Mutu Jasa Analisis mutu pelayanan terhadap kepuasan konsumen grage sangkan hotel SPA kabupaten Kuningan, Jawa Barat

8 praktik-praktik pembelian. Perbedaan-perbedaan ini dikelompokkan segmenting untuk menentukan pasar dengan melakukan segmentasi pasar melalui aspek geografis wilayah, aspek demografis jenis kelamin, usia, pendapatan, aspek psikografis kelas sosial, gaya hidup, kepribadian dan aspek perilaku kesempatan, tingkat penggunaan, sikap. Setelah itu, perusahaan menentukan pasar sasaran targetting dengan memutuskan beberapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Penentuan pasar ini dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural segmen, serta sasaran dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Selanjutnya perusahaan menentukan posisi produk positioning pada segmen pasar yang ingin ditempatinya dengan mengidentifikasi keunggulan komparatif, memilih keunggulan komparatif dan mengkomunikasikan posisi. b. Penentuan kebijakan dan program pemasaran jasa Kebijakan dan program pemasaran dikemas dalam suatu bauran pemasaran marketing mix, pada industri jasa akan lebih luas dari pada bauran produk barang. Bauran produk jasa terdiri dari tujuh P 7P, yaitu : 1 Product produk : jasa yang akan ditawarkan. 2 Price harga : strategi penentuan harga jasa yang ditawarkan. 3 Promotion promosi : promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan jasa. 4 Place tempat : sistem penyampaian jasa yang akan diterapkan. 5 People orang : jenis kualitas dan kuantitas orang yang terlibat dalam pemberian jasa 6 Process proses : proses yang dilakukan dalam operasi jasa. 7 Physical Evidence bukti fisik : komponen berwujud yang memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

2.4. Mutu Jasa

Salah satu cara utama perusahaan jasa untuk dapat membedakan dirinya sendiri adalah dengan secara konsisten menyampaikan mutu lebih tinggi daripada para pesaingnya. Banyak perusahaan jasa menyadari bahwa mutu 9 pelayanan yang luar biasa dapat memberikan keunggulan bersaing yang kuat, serta menghasilkan penjualan dan laba tinggi. Perusahaan hanya memiliki satu definisi tujuan yang absah, yaitu menciptakan pelanggan Drucker dalam Engel dkk, 1994. Dalam sektor swasta atau publik, dalam perusahaan besar atau kecil, ditemui dua cara untuk menciptakan pelanggan dan mempertahankan prestasi yang unggul dalam waktu lama. Pertama, beri perhatian luar biasa kepada pelanggan lewat pelayanan yang unggul dan mutu unggul. Kedua, teruslah berinovasi. Perusahaan jasa akan dapat mudah memasuki pangsa pasar dimana ketika perusahaan tersebut mendapat posisi baik dari persepsi konsumen dengan tingkat harapan yang besar. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani 2008 mutu jasa dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan perceived service dan jasa yang diharapkan expected service. Bila nilai pelayanan dari suatu perusahaan melebihi pelayanan yang diharapkan, maka konsumen cenderung menggunakan penyedia jasa itu lagi Kotler, 2005. Keberhasilan perusahaan jasa untuk menciptakan pelanggan dan mempertahankannya merupakan ukuran terbaik untuk mutu. Menurut Nasution 2001, kemampuan perusahaan jasa untuk mempertahankan pelanggannya tergantung pada sejauhmana konsistensi perusahaan itu menyampaikan nilai kepadanya. Jadi, kalau sasaran mutu perusahaan manufaktur berbunyi tanpa cacat zero defects, maka sasaran penyedia jasa adalah tidak ada pelanggan yang lari zero customer defections. Parasuraman, Zeithaml dan Berry menemukan lima penentu dimensi mutu jasa yang disajikan menurut tingkat kepentingannya Kotler, 2005, yaitu : 1. Benda berwujud tangible : penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan komunikasi. 2. Keandalan reliability : kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat. 3. Ketanggapanresponsif responsiveness : kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. 10 4. Kepastianjaminan assurance : pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan serta keyakinan. 5. Empati emphaty : kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan. Parasuraman et al. merumuskan model mutu jasa yang menekankan syarat-syarat utama dalam memberikan mutu jasa yang tinggi Kotler, 2005. Kesenjangan jasa merupakan penilaian pelanggan secara keseluruhan terhadap apa yang diharapkan dibandingkan dengan apa yang diterima. Identifikasi lima kesenjangan yang mengakibatkan ketidakberhasilan penyerahan jasa, yaitu : 1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen, terjadi ketika manajemen tidak dapat selalu memahami dengan tepat apa yang diinginkan pelanggan. 2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu jasa, terjadi ketika manajemen dapat memahami dengan tepat keinginan pelanggan- pelanggan, tetapi tidak menetapkan standar kinerja. 3. Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penyerahan jasa, terjadi karena adanya kelalaian karyawan yang tidak mampu atau tidak mematuhi standar. 4. Kesenjangan antara penyerahan jasa dan komunikasi eksternal, terjadi karena harapan-harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dikeluarkan perwakilan dan iklan perusahaan. 5. Kesenjangan antara persepsi jasa dan jasa yang diharapkan, terjadi apabila konsumen tersebut memiliki persepsi yang keliru tentang mutu jasa. Model mutu jasa yang mengidentifikasi lima kesenjangan di atas diperlihatkan pada Gambar 1. 11 Kesenjangan 5 Konsumen Pemasar Kesenjangan 4 Kesenjangan 3 Kesenjangan 1 Kesenjangan 2 Gambar 1. Model mutu jasa Parasuraman et al. Kotler, 2005 Komunikasi dari mulut ke mulut Kebutuhan Seseorang Pengalaman masa lalu Penyerahan jasa sebelum dan sesudah kontrak Layanan yang diharapkan Persepsi layanan Komunikasi eksternal dengan konsumen Penerjemahan persepsi menjadi spesifikasi mutu layanan Persepsi manajemen tentang harapan konsumen 12

2.5. Pengelolaan Mutu Jasa