Kepuasan Konsumen Analisis mutu pelayanan terhadap kepuasan konsumen grage sangkan hotel SPA kabupaten Kuningan, Jawa Barat

14 Menurut Engel, dkk 1994, mengerti dan mengadaptasi motivasi dan perilaku konsumen bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan mutlak untuk keberlangsungan hidup kompetitif. Dalam pernyataan tersebut, terlihat konsumen memegang kendali dan pemasar dikatakan berhasil bila produk atau jasanya dipandang menawarkan manfaat riil. Perusahaan akan dapat bersaing dalam pasarnya, jika pihak pemasar perusahaan dapat menganalisis perilaku konsumen yang berada pada pangsa pasarnya. Ketika pemasar tersebut dapat memahami dengan penyediaan produk barang atau jasa sesuai dengan pola konsumsinya, maka pemenuhan kebutuhan konsumen akan tercapai dengan tingkat kepuasan tinggi. Menurut Engel, dkk 1994, semua yang dilakukan oleh para pemasar dan yang berusaha mempengaruhi perilaku konsumen terletak pada empat premis esensial berikut : 1. Konsumen adalah raja, memiliki kemampuan penuh untuk menyaring semua upaya untuk mempengaruhi dengan hasil bahwa semua yang dilakukan perusahaan niaga harus disesuaikan dengan motivasi dan perilaku konsumen. 2. Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian. 3. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang menanggapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu. 4. Bujukan dan pengaruh konsumen memiliki hasil menguntungkan secara sosial, asalkan pengamanan hukum, etika dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi.

2.8. Kepuasan Konsumen

Fokus mutu produk adalah mencapai kepuasan konsumen, maka perlu dipahami komponen-komponen yang berkaitan dengan kepuasan konsumen. Pada dasarnya, kepuasan konsumen dapat didefinisikan secara sederhana, yaitu suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen dapat dipenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Menurut Kotler 2005, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah 15 membandingkan persepsi atau kesan terhadap kinerja hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Menurut Engel, dkk 1994, kepuasan adalah evaluasi pasca konsumsi dimana dipenuhinya harapan minimalmelebihi apa yang diharapkan. Dan ketidakpuasan adalah hasil yang diharapkan yang diteguhkan secara negatif. Berdasarkan penjelasan di atas, konseptual kepuasan konsumen dapat digambarkan seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Konsep kepuasan konsumen Tjiptono, 2008 Berdasarkan Gambar 2 di atas, tujuan perusahaan adalah untuk menyediakan produk pelayanan perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Pada tahap konsumsi akan dilakukan evaluasi nilai produk, apakah dapat memenuhi keinginan konsumen atau tidak. Kepuasan konsumen sangat tergantung pada persepsi dan harapan konsumen. Engel, dkk 1994 mengidentifikasi tiga jenis harapan konsumen, yaitu : 1. Kinerja yang wajar, dimana suatu penilaian normatif yang mencerminkan kinerja yang harus diterima dengan biaya dan usaha yang dicurahkan untuk pembelian dan pemakaian. Tujuan Perusahaan Jasa Pelayanan Standar Pelayanan Harapan Konsumen Tingkat kepuasan konsumen Kebutuhan dan keinginan konsumen 16 2. Kinerja yang ideal, dimana tingkat kinerja ini “ideal” dan optimum yang diharapkan. 3. Kinerja yang diharapkan, yaitu bagaimana kemungkinan kinerja nantinya. Perusahaan sebagai pemasok produk perlu mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen Nasution, 2001. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen adalah : 1. Kebutuhan dan keinginan yang dirasakan konsumen ketika sedang melakukan transaksi dengan pemasok produk. 2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun para pesaingnya. 3. Pengalaman dari teman-teman, dimana akan menceritakan mutu produk yang dibeli oleh pelanggan. 4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran. Kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan, maka konsumen adalah orang yang menerima hasil produk, karena menentukan mutu suatu produk. Ada beberapa unsur penting dalam mutu yang ditetapkan konsumen, yaitu sebagai berikut: 1. Konsumen harus merupakan prioritas utama organisasi. 2. Konsumen yang dapat diandalkan merupakan konsumen yang paling penting, yaitu konsumen yang membeli berkali-kali atau pelanggan. 3. Kepuasan konsumen dijamin dengan menghasilkan produk barang atau jasa berkualitas tinggi dengan perbaikan terus menerus. Perusahaan dalam memberikan jasa berupa pelayanan dengan baik kepada konsumen, terdapat lima dimensi penentu mutu jasa, yaitu keandalan, responsif, jaminan, berwujud dan empati Kotler, 2005. Kelima penentu mutu jasa tersebut akan menjadi acuan utama dalam penelitian tingkat kepuasan konsumen jasa yang diperlihatkan pada Gambar 3 . 17 Gambar 3. Lima penentu mutu jasa terhadap kepuasan konsumen Kotler, 2005 Perusahaan dalam penyediaan produk kepada konsumen tidak selalu mendapatkan sisi positif bahkan terkadang dengan penyediaan mutu produk yang tidak sesuai dengan harapan konsumen akan menimbulkan kekecewaan atau ketidakpuasan konsumen. Engel, dkk 1994 berpendapat, bahwa respon konsumen terhadap ketidakpuasan dapat dilihat dari perilaku mengeluh konsumen. Ketidakpuasan timbul akibat tidak terpenuhinya harapan konsumen dan ada beberapa penyebab utama tidak terpenuhinya harapan konsumen Tjiptono, 2008, yaitu konsumen yang keliru mengkomunikasikan jasa yang diinginkan, konsumen keliru menafsirkan sinyal, kesalahpahaman dalam rekomendasi mulut ke mulut, kinerja perusahaan jasa yang buruk dan kesalahpahaman penyediaan jasa oleh pesaing.

2.9. Peneliti Terdahulu yang Relevan