kemerataan serta keberlanjutan dalam memberi panduan kepada alokasi sumber- sumberdaya baik pada tingkatan nasional, regional dan lokal.
Sampai saat ini indikator keberhasilan pembangunan yang dilakukan suatu negara, daerah ataupun wilayah adalah besarnya pendapatan perkapita. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka setiap negara di dunia ini menitikberatkan pembangunan nasionalnya pada bidang ekonomi, walaupun tidak mengabaikan
pembangunan lainnya. Berdasarkan kenyataan inilah maka pembangunan dikatakan berhasil apabila terdapat kenaikan pendapatan perkapita pada periode
tertentu, sebab dengan kenaikan tersebut akan menyebabkan efek berantai pada kegiatan ekonomi lainnya. Makin tinggi pendapatan perkapita maka makin tinggi
pula kemampuan ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Pembangunan dikatakan berhasil bila telah mengatasi tiga masalah pokok yaitu kemiskinan, ketimpangan,
dan pengangguran.
2.2. Pengertian Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam adalah sumber-sumber yang tersedia oleh alam yang terdiri dari sumberdaya yang dapat diperbaharui renewable resources, dan yang
terbatas tidak dapat diperbaharui non-renewableexhaustible resoures Akyuwen,2000. Sumberdaya alam berupa daratan, menurut Woworoentoe
1992 dikatakan bahwa lingkungan daratan menunjukkan suatu keadaan yang relatif diam dan stabil, oleh karena itu batas atau lokasi lebih mudah ditentukan
secara eksak. Hal yang sama dikatakan oleh Dahuri, dkk 1996 bahwa karena sumberdaya alam perikanan sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan, sehingga
kualitas lingkungan perairan menjadi faktor yang sangat penting secara ekologis
bagi densitas kelimpahan maupun persebaran, dan ekonomis bagi kegiatan usaha perikanan tangkap capture fishery dan perikanan budidaya aquaculture.
Dari dimensi penguasaan, sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya milik umum common property, dimana kepemilikannya akan lebih jelas jika
sudah ditangkap atau dikuasai seorang atau badan Suparmoko,1997. Besarnya potensi sumberdaya perikanan memberikan peluang bagi bidang
perikanan dan kelautan untuk menjadi sektor andalan nasional, Kota Bitung khususnya. Kekayaan sumberdaya alam hayati, kondisi lingkungan perairan serta
iklim tropik Indonesia merupakan keunggulan komparatif yang dapat digunakan sebagai modal dasar bagi pengembangan subsektor perikanan dan kelautan agar
sektor tersebut mampu menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi.
2.3. Definisi Perikanan dan Keterkaitan Subsektor Perikanan.
Menurut UU Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan, perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan, mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan
dalam suatu sistem bisnis perikanan. Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan diperairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat
atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan
mengawetkannya. Dalam penelitian ini, yang dicakup oleh subsektor perikanan adalah mengacu sesuai ruang lingkup acuan penghitungan data PDRB oleh Badan
Pusat Statistik, yaitu meliputi kegiatan penangkapan dan pemeliharaan segala
jenis ikan dan binatang air kerang, siput dan udang, baik di air tawar maupun di air asin. Sedangkan nilai tambah pada kegiatan mengolah dan mengawetkannya
dihitung pada sektor industri pengolahan.
2.3.1. Jenis Usaha Perikanan
Usaha perikanan dibedakan menurut jenisnya sebagai berikut : a. Perikanan Laut
a Penangkapan
Penangkapan ikan yakni pengelolaan sumberdaya laut dengan cara memburu dan menagkap ikan, dengan menggunakan sarana penagkapan
yang dilakukan nelayan atau perusahaan penangkapan ikan. Wilayah penangkapan perikanan laut meliputi perairan 12 mil laut,
termasuk perairan pantai yang di dominasi oleh perikanan rakyat dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif ZEE Indonesia.
b Budidaya
Budidaya yakni pemanfaatan wilayah pesisir pantai yang tenang dan terlindung seperti daerah teluk untuk memelihara komoditi perikanan
laut yang bernilai ekonomis penting seperti ikan, karang, mutiara, rumput laut dengan menggunakan teknologi budidaya tertentu. Kegiatan ini
dilakukan secara perorangan, kelompok atau perusahaan.
b. Perikanan Darat a
Penangkapan di perairan umum Penangkapan di perairan umum yakni pemanfaatan perairan umum seperti
sungai, waduk, danau dan rawa dengan cara memburu atau menangkap ikan dengan menggunakan alat penangkapan.
b. Budidaya Proses budidaya dilakukan di tambak atau di kolam.
2.3.2. Sumberdaya Manusia Bidang Perikanan dan Produktifitasnya
Kualitas sumberdaya manusia di bidang subsektor perikanan pada umumnya memang masih belum berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan
teknologi perikanan. Tingkat pendidikan dan keterampilan para nelayan dan petani ikan masih relatif rendah, kemampuan manajemennya masih lemah dan
pola hidup yang masih kurang sehat, sehingga kurang mampu memanfaatkan sumberdaya yang tersedia untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraannya. Sebagian besar dari semua perikanan skala kecil perikanan rakyat masih
menghadapi kenyataan produktifitas rendah dengan penghasilan rata-rata tergolong rendah. Pelaku perikanan rakyat berikut sumberdaya lingkungannya
sangat peka terhadap intervensi modal dan teknologi, umumnya mereka mudah tergusur.
2.3.3. Produksi Perikanan Laut
Latuconsina, dkk 1992 menyatakan bahwa perikanan dapat dikelola sebagai sumberdaya yang dapat diperbaharui, tetapi dapat terjadi pengurangan
serius dalam jumlah stok untuk jenis-jenis tertentu, apabila tingkat penangkapan jauh melebihi tingkat pertumbuhan populasi itu sendiri. Koesbiono 1978
mengatakan bahwa produksi di bidang perikanan laut mempunyai sifat-sifat khusus yang tidak terdapat pada usaha tani di darat, karena faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan operasi ikan selain dipengaruhi oleh kecepatan kapal, ukuran kapal yang dignakan, serta jumlah nelayan, juga sangat ditetukan oleh
keadaan musim ikan, arus dan suhu.
2.3.4. Perikanan Laut sebagai Sumberdaya
Sumberdaya alam kelautan sebagai salah satu komponen sumberdaya alam wilayah memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan sumberdaya alam
daratan. Sebagai sumberdaya alam yang bergerak, dan pergerakannya sangat dipengaruhi oleh fisik perairan arus dan suhu, mengakibatkan keberadaan
sumberdaya kelautan ini dalam pengelolaannya sangat tergantung pada waktu dan musim, oleh karena itu tidak dapat diprediksi seperti halnya sumberdaya lainnya.
Ikan laut termasuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui tetapi juga berpotensi habis karena setiap sistem lingkungan terdapat ambang batas ukuran
populasi. Jika ukuran populasi atau stock turun di bawah batas ini, maka populasi akan menjadi musnah. Untuk membatasi terjadinya eksploitasi tanpa batas perlu
adanya pengaturan atau pengendalian melalui pajak. Selain itu perikanan laut itu sendiri merupakan salah satu sumberdaya untuk kegiatan produksi, serta
sumberdaya alam yang bermanfaat memberikan protein, menyumbang devisa, dan memberikan kesempatan kerja.
2.4. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah jumlah total nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai sektor di suatu daerah dalam jangka
waktu tertentu. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia KLUI tahun 2005, Sektor-
sektor tersebut yang dulunya terdapat sebelas sektor yaitu: 1 Pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman bahan makanan, subsektor peternakan, subsektor
perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. 2 Pertambangan dan penggalian. 3 Industri pengolahan. 4 Listrik, gas dan air.
5 Konstruksi. 6 Perdagangan, restoran dan perhotelan. 7 Transportasi dan Komunikasi. 8 Bank dan lembaga keuangan lain. 9 Sewa rumah. 10
Pemerintahan Hankam. 11 Jasa-jasa, sekarang telah dikelompokkan menjadi 9 Sembilan sektor yaitu :
a. Sektor Pertanian : Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan,
b. Sektor Pertambangandan Penggalian, c. Sektor Industri Pengolahan
d. Sektor Listrik, Gas dan Air, e. Sektor Konstruksi
f. Sektor Perdagangan, Restoran dan Perhotelan, g. Sektor Transportasi dan Komunikasi
h. Sektor Keuangan, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan
i. Sektor Pemerintah dan Jasa Swasta Jasa Sosial, Hiburan dan Perorangan. Dari sebelas sektor diperkecil menjadi sembilan sektor antara lain sektor
yang digabungkan menjadi satu adalah sektor kedelapan dan kesembilan menjadi sektor Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa perusahaan h. kemudian sektor
kesepuluh dan kesebelas menjadi sektor Jasa-jasa i. dengan demikian dari sebelas sektor telah menjadi sembilan sektor.
Semakin tinggi PDRB setiap sektor, berarti pendapatan daerah semakin besar pula. Peningkatan PDRB akan menyebabkan peningkatan perekonomian
daerah, sehingga pengembangan di daerah itu tersebut dapat mencapai sasaran yangdiharapkan.
Kegunaan dari data PDRB yakni : 1. Sebagai petunjuk awal tingkat kemekmuran ekonomi masyarakat,
2. Dapat digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi, 3. Dapat digunakan untuk mengetahui struktur ekonomi masyarakat,
4. Untuk mengetahui atau mengkaji pola pengeluaran masyarakat.
2.5. Analisis Location Quotient LQ