Kondisi Kependudukan Kota Bitung Kondisi Sosial Ekonomi Kota Bitung

cukup banyak masyarakat di Kota Bitung yang menggantungkan hidupnya dari subsektor perikanan, khususnya perikanan laut. Sebagian besar diantaranya merupakan nelayan tradisional yang mencari ikan dengan perahu kecil dan peralatan seadanya, dan sebagian lainnya bekerja pada kapal-kapal besar penangkap ikan milik perusahaan penangkapan lokal maupun asing.

4.2. Kondisi Kependudukan Kota Bitung

Penduduk Kota Bitung berkembang pesat dari 140.270 jiwa pada tahun 2000 menjadi 174.003 pada tahun 2007. Dengan kata lain pertumbuhan rata- rata penduduk pada periode tahun 2000-2007 tersebut 3,08 persen per tahun. Tabel 4.1 Kepadatan Penduduk Kota Bitung Menurut Kecamatan Tahun 2007 Kecamatan Penduduk Luas Area Km 2 Kepadatan Penduduk Per Km 2 1 2 3 4 1. Matuari 2. Girian 3. Ranowulu 4. Madidir 5. Maesa 6. Aertembaga 7. Lembeh Utara 8. Lembeh Selatan 22.649 24.914 15.416 32.456 35.450 25.123 8.720 9.275 33,96 5,17 157,57 20,83 9,70 33,09 27,66 25,53 666,93 4.823,15 97,84 1.558,14 3.654,64 759,16 315,26 363,30 Jumlah 174.003 313,50 555 Sunber : Badan Pusat Statistik Kota Bitung, 2007. Gambar 4.2. Grafik Perkembangan penduduk Kota Bitung Tahun 2000 - 2007 Kepadatan penduduk tahun 2007 mencapai 555 jiwa km 2 ,dimana Kecamatan Girian merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi yakni mencapai 4.823 jiwa km 2 , sedangkan kecamatan ranowulu merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah yakni hanya 98 jiwa km 2 . Peningkatan jumlah penduduk yang ditunjang dengan peningkatan pendapatan perkapita merupakan peluang dalam usaha perikanan. Semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka akan semakin meningkatkan jumlah konsumsi terhadap hasil-hasil perikanan.

4.3. Kondisi Sosial Ekonomi Kota Bitung

Sebagai kota multi dimensi, penduduk Kota Bitung dapat dikatakan memiliki kualitas latar belakang pendidikan yang cukup memadai, yang menjadikan Kota Bitung memiliki potensi Sumberdaya Manusia yang merupakan asset cukup besar yang dapat mendukung perkembangan dan pembangunan 174.003 169.562 169.776 167.625 161.421 149.385 144.000 140.270 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 ekonomi di Kota Bitung bila dapat diberdayakan secara maksimal dan dapat ditingkatkan. Tabel 4.2. Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Di Kota Bitung Tahun 2007 Sumber : BPS Kota Bitung, 2007. Dari tabel 4.2 terlihat penduduk yang tamat pendidikan SLTP ke atas mencapai 57,57 persen sedangkan sisanya 42,43 persen tamat SD dan tidakbelum sekolah dan tamat SD. Penduduk Kota Bitung memiliki pendapatan per kapita tertinggi di Sulawesi Utara dibandingkan dengan 14 kabupatenkota lainnya di Provinsi Sulawesi Utara, yakni mencapai Rp. 12.439.108 tabel 4.3. Meskipun pendapatan per kapita yang tinggi belum menggambarkan tingkat daya beli masyarakat yang tinggi pula, namun setidaknya sudah dapat menggambarkan tingginya dinamika aktivitas ekonomi makro di Kota Bitung. Pendidikan Terakhir Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 BlmTdk Tamat Sklh SDSederajat SLTPSederajat SMUAliyah SM Kejuruan DIII DIII Akademi S1 Sarjana atau lebih 13.629 14.399 15.484 16.310 3.283 231 763 2.905 12.957 15.792 15.792 14.490 3.129 826 462 3.353 26.586 30.191 31.276 30.800 6.412 1.057 1.225 6.258 19,87 22,56 23,37 23,02 4,79 0,79 0,92 4,68 Jumlah 67.004 66.801 133.805 100 Tabel 4.3. Perkembangan Pendapatan Per Kapita Kota Bitung Tahun 2000 – 2007 dan pertumbuhannya Tahun Pendapatan Perkapita Rp Pertumbuhan 1 2 3 2000 8.636.941 7,40 2001 9.276.323 6,20 2002 9.851.821 0,05 2003 9.856.889 6,06 2004 10.454.702 4,94 2005 10.971.627 9,24 2006 11.985.053 3,79 2007 12.439.108 7,40 Rata-rata 10.434.058 5,38 Sumber: BPS Kota Bitung, 2000-2007. Dari tabel 4.3 dapat kita lihat bahwa pendapatan perkapita di Kota Bitung terus naik secara riil dari tahun ke tahun, atau dapat dikatakan selalu mengalami pertumbuhan yang positif, meskipun pertumbuhannya masih berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan pendapatan perkapita tertinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 9,24 persen, dan yang terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 0,05 persen. Setelah sempat mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu 3,79 persen pada tahun 2006, pada tahun 2007 pertumbuhannya meningkat menjadi 7,40 persen pada tahun 2007. Pertumbuhan ekonomi di Kota Bitung pada tahun 2006-2007 berada di bawah pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara. Padahal pada periode tahun 2003- 2005 pertumbuhan ekonomi Kota Bitung berada jauh di atas pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara. Hal ini perlu dikritisi oleh pemerintah daerah Kota Bitung dengan segera, dengan memperhatikan sektor-sektor dan subsektor- subsektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan, yang salah satunya adalah subsektor perikanan yang merupakan adalah satu penggerak ekonomi terutama bagi pertanian, menjadi lumbung penghasil perikanan bagi provinsi Sulawesi Utara dan menyediakan pangan asal perikanan dengan jumlah memadai dan berkualitas serta meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi . Tabel 4.4 Pertumbuhan Ekonomi Kota Bitung Dan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2000 – 2007 Tahun Provinsi Sulawesi Utara Kota Bitung 1 2 3 2001 2,13 -1,10 2002 3,33 2,93 2003 3,19 3,88 2004 4,26 6,19 2005 4,90 7,22 2006 6,18 2,92 2007 6,47 4,72 Sumber: BPS Kota Bitung, 2000-2007. Pada tahun 2001, pertumbuhan perekonomian di Kota Bitung mencapai titik terendah yaitu -1,10 persen tabel 4.4. Pada periode tahun 2000-2005 pertumbuhan ekonomi Kota Bitung terus mengalami peningkatan hingga mencapai 7,22 persen pada tahun 2005, jauh di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara yang hanya 4,90 persen. Namun pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi Kota Bitung sempat melambat menjadi 2,92 persen, dan jauh tertinggal di bawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara yang mencapai 6,18 persen. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Kota Bitung kembali mengalami perbaikan menjadi 4,72 persen bertumbuh dari tahun sebelumnya, walaupun masih di bawah pertumbuhan perekonomian Provinsi Sulawesi Utara yang mencapai 6,47 persen. Tabel 4.5. Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi Kota Bitung berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Tahun 2000-2007 Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Pertanian -6,89 4,51 4,74 8,22 6,20 -6,39 0,39 2. Pertambangan Penggalian 10,04 5,86 7,21 7,27 4,02 5,44 3,74 3. Industri 3,97 3,01 3,40 3,21 10,75 6,68 5,40 4. Listrik. Gas Air Minum 5,58 3,47 2,81 2,73 2,33 4,62 1,87 5. Bangunan 7,26 6,04 7,43 8,07 -2,18 5,09 7,41 6. Perdagangan. Rest Hotel 5,40 5,16 6,12 6,81 9,91 6,68 10,07 7. Angkutan Kom 9,00 -1,56 0,41 6,59 11,40 4,29 4,86 8. Bank, Lemkeu Jasa Per Usahaan 43,75 3,77 4,11 5,54 6,63 9,24 5,58 9. Jasa-Jasa 2,58 3,30 3,97 3,40 8,09 6,74 5,32 Jumlah -1,10 2,93 3,88 6,19 7,22 2,92 4,72 Sumber: BPS Kota Bitung, 2000-2007. Dengan memerhatikan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Kota Bitung pada tabel 4.5, jelas terlihat peranan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bitung. Dan dengan melihat pertumbuhan subsektor pada tabel 4.6, semakin jelas peranan subsektor perikanan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Bitung. Pertumbuhan Ekonomi akan melambat saat pertumbuhan subsektor perikanan melemah, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi akan meningkat saat pertumbuhan subsektor perikanan menguat. Tabel 4.6. Pertumbuhan Subsektor-subsektor pada Sektor Pertanian PDRB Kota Bitung Tahun 2000-2007 Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Pertanian -6,89 4,51 4,74 8,22 6,20 -6,39 0,39 a. Tanaman Bahan Makanan 4,81 4,47 4,21 4,55 0,11 11,32 5,00 b. Perkebunan Rakyat 3,39 5,45 -4,16 3,86 5,44 5,85 6,01 c. Peternakan Hasilnya 2,96 1,79 1,78 8,36 1,50 1,10 3,75 d. Kehutanan 0,32 -0,89 -0,08 0,43 0,67 3,16 0,76 e. P e r i k a n a n -8,35 4,52 5,50 8,71 8,69 -8,20 -0,38

4.4. Prasarana Subsektor perikanan