permintaan terhadap barang dan jasa di dalamnya serta menaikkan volume kegiatan nonbasis. sebaliknya berkuranya kegiatan basis akan mengakibatkan
berkurangnya pendapatan yang mengalir masuk kedalam daerah tersebut, dan turunnya permintaan terhadap produk dari kegiatan nonbasis. Dengan demikian
kegiatan atau sektor basis mempunyai peranan sebagai penggerak utama dimana setiap perubahan mempunyai efek terhadap perekonomian.
Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah yakni berhubungan langsung dengan permintaan akan
barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk di
ekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan menciptakan peluang kerja.
2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian ini, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan di Indonesia maupun
di luar negeri. Berbagai pendekatan dan alat analisis telah banyak pula digunakan oleh para peneliti dalam rangka penelitian tersebut.
Pomeroy dan Trinidad 1996 melakukan penelitian mengenai aspek sosial ekonomi perikanan rakyat di asia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
perikanan rakyat di berbagai negara di Asia memberikan kontribusi 1-5 persen dari Produk Domestik Bruto PDB. Usaha perikanan rakyat di Malaysia
memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 1,8 persen dan 4,4 persen di Philipina.
Hasil penelitian yang dilakukan Sinaga 2009 tentang identifikasi sektor
unggulan untuk mendukung perencanaan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur menunjukkan bahwa laju pertumbuhan dan struktur ekonomi di
Kabupaten Cianjur selama periode 2000-2007 dipengaruhi oleh besarnya nilai tambah dari sektor-sektor ekonomi yang didominasi sektor peternakan.
Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian terdahulu tersebut adalah lokasi penelitian dan periode waktu yang berbeda. Analisis kajian
didasarkan pada kontribusi kegiatan perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Pada penelitian ini akan dianalisis Kontribusi Subsektor
Perikanan terhadap Perkembangan Perekonomian Kota Bitung dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007. Perangkat lunak yang digunakan dalam proses analisis
ini adalah “Microsoft Office Excel 2003”.
2.8. Alur Kerangka Pemikiran
Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam melakukan pemekaran wilayah di seluruh Indonesia merupakan salah satu peluang yang sangat baik bagi daerah
untuk dapat berkembang. Daerah dapat terus berusaha untuk meningkatkan perekonomian dengan memanfaatkan potensi yang ada.
Pemerintah Kota Bitung melalui Dinas Perikanan dan Kelautan memiliki program dan kebijakan untuk menjadikan subsektor perikanan sebagai salah satu
penggerak ekonomi terutama bagi pertanian, menjadi lumbung penghasil perikanan bagi provinsi Sulawesi Utara dan menyediakan pangan asal perikanan
dengan jumlah memadai dan berkualitas serta meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi
. Namun untuk mencapai hal itu terkendala oleh pertumbuhan sektor
ekonomi yang rendah dan laju pertumbuhan Pendapatan Daerah Regional Bruto subsektor perikanan yang mengalami penurunan cukup besar.
Pembangunan subsektor perikanan dapat menjadi sektor yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dari penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan pendapatan. Melihat fenomena ini, diperlukan suatu rencana yang strategis untuk pengembangan subsektor perikanan sehingga dapat memberikan
peranan nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.
Peran subsektor perikanan dilakukan dengan menelaah PDRB Kota Bitung dan PDRB Provinsi Sulawesi Utara dan menilai pertumbuhan subsektor
Perikanan. Analisis Location Quotient dilakukan untuk menilai apakah subsektor perikanan berperan menjadi sektor basis di suatu wilayah dalam periode tertentu
dengan mengukur konsentrasi sektor tersebut di wilayah yang bersangkutan dan membandingkan pada wilayah pembanding yang lebih luas. Analisis Identifikasi
sektor basis dan nonbasis akan menggambarkan ekonomi Kota Bitung secara sektoral dan regional yang bermanfaat bagi perencanaan pembangunan
selanjutnya. Pengembangan subsektor perikanan tidak hanya ditentukan oleh Dinas
Perikanan dan Kelautan saja, banyak lembaga-lembaga lain yang dapat menunjang atau mendukung percepatan pengembangan subsektor perikanan di
Kota Bitung. Kerangka Pemikiran dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
Gambar 1.1 Alur Kerangka Pemikiran
Pembangunan Kota Bitung
Pertanian Industri
Deskripsi
• Menjadi Penggerak Ekonomi • Menjadi Penghasil Perikanan Terbesar di Sulawesi Utara
• Penyedia pangan asal perikanan dan tenaga kerja • Peningkatan Pendapatan dan Investasi
• Pertumbuhan Ekonomi yang lemah • Laju Pertumbuhan perikanan yang rendah
Perhubungan Laut
Listrik,Gas dan Air
Bersih Perikanan
Analisis Potensi Subsektor Perikanan
• Geografi • Demografi
• Perkembangan perekonomian • Perkembangan Perikanan
Analisis Peran Subsektor Perikanan
• Analisis Kontribusi Subsektor Perikanan Terhadap PDRB, ekspor,
pendapatan daerah Kota Bitung, dan terhadap kemampuan penyerapan
tenaga kerja di Kota Bitung.
• Analisis Location Quotien
Rekomendasi Strategi Pengembangan Subsektor Perikanan Kota Bitung
2.9 Definisi Pengukuran Variabel Operasional.