Uji Validitas Uji Reliabilitas

22 n = N ………………………….1 1 + Ne² dimana: n = jumlah contoh N = ukuran populasi e = kesalahan yang ditolerir 10

3.2.3. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan empat metode dalam pengolahan dan analisis data melalui pengujian kuesioner, serta analisis atribut pelayanan yang paling mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu :

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kesahihan data dari peubah yang diteliti secara tepat. Sahih berarti data tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Umar 2005, uji validitas menunjukkan sejauhmana alat pengukur itu mengukur hal yang akan diukur. Penelitian ini menguji validitas kuesioner dengan teknik korelasi product moment Pearson dengan bantuan software SPSS Data Editor versi 15.0. Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan dua peubah atau lebih adalah sama. Rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson adalah : ……………2 dimana: r = validitas masing-masing pertanyaan X = skor total masing-masing pertanyaan Y = skor total dari seluruh pertanyaan n = jumlah responden 23 Menurut Umar 2005 langkah-langkah dalam menguji validitas kuesioner adalah : 1 Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur. 2 Melakukan uji coba kuesioner pada sejumlah responden. Jumlah responden untuk uji coba adalah 30 orang, karena distribusi skor atau nilai akan lebih mendekati kurva normal. 3 Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. 4 Menghitung korelasi masing-masing pertanyaan dengan skor tiap-tiap pertanyaan menggunakan bantuan software SPSS Data Editor versi 15.0. 5 Membandingkan nyatanya angka korelasi moment Pearson signifikansi r hitung dengan alpha yang ditetapkan dalam penelitian. Alpha α yang ditetapkan pada penelitian ini 5. 6 Bila nilai signifikansi r hitung alpha yang ditetapkan, maka pertanyaan tersebut dinyatakan nyata dalam penelitian ini sahih.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama Umar, 2005. Reliabilitas menunjukkan suatu hasil pengukuran relatif konstan, walaupun pengukuran dilakukan lebih dari satu kali. Teknik uji reliabilitas yang digunakan, yaitu teknik Cronbach’s Alpha. Rumus pengujian reliabilitas dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha berikut : ………………………………..3 dimana : r = koefisien reliabilitas yang dicari k = jumlah butir pertanyaan σ² b = keragaman total σ² t = jumlah keragaman butir pertanyaan 24

2. Analisis Faktor

Analisis faktor adalah serangkaian prosedur yang digunakan untuk mereduksi dan menyimpulkan suatu data Maholtra dalam Barus, 2008. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan antara sejumlah peubah yang saling bebas satu dengan yang lain, sehingga dapat dibuat satu atau beberapa kumpulan peubah yang lebih sedikit dari jumlah awal. Reduksi sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dinamakan faktor. Pengujian kesesuaian analisis faktor dengan menggunakan metode KMO Kaiser-Meyer-Olkin and bartlett’stest of sphericity dan Anti Image Santoso, 2003. Menurut Kaiser, tingkat kesesuaian harga KMO Barus, 2008 dapat dijelaskan pada Tabel 2. Pengukuran contoh dengan metode Measure of Sampling Adequancy MSA, dengan syarat minimum nilai MSA sebesar 0,5. Tabel 2. Tingkat kesesuaian harga KMO dengan penggunaan analisis faktor Harga KMO Tingkat kesesuaian penggunaan analisis faktor 0,9 Sangat memuaskan 0,8 Memuaskan 0,7 Harga menengah 0,6 Cukup 0,5 Kurang memuaskan 0,5 Tidak dapat diterima

3. Importance Perfomance Analysis

Seberapa jauh anggapan konsumen terhadap mutu pelayanan yang diterimanya dapat diketahui dengan cara menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja melalui metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini dapat dijawab sejauhmana tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja perusahaan dengan metode Importance Perfomance Analysis atau IPA Martila and James dalam Nasution, 2001. 25 Pelayanan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila didasarkan pada kepentingan konsumen dan kinerja perusahaan, dimana perusahaan seharusnya mencurahkan perhatian pada hal-hal yang dianggap penting oleh para konsumenpelanggan Supranto, 2006. Dalam penelitian ini digunakan skala 5 tingkat Likert yang terdiri dari : 1 Jawaban sangat penting diberi bobot 5. 2 Jawaban penting diberi bobot 4. 3 Jawaban netral diberi bobot 3. 4 Jawaban tidak penting diberi bobot 2. 5 Jawaban sangat tidak penting diberi bobot 1. Kinerja perusahaan perlu dinilai untuk mengukur seberapa jauh kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan yang telah diberikan dengan memberikan lima penilaian dan bobot Supranto, 2006 berikut : 1 Jawaban sangat baik diberi bobot 5, berarti konsumen sangat puas. 2 Jawaban baik diberi bobot 4, berarti konsumen puas. 3 Jawaban netral diberi bobot 3, berarti konsumen cukup puas. 4 Jawaban tidak baik diberi bobot 2, berarti konsumen tidak puas. 5 Jawaban sangat tidak baik diberi bobot 1, berarti konsumen sangat tidak puas. Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan kinerja perusahaan, maka dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan oleh perusahaan. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerjapelaksanaan dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian ini akan menentukan urutan prioritas peningkatan atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen. 26 Dengan demikian, dalam penelitian ini dapat ditentukan tingkat kesesuaian dengan rumus berikut : ………………………………………….4 dimana : Tki = tingkat kesesuaian responden X = skor penilaian kinerja perusahaan Y = skor penilaian kepentingan konsumen Tahap selanjutnya digunakan diagram Kartesius untuk penempatan tingkat kesesuaian dengan sumbu mendatar X diisi oleh skor kinerja dan sumbu tegak Y diisi oleh skor kepentingan. Rumus untuk setiap atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah : ……...……………………………..5 …….…..……………………………6 dimana: = skor rataan tingkat pelaksanaankinerja = skor rataan tingkat kepentingan n = jumlah responden Diagram Kartesius merupakan suatu bagan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik X,Y, dimana X merupakan rataan dari rataan skor tingkat pelaksanaankinerja perusahaan atas seluruh atribut dan Y adalah rataan dari rataan skor tingkat kepentingan seluruh atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen, dengan rumus berikut : 27 = � � �=1 � …………………………………..7 = � � �=1 � .. ……………………………………8 dimana : K = banyaknya atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Tingkat unsur kesesuaian dapat dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram Kartesius seperti dimuat pada Gambar 5. Kepentingan Sangat penting Sangat penting dan tidak puas dan sangat puas Prioritas Utama Pertahankan Prestasi I II Kurang penting Kurang penting dan kurang puas dan sangat puas Prioritas rendah Berlebihan III IV Pelaksanaan Gambar 5. Diagram Kartesius Nasution, 2001 Keterangan: I : Menunjukkan atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan konsumen, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan konsumen, sehingga konsumen tidak puas. II : Menunjukkan jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, maka wajib dipertahankan. Unsur ini dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. 28

III: Menunjukkan beberapa atribut yang kurang penting

pengaruhnya bagi konsumen. Pelaksanaannya oleh perusahaan dianggap biasa, karena dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.

IV: Menunjukkan atribut yang mempengaruhi konsumen kurang

penting, tetapi pelaksanaannya berlebihan. Atribut ini dianggap kurang penting, tetapi sangat memuaskan.

4. Customer Satisfaction Indeks

Customer Satisfaction Indeks CSI digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut mutu jasa yang diukur. Perusahaan yang memperoleh nilai indeks tertinggi akan mendapatkan penghargaan Indonesian Customer Satisfication Award Santoso, 2003. Indonesian Customer Satisfication Award ICSA tersebut bertujuan untuk dapat mengetahui peringkat perusahaan yang memperhatikan kepuasan pelanggan. Pengukuran CSI memiliki tahap-tahap berikut Stratford dalam Darlilis, 2008 : 1. Menghitung importance weighting factors, yaitu mengubah nilai rataan tingkat kepentingan menjadi angka presentase dari total nilai rataan tingkat kepentingan untuk seluruh atribut yang diuji, sehingga diperoleh total importance weighting factor 100. 2. Menghitung weighted score, yaitu nilai perkalian antara rataan tingkat kinerjakepuasan masing-masing atribut dengan importance weighting factor masing-masing atribut. 3. Menghitung weighted total, yaitu menjumlahkan weighted score dari semua atribut mutu jasa. 4. Menghitung satisfaction indeks, yaitu weighted total dibagi skala maksimal penelitian ini menggunakan skala maksimal 5, kemudian dikali 100. Adapun kriteria tingkat kepuasan 29 pelanggan berdasarkan survei kepuasan pelanggan PT. PLN dapat dijelaskan pada Tabel 3. Tabel 3. Kriteria tingkat kepuasan pelanggan Darlilis, 2008 Kriteria tingkat kepuasan Tingkat kepuasan 0,00 - 0,34 Sangat tidak puas 0,35 - 0,50 Tidak puas 0,51 - 0,65 Cukup puas 0,66 - 0,80 Puas 0,81 - 1,00 Sangat puas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan