sudah mampu mengekspor ke luar Kota Bitung dimana nilai LQ dalam periode penelitian tersebut selalu bernilai 1.
Tabel 4.12. LQ Location Quotient Subsektor pada Sektor Pertanian di Kota Bitung Terhadap Provinsi Sulawesi Utara tahun 2000-2007
Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Pertanian 1,15
1,07 1,07
1,10 1,10
1,09 1,01 1,00 a. Tanaman Bahan
Makanan 0,17 0,17
0,17 0,17
0,17 0,16
0,17 0,17
b. Perkebunan Rakyat 0,18
0,17 0,17
0,17 0,16
0,16 0,17
0,16 c. Peternakan
Hasilnya 0,26 0,27
0,27 0,27
0,27 0,24
0,24 0,24
d. Kehutanan 0,07
0,07 0,07
0,07 0,07
0,07 0,08 0,08 e.
Perikanan 4,38 4,49 4,50 4,47 4,39 4,30 4,07 3,95
4.7. Kontribusi Subsektor Perikanan Terhadap Peningkatan PDRB Kota Bitung
Kinerja ekonomi suatu sektor dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB sektor tersebut pada suatu periode waktu tertentu. Nilai
PDRB di dapat dari akumulasi output atau produksi selama satu tahun, sehingga merupakan nilai tambah yang diperoleh sektor tersebut selama satu tahun.
Untuk melihat peranan subsektor perikanan terhadap perekonomian Kota Bitung, maka digunakan indikator nilai PDRB Kota Bitung menurut subsektor.
Seperti yang terlihat pada tabel 4.13, PDRB subsektor perikanan Kota Bitung tahun 2007 mencapai Rp. 509,877 milyar. Angka ini berarti memberikan
kontribusi sebesar 86,56 persen terhadap total PDRB Sektor Pertanian dan 17,76 persen terhadap total PDRB Kota Bitung pada tahun tersebut, dan dengan
demikian menjadi salah satu dari empat sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan total PDRB Kota Bitung.
Tabel 4.13. Kontribusi NTB Subsektor perikanan Terhadap PDRB Kota Bitung atas Dasar
Harga Berlaku,2000-2007
Tahun Nilai Tambah Bruto
Subsektor perikanan
000 Rp PDRB
000 Rp Kontribusi
1 2 3
4
2000 297.149 1.394.167 21,31
2001 313.692 1.569.447 19,99
2002 375.143 1.756.777 21,35
2003 392.955 1.938.334 20,27
2004 448.799 2.171.575 20,67
2005 478.870 2.364.699 20,25
2006 502.017 2.629.595 19,09
2007 509.877 2.871.623 17,76
Rata-rata 414.813 2.087.027
20,09 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bitung, 2000-2007.
Selama periode 2000-2007 perkembangan kontribusi subsektor perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB dapat dilihat di table 4.13
. Dari perhitungan menunjukkan bahwa selama periode tersebut rata-rata
kontribusi subsektor perikanan adalah sebesar 20,09 persen, kontribusi tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 21,35 persen, dan terendah pada tahun 2007
yaitu sebesar 17,76 persen. Sumbangan subsektor perikanan tersebut mempunyai arti bagi
perekonomian daerah karena dapat mempengaruhi besarnya Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bitung, selain itu perikanan merupakan komoditas
yang dapat menggerakkan sektor industri pengolahan, perdagangan dan pengangkutan karena merupakan bahan input bagi sektor-sektor tersebut.
Gambar 4.3. Grafik Perkembangan Kontribusi terhadap PDRB Kota Bitung, 2000-2007.
Secara umum kontribusi pada periode tersebut mengalami penurunan, penurunan tersebut disebabkan karena Nilai Tambah Bruto subsektor perikanan
periode tersebut cenderung turun, sebagai akibat dari penurunan produksi perikanan laut. Penurunan produksi itu sendiri dipengaruhi oleh jumlah kapal
yang masuk ke Tempat Pelelangan Ikan TPI selama periode 2000-2007 cenderung menurun lampiran 6, banyak ditemui aktivitas penjualan ikan secara
besar-besaran dari para nelayan di tengah laut, baik oleh perusahaan lokal maupun oleh kapal-kapal penampung asing. Walaupun data menunjukkan PDRB Kota
Bitung cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, namun pengaruh kenaikan BBM dan pencurian ikan besar-besaran dari kapal-kapal asing
17,76 21,31
19,09 20,25
20,67 20,27
21,35 19,99
10 15
20 25
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Tahun K
ont ri
b u
s i
berdampak juga pada usaha subsektor perikanan. Selain itu juga masalah keamanan di laut makin memprihatinkan dengan adanya oknum yang
menginginkan pengkaplingan wilayah laut, sehingga nelayankapal dari Kota Bitung sulit mencari ikan di daerah-daerah lain yang potensial, bahkan terjadi
penangkapan maupun pembakaran kapal milik masyarakat Kota Bitung. Fakta sebagaimana tersebut diatas, menunjukkan bahwa subsektor perikanan
memainkan peranan yang cukup signifikan bagi perekonomian Kota Bitung. Sehingga apabila sektor ini mengalami penurunan, maka akan sangat berpengaruh
terhadap perekonomian Kota Bitung secara keseluruhan. oleh karena itu maka patutlah kiranya sektor ini mendapatkan perhatian yang lebih serius baik oleh
pemerintah, investor, dan masyarakat, dalam rangka memaksimalkan potensi subsektor perikanan yang ada untuk kesejahteraan masyarakat Kota Bitung
khususnya dan Sulawesi Utara pada umumnya. 4.8. Kontribusi terhadap Ekspor
Analisis kontribusi perikanan laut terhadap ekspor dihitung dengan membandingkan nilai ekspor ikan Kota Bitung dengan nilai total ekspor Kota
Bitung, adapun hasil perhitungan dan perkembangan kontribusi subsektor perikanan terhadap ekspor Kota Bitung selama periode 2000-2007 dapat dilihat
pada tabel 4.14. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa selama periode tersebut rata-
rata kontribusinya adalah sebesar 34,26 persen, hal ini menunjukkan bahwa subsektor perikanan cukup besar peranannya terhadap perekonomian daerah di
Kota Bitung, karena ikan merupakan komoditas yang dapat diekspor, sehingga dapat menambah devisa.
Tabel 4.14. Kontribusi Subsektor perikanan Terhadap Ekspor Kota Bitung, 2000- 2007
Tahun Nilai Ekspor
Subsektor perikanan US
Nilai Ekspor Total US
Kontribusi
1 2 3 4
2000 2.178.834,85
3.497.445,72 62,30
2001 3.327.485,00
4.519.115,00 73,63
2002 2.828.925,83
5.948.425,64 47,56
2003 2.561.687,36
6.439.482,98 39,78
2004 2.239.922,50
7.407.011,69 30,24
2005 657.262
6.543.472,73 10,04
2006 22.478,77
4.718.377,73 0,48
2007 509.615,02
5.071.019,42 10,05
Rata-rata 1.790.776,42 5.518.043,86
34,26 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bitung, 2000-2007.
Pada periode pengamatan tahun 2000-2007 kontribusi subsektor perikanan terhadap ekspor Kota Bitung terjadi penurunan, penurunan kontribusi yang paling
parah berturut-turut terjadi pada tahun 2006 turun menjadi sebesar 0,48 persen. Penurunan tersebut disebabkan oleh kenaikan harga BBM, sehingga banyak
nelayan kecil yang tidak mampu untuk pergi melaut, dan sangat berkurangnya hasil laut karena pencurian ikan oleh kapal-kapal asing yang bertekhnologi jauh di
atas nelayan lokal di Kota Bitung, sehingga mengakibatkan banyak nelayan kecil yang merugi karena hasil produksinya tidak mampu menutupi biaya produksi.
Akhirnya produksi ikan yang hanya dijual di dalam negeri sebagai dampak meningkatnya permintaan, serta pengaruh harga barang untuk proses ekspor yang
meningkat maupun standar yang ditetapkan oleh pihak luar negeri yang makin
ketat, sedangkan sebelum kenaikan BBM dan maraknya pencurian ikan oleh kapal asing, kontribusi ekspor subsektor perikanan cukup besar antara 30,24 persen-
73,63 persen, sehingga dapat menambah devisa.
Gambar 4.4. Grafik Perkembangan Kontribusi terhadap Ekspor Kota Bitung, 2000-2007
4.9. Kontribusi Terhadap Pendapatan Pemerintah Daerah