Konsep Jasa Analisis mutu pelayanan terhadap kepuasan konsumen grage sangkan hotel SPA kabupaten Kuningan, Jawa Barat

6 3. Agar tercipta persaingan yang sehat antara pengusaha hotel. 4. Agar terciptanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran dalam usaha akomodasi hotel.

2.2. Konsep Jasa

Jasa didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, produksinya dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik Kotler, 2005. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk, namun kinerjanya tidak berorientasi pada produk fisik melainkan menyampaikan produk tersebut dengan tindakan untuk dapat diterima para konsumen. Jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah konsumen, misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan Lupiyoadi dan Hamdani, 2008. Jasa pada umumnya diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara produsen jasa dan konsumen jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Kategori bauran jasa menurut Kotler 2005 adalah penawaran suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa. Komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian utama dari seluruh tawaran barang dan jasa Kotler, 2005. Lima kategori pembedaan penawaran adalah : 1. Barang berwujud murni, yaitu dalam penawaran produk tidak ada jasa yang menyertainya. 2. Barang berwujud yang disertai jasa, yaitu penawaran terdiri atas barang berwujud dan disertai dengan satu atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen. 3. Campuran Hybrid, yaitu penawaran terdiri atas barang dan jasa dengan proporsi yang sama. 4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan, seperti contoh pelayanan penginapan hotel. Pada penawaran ini jasa utama pelayanan dilengkapi dengan fasilitas produk barang yang berwujud sebagai pendukung kebutuhan konsumen. 7 5. Jasa murni, yaitu penawaran yang hanya terdiri atas jasa saja. Bauran barangjasa yang berbeda-beda, maka generalisasi jasa menjadi sulit dinyatakan, namun beberapa komponen dapat digunakan untuk pembedaan karakteristik jasa sebagai generalisasi Kotler, 2005, yaitu : 1. Jasa yang berbasis pada peralatan atau orang dalam segi penyedianya. 2. Jasa yang mengharuskan kehadiran konsumennya dalam pemenuhan kebutuhannya. 3. Jasa yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perorangan atau kebutuhan bisnis. 4. Jasa yang berbeda dalam tujuannya, yaitu laba atau nirlaba. Jasa memiliki empat karakteristik yang sangat mempengaruhi desain program pada implikasi pemasaran Kotler, 2005, yaitu : 1. Tidak berwujud intangibility. Jasa yang tidak dapat dikenali dengan lima indera manusia sebelum dibeli, yaitu dimana jasa tidak dapat dilihat, didengar, dicium, diraba ataupun dikecap, namun akan dapat dirasakan manfaatnya ketika jasa tersebut telah diperoleh. 2. Tidak terpisahkan inseparability. Jasa dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan, dimana penyedia jasa adalah bagian dari jasa tersebut, sehingga tidak dapat dipisahkan dari penyedianya. 3. Bervariasi variability. Jasa memiliki keanekaragaman, dimana mutu jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa tersebut dengan dukungan waktu, tempat dan bagaimana penyediaannya. 4. Tidak tahan lama perishability, Jasa memiliki sifat yang tak tahan lama dikarenakan jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian karena akan habis manfaatnyahilang ketika jasa tersebut telah terpakai.

2.3. Manajemen Pemasaran Jasa