seks kepada Remaja Putri dalam Keluarga di Kelurahan Kristen, Pematangsiantar)

 Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dengan berbagai peran, misalnya sebagai suami atau istri, orang tua, dan masyarakat.

3.2. Media Informasi

Media informasi sangat berpengaruh dalam memberikan informasi mengenai pendidikan seks kepada remaja. Pemberian informasi mengenai masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja dalam potensial seksual yang aktif karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan tidak cukupnya informasi mengenai seksual mereka. 3.2.1. Sosial 3.2.1.1 Dari penelitian yang telah penulis lakukan, keluarga merupakan salah satu media informasi yang pertama kali dalam penerapan pendidikan seks. Dalam hal ini pendidikan seksual idealnya diberikan pertama kali oleh orangtua di rumah, mengingat yang paling tahu keadaan anak adalah orangtuanya sendiri. Tetapi sayangnya di Indonesia tidak semua orangtua mau terbuka terhadap anak di dalam membicarakan permasalahan seksual. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. Remaja putri yang penulis wawancara mengaku bahwa sebagian besar pendidikan seks itu mereka dapatkan dari luar keluarga mereka. Remaja-remaja putri ini mengaku, bahwa mereka merasa malu ketika akan Keluarga Universitas Sumatera Utara membicarakan hal-hal yang berbau seks dengan anggota keluarga mereka terutama orangtua mereka. Sebagian besar pengetahuan keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja memiliki pengetahuan yang baik. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu Bloom dalam Notoatmodjo 2003. Pernyataan ini sejalan dengan penjelasan yang dijabarkan oleh Mohammad 1998;78-79 mendefenisikan pendidikan seks sebagai suatu kegiatan pendidikan yang berusaha untuk memberikan pengetahuan agar seseorang dapat mengubah perilaku seksualnya kearah yang lebih bertanggung jawab. Hal ini juga dipengaruhi oleh data demografi keluarga yaitu, pendidikan terakhir orangtua dan pekerjaan orang tua. Dimana Sebagian besar orangtua dari informan tamatan SMA. Jika pengetahuan keluarga baik, akan mendukung perilaku keluarga tersebut dalam memberikan pendidikan seks terhadap remaja dan masalah seks remaja dapat teratasi sehingga remaja dapat diarahkan untuk melakukan hal-hal yang lebih positif. Namun, tak dipungkiri juga, pendidikan seks yang pertama kali mereka dapatkan adalah dari ibu mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Gerta Sinaga 16 tahun yang mengatakan : “Aku mendapatkan pendidikan seks pertama kali, waktu aku dapat haid pertama. Waktu itu mamak bilang aku udah besar jadi harus jaga diri sama laki-laki. Kalau tak jaga diri, aku bisa hamil.” Tika Panggabean 15 tahun juga mengatakan hal yang sama yakni, “ Pertama kali aku dapat kayak gituan waktu aku haid lah. Itu pertama kali yang ajari pendidikan seks adalah mamak. Mamak bilang aku udah besar sekarang, jadi harus hati-hati. Karna kalau tak bisa aku jaga diri, nanti aku bisa hamil.” Universitas Sumatera Utara Dari pengakuan remaja itu, peran ibu dalam memberikan pendidikan seks merupakan awal yang baik. Ketika menstruasi pertama kali, para remaja putri telah mendapatkan pembekalan diri. Remaja-remaja putri ini juga mengatakan bahwa di dalam keluarga, mereka lebih terbuka membicarakan masalah terkait seks kepada ibu mereka daripada kepada ayah atau saudara perempuan maupun laki-laki mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hal ini dikarenakan, para remaja putri merasa segan dan malu bila membicarakan masalah yang berbau seks kepada saudara-saudara mereka terkhusus kepada ayah mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Gerta Sinaga 16 tahun yang mengatakan : “Seganlah cerita tentang seks kayak gitu sama bapak. Tak enak cerita-cerita kayak gitu mending sama mamak, kan mamak lebih tahu yang kayak gituan. Sama adek-adek pun tak enak cerita kayak gitu, yang ada malah diejeki nanti.” Dan juga Widia Sinaga 14 tahun yang mengatakan : “Kalau nanya-nanya tentang seks lebih enak sama mamak. Kalau sama bapak, malu ngomongnya. Lagipula bapak mana tau tentang kayak gitu.” Di dalam keluarga, komunikasi sangat penting dijaga khususnya di antara orangtua dengan anak-anaknya. Menurut informan yang penulis wawancara, kasus hamil di luar nikah yang terjadi di kelurahan ini terjadi diakibatkan oleh kurangnya komunikasi yang terjalin antara orangtua dengan anak-anak mereka khususnya remaja putri. Ada dua kasus, remaja putri yang hamil di luar nikah. Penulis mengalami kesulitan untuk mengetahui lebih dalam lagi penyebab remaja putri itu sampai hamil di luar nikah. Penulis sudah berusaha, namun mereka sangat menutup diri dengan daerah sekitar mengenai masalah tersebut. Menurut Universitas Sumatera Utara warga yang berdekatan tempat tinggalnya dengan remaja tersebut mengatakan bahwa keluarga remaja tersebut sangat menutup diri mereka sejak anak perempuan mereka mengalami hal tersebut. Warga setempat beranggapan hal tersebut terjadi dikarenakan, hal tersebut merupakan aib yang harus ditutupi. 3.2.1.2 Cara orang dalam menjalani kehidupan sangat dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, dimana ia hidup. Lingkungan kehidupan budaya suatu masyarakat mengandung unsur nilai, norma, etika, kebiasaan, adat-istiadat, maupun cita-cita Vygotsky dalam Dariyo, 2004. Hal ini tentu kemudian mempengaruhi pola prilaku individu. Menurut Halstead 2004;77-78, bahwa anak sangat muda menerima banyak informasi tentang seksual dari teman sebayanya di tempat bermain, melalui tukar menukar majalah, televisi dan media-media lain juga merupakan sumber utama pengetahuan seks dan nilai–nilainya yang tidak mudah dikontrol orangtua. Sedangkan menurut Zulkifli 2005;15-16, remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik dengan kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orangtua menjadi nomor dua dalam hidupnya, dalam pengalaman remaja berusaha melakukan sesuatu hal secara bersama-sama misalnya berpacaran apa yang dilakukan oleh kelompoknya akan ditiru oleh remaja. Lingkungan Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, remaja putri merasa lebih nyaman bercerita mengenai masalah terkait seks kepada teman-teman sebaya mereka daripada orangtua mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Tika Panggabean 15 tahun yang mengatakan : “Aku lebih suka cerita tentang pacar-pacaran sama kawanku. Cerita tentang masalah waktu aku haid pun lebih enak sama Universitas Sumatera Utara kawanku. Kalau sama mamak atau kakakku, tak suka aku. Orang itu banyak nasehat aja. Apa yang ku Tanya tak dijawab. Udah gitu mau diketawai. Malas lah. Lebih baik sama kawan aja.” Menurut para remaja putri ini, teman-teman sebaya mereka lebih mengerti dan memahami apa yang mereka ingin ketahui. Oleh karena itu, mereka pun lebih senang membicarakan hal tersebut. Tanpa disadari, hal ini dapat menjadi boomerang bagi para orangtua. Hal ini dikarenakan, informasi yang didapat oleh remaja-remaja putri tersebut belum tentu benar. Untuk itu diperlukan pengawasan yang baik oleh orangtua. 3.2.1.3 Agama memiliki peran penting dalam penerapan pendidikan seks pada remaja putri. Hal ini terlihat dari aturan-aturan yang berlaku pada ajaran agama yang dianut. Di kelurahan ini, mayoritas warganya menganut agama Nasrani. Di dalam ajaran agama Nasrani terdapat suatu hukum yakni Hukum Siasat Gereja yang berlaku bagi setiap anggota gereja. Hukum ini akan dikenakan kepada setiap anggota gereja yang melanggar dari aturan-aturan yang telah ditetapkan. Contohnya adalah bagi perempuan yang hamil di luar nikah, perempuanlaki-laki yang meninggal karena bunuh diri, dan lain-lain. Agama Seperti diketahui di Kelurahan Kristen, masyarakat 96,53 menganut agama Kristen Protestan, penulis mendapat informasi bahwa remaja putri yang hamil diluar nikah tersebut telah dikeluarkan dari gereja dan dikenai Hukum Siasat Gereja HSG. Hukum ini sangat berpengaruh bagi orang yang dikenainya. Orang tersebut akan dikeluarkan dari gereja tersebut dan tidak akan diterima di gereja mana pun lagi seperti yang diungkapkan oleh salah seorang informan Universitas Sumatera Utara penulis dari kelurahan lain yang juga dikenai hukum tersebut, sebut saja namanya Dian nama samaran, 25 tahun yang mengatakan : “Kalau udah kena HSG kayak kakak ini, mau tak mau harus pindah ke karismatik. Karna tak ada gereja yang mau nerima kecuali karismatik 32 Karismatik merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan kaum Kristiani yang percaya bahwa manifestasi . Susah kalau tak ada gereja ini. Kalau tiba-tiba mati nanti, siapalah yang mendoakan nanti, tak mungkin langsung dikubur, nanti kalau anak kakak ini udah besar, mau tak mau harus dibaptis karna perlu nanti itu kalau dia mau nikah. Repotlah pokoknya.” Hal ini membuktikan bahwa, agama merupakan salah satu yang memberikan batasan-batasan yang penting dalam konteks masalah seks. Meskipun demikian, tetap saja, penyimpangan tetap terjadi di kalangan remaja saat ini. 3.2.1.3.1 Gereja Karismatik Roh Kudus tersebut juga bisa terjadi dan seharusnya dipraktikkan sebagai pengalaman pribadi setiap orang- orang percaya pada masa sekarang ini. Kata karismatik berasal dari sebuah kata Yunani charis yang berarti kasih karunia. Kata charis digunakan dalam Alkitab untuk menjelaskan mengenai berbagai-bagai pengalaman supranatural khususnya dalam 1 Korintus 12-14. 33 32 Karismatik adalah salah satu aliran gereja yang ada di Indonesia. Denny Teguh Sutandio 2009; 25-29 menjelaskan bahwa, 33 http:id.wikipedia.orgwikiGerakan_Karismatik 16 Juli 2013, pukul 11.59 Universitas Sumatera Utara “... sangat sulit untuk menentukan kapan dan di mana tepatnya Kristen Karismatik mulai muncul sebagai gerakan yang berpengaruh di antara gereja-gereja arus utama. Namun demikian, pada umumnya Dennis Bennett, seorang dari Gereja Episkopal Amerika seringkali disebut-sebut sebagai pionir dari gerakan ini.” Gereja beraliran karismatik ini memiliki tanggung jawab sosial yang besar bagi umatnya. Gereja ini beranggapan bahwa apabila seorang manusia melakukan kesalahan misalnya hamil di luar nikah patut untuk dituntun dan dibawa kembali ke jalan yang benar. Gereja ini tidak memberikan sanksi sosial seperti gereja aliran khatolik maupun lutheran jika salah seorang umatnya melakukan kesalahan seperti mengeluarkannya dari keanggotaan jemaat. 3.2.1.3.2 Hukum Siasat Gereja HSG Setiap gereja memiliki norma-norma yang harus ditepati oleh setiap anggota gereja tersebut. Dalam penelitian ini, penulis melihat Hukum Siasat Gereja HSG dari gereja GKPI. Alasan penulis memilih gereja ini adalah dikarenakan mayoritas masyarakat di kelurahan ini merupakan anggota gereja GKPI Gereja Kristen Protestan Indonesia. Hukum Siasat Gereja dikenakan kepada setiap orang anggota jemaat dan pelayan jemaat yang berbuat salahdosa, yang kesalahannyadosanya nampak dan dapat dibuktikan. Adapun kesalahan atau dosa yang dimaksud adalah segala perbuatan atau ucapan yang bertentangan dengan Firman Tuhan, Iman Kristen yang dipahami GKPI, Tata Gereja dan Peraturan Rumah Tangga GKPI, serta peraturan yang berlaku di GKPI. Jenis-jenis kesalahan itu adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a.  Penyembahan berhala atau menjadi kafir. Artinya, bahwa ia lebih percaya kepada mahluk lain, baik yang hidup maupun yang mati, dan kepada roh nenek moyangnya yang dia percayai mempunyai kekuatan dan dapat memberikan permintaannya. Hal itu dilakukan dengan mengadakan upacara-upacara khusus yang mengandung unsur kekafiran. Kesalahan terhadap ajaran Dogma  Segala bentuk perjinahan atau kawin tanpa pemberkatan gereja, seperti kumpul kebo, kawin kontrak, marbagas roha-roha 34  Membunuh, mencuri, saksi dusta, penipu, amarah dan iri hati, perseteruan, percabulan, pembohong, pesta-pora, dan lain-lain sebagaimana dimaksud dalam I Korintus 5:1-13; I Timoteus 6:9-10; Galatia 5:19-20. , beristri lebih dari satu atau bersuami lebih dari satu, perceraian dengan tidak dipisah kematian atau tidak dengan alasan perjinahan, homoseks, lesbian, tukar kelamin, melacurkan diri, pengguguran kandungan tanpa alasan keselamatan si ibu.  Yang menerima serta mempercayai ajaran sesat seperti : • Atheisme, yaitu paham yang tidak mempercayai adanya Tuhan. • Animisme, yaitu paham yang mempercayai bahwa semua benda sebagai perwujudan dari Allah dan tidak mempercayai Allah Tritunggal. 34 Marbagas roha-roha adalah sebutan untuk pasangan yang menikah diam-diam tanpa adanya pemberkatan dari gereja Universitas Sumatera Utara • Spiritisme, yaitu paham yang mempercayai roh-roh dan menyembahnya sebagai Allah. • Sinkritisme yaitu paham yang menggabungkan aliran-aliran kepercayaan sehingga tidak mempercayai Allah Tritunggal. Serta aliran-aliran yang menyesatkan lainnya.  Yang menerima dan mempercayai ajaran agama lain.  Yang melaksanakan kebiasaan kekafiran, seperti : • Acara melempar daging sebagai bagian dari upacara pemakaman orang tua yang meninggal; Meninta berkat dari orang yang sudah meninggal; • Memberi makan orang yang sudah meninggal atau tulang- belulang; • Memberi sesajen, dll.  Yang mencemarkan nama Tuhan Tritunggal.  Orang yang menerima dan mengakui Baptisan Ulang. b.  Tidak taat kepada Tata Gereja, Peraturan Rumah Tangga dan Peraturan HKI. Kesalahan terhadap Peraturan Gereja GKPI  Yang malas dan tidak mau mengikuti kebaktian Minggu atau perkumpulan yang diadakan oleh jemaat.  Yang lalai membawa anaknya untuk dibaptis.  Yang tidak mau menerima dan mengakui Perjamuan Kudus. Universitas Sumatera Utara  Yang tidak memenuhi kewajiban dan tanggungjawabnya kepada gereja.  Yang tidak memelihara ketertiban bergereja atau yang mengganggu ibadah.  Yang menghina dan mencemarkan nama sesama anggota atau pelayan gereja.  Yang telah selama enam bulan meninggalkan jemaat dengan tidak ada pemberitahuan.  Pelayan Gereja yang tidak melaksanakan pelayanan gereja yang diembankan kepadanya sesuai dengan pentahbisannya. c.  Perkawinan yang tidak diberkati oleh gereja marbagas roha-roha. Pelanggaran terhadap Petunjuk Pemberkatan Perkawinan  Perkawinan yang melahirkan anak lebih cepat dari perkiraan waktu biasanya, kecuali anak lahir secara prematur yang diterangkan oleh pihak medis.  Wanita yang melahirkan anak tanpa suami yang sah menurut gereja.  Yang menceraikan isteri atau suami dengan bukan alasan percabulan.  Kawin campur, yaitu kawin dengan pemeluk agama lain.  Yang kawin dengan bapak tiri atau ibu tiri. Kawin sedarah incest, homoseks, lesbian, kawin kontrak.Band. Imamat 18:6-18; I Korintus 5:1- 2; Mateus 19:3-13; Kejadian 2:24; Mateus 5:31.  Yang beristri atau bersuami lebih dari satu. Universitas Sumatera Utara Setiap orang dari warga- jemaat GKPI yang bersalah atau berbuat dosa, maupun yang melakukanr perbuatan melanggar Firman Tuhan, Tata Gereja, Peraturan Rumah Tangga, Hukum Siasat Gereja dan Peraturan yang berlaku di GKPI, maka dianya akan dikenakan hukuman. Jenis-jenis hukuman adalah sebagai berikut : a. Teguran atau nesehat. b. Skorsing selama 3 bulan; atau 6 bulan; atau 12 bulan. c. Dikucilkan atau dikeluarkan dari keanggotaan jemaat GKPI. 1. Orang yang kena Hukum siasat gereja tidak dapat menerima Sakramen Keterangan 35 2. Hukum Siasat Gereja dilaksanakan hanya kepada yang bersangkutan. , dan tidak dapat diikutkan dalam rapat-rapat, serta tidak ada hak untuk memilih dan dipilih, selama dalam masa kena siasat. 3. Dalam setiap pelaksanaan hukum siasat gereja berpedoman kepada Pasal4. Sumber : Tata Gereja GKPI 2010 3.2.2. Media Massa dan Teknologi Kemajuan teknologi saat ini memberikan kemudahan bagi semua orang untuk mengakses segala hal yang ingin mereka ketahui. Masalah mengenai 35 Sakramen adalah sebutan untuk perjamuan kudus di dalam agama Kristen. Universitas Sumatera Utara seksualitas pun dapat diakses di internet. Kemudahan ini banyak memberikan pengaruh bagi orang-orang yang ingin mengetahui lebih banyak tentang seksualitas. Akan tetapi banyak pihak yang menyalahgunakan kemajuan teknologi ini. Pihak-pihak tersebut menyebarkan banyak video yang berbau pornografi. Hal ini tentu saja memberikan pengaruh buruk bagi generasi muda. Berbagai aktivitas seksual yang dilakukan oleh remaja kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya tingginya dorongan berbagai media yang menyebabkan munculnya rasa ingin tahu remaja dimana dengan semakin mudahnya akses informasi, khususnya internet yang dapat menyediakan stimulus atau rangsangan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hasrat seksual yang telah ada semakin ‘diasah’ oleh pornografi yang dapat dengan mudah ditemukan di internet Sarwono, 2010. Indonesia menempati posisi ketujuh untuk negara dengan pencarian kata ‘sex’ di internet terbanyak di dunia. Setiap detiknya 28.258 pengguna internet didunia mengakses konten pornografi, dengan 80 usernya berasal dari Indonesia. Tidak hanya internet , ha l-hal yang dapat memicu libido atau hasrat seksual juga dapat dengan mudah ditemui VCD, TV, dan tabloid porno 36 Banyak media massa seperti internet, televisi, Koran atau majalah yang menyampaikan informasi secara bebas kepada masyarakat umum, termasuk remaja. Walaupun remaja telah mencapai kematangan kognitif, namun dalam kenyataannya mereka belum mampu mengolah informasi yang diterima tersebut secara benar. Akibatnya perilaku seksual remaja, seringkali tidak terkontrol . 36 http:masyuz.blogspot.com201006faktor-faktor - yang - mempengaruhi.html 3 Mei 2013, pukul 13.56 Universitas Sumatera Utara dengan baik Piaget dalam Dariyo, 2004. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, di kelurahan Kristen ini terdapat 2 warung internet warnet. Setiap harinya, warnet ini selalu dipadati oleh orang-orang yang ingin menggunakan internet dari yang masih duduk di taman kanak-kanak hingga yang telah menikah. Di warnet ini, lebih di dominasi oleh usia kanak-kanak hingga remaja. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, remaja yang datang ke warnet tersebut lebih menyukai bermain game online seperti, point blank, city ville, poker, dsbnya. Ada juga yang mengakses jejaring sosial seperti, facebook, twitter, dsbnya. Namun, menurut pengakuan salah satu penjaga warnet yang penulis wawancarai mengatakan bahwa, “Ada juganya disini yang mau buka situs kayak porno-porno gitu. Padahal udah jelas-jelas ditempelkan pengumuman yang melarang untuk melihat situs-situs itu, tapi tetap aja ada yang tak bisa dibilangi. Kami pun susah mencari tahu, karna mereka diam-diam buka situs kayak gitu.” Hal ini tentu saja menjadi pengaruh buruk bagi remaja di kelurahan ini dikarekan menjamurnya tempat-tempat untuk mengakses situs-situs berbau pornografi ini. Remaja-remaja tersebut pun akan mudah terjerumus ke hal-hal yang dapat merugikan mereka akibat tontonan pornografi tersebut misalnya, seks bebas, pelecehan seksual, dsbnya. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERILAKU SEKSUAL DAN TANTANGAN

4.1 Perilaku Seksual Pada Remaja