f Kedalaman 100 cm.
g Kedalaman 0-100 cm.
h Kedalaman 100-200 cm.
Gambar 7 Perbandingan kadar air tanah blok perlakuan dan kontrol pada berbagai kedalaman. Pada blok perlakuan pengaruh penerapan
rorak lebih besar pada pengukuran di kedalaman 100 - 200 cm dibandingkan pada
pengukuran 0-100 cm Gambar 7g dan 7h. Nilai rata-rata kadar air tanah yang terukur
pada
seluruh sensor
pengukuran di
kedalaman 0 – 100 cm sebesar 14.6 - 39.5
volume, sedangkan pada pengukuran di kedalaman 100
– 200 cm sebesar 19.2 – 52.6 volume. Hal ini dikarenakan pada
kedalaman 0-100 cm merupakan kedalaman akar
efektif tanaman
sawit sehingga
kehilangan air akibat aktifitas penyerapan air dan unsur hara oleh akar tanaman sawit
sangat besar. Hal tersebut berbeda dengan kedalaman 100
– 200 cm, dimana akar tanaman
sawit sudah
sangat jarang
ditemukan sehingga kehilangan air tidak sebesar pada kedalaman 0-100 cm.
4.4. Pengaruh rorak terhadap profil
kadar air tanah
Kadar air tanah berkaitan dengan penyediaan air bagi tanaman. Jumlah air
yang tersedia dan terkandung dalam tanah bergantung pada permeabilitas tanah atau
kemampuan tanah dalam mengikat air dan meneruskan air yang diterima di permukaan
tanah ke arah lateral maupun vertikal Rahmat dan Soekarno 2006. Kemampuan
tanah dalam menahan air ini dipengaruhi oleh tekstur tanah, sedangkan
jumlah air yang terkandung pada tanah dipengaruhi
oleh curah hujan yang turun pada daerah tersebut Hardjowigeno 2003.
Hasil pengukuran rata-rata semua sensor kadar air tanah pada minggu pertama sampai
minggu keempat menunjukkan kadar air
Rorak
Rorak Rorak
tanah pada blok perlakuan lebih besar daripada kadar air tanah blok kontrol
Gambar 8 a, b, c dan d. Hal ini sudah terlihat dari hasil pengukuran pada
minggu pertama, hasil pengukuran rata-rata di semua sensor pada minggu pertama
menunjukkan bahwa kadar air tanah pada blok perlakuan lebih besar dibandingkan
dengan blok kontrol Gambar 8 a. Nilai rata-rata kadar air tanah pada tiap-tiap titik
kedalaman yang terukur pada blok kontrol sebesar 4.4 - 12 volume, sedangkan pada
blok perlakuan nilai kadar tanah sebesar 14.1 - 47.3 volume Lampiran 13 dan
14. Hasil pengukuran minggu pertama dapat menunjukan bahwa rorak konservasi
air mampu memberikan pengaruh dalam meningkatkan kadar air tanah pada lahan
perkebunan sawit.
Hasil pengukuran
minggu kedua
memperlihatkan hasil yang sama seperti pada minggu pertama yaitu, kadar air tanah
pada blok perlakuan lebih besar dari kadar air tanah blok kontrol Gambar 8 b.
Kisaran nilai kadar air yang terukur untuk tiap-tiap kedalaman sebesar 5 - 10.9
volume
pada blok kontrol dan 12.1 - 43.3
volume pada
blok perlakuan.
Perbandingan nilai tersebut juga berlaku pada pengukuran minggu ketiga dan
keempat, sehingga secara umum kadar air tanah blok perlakuan jauh lebih besar dari
pada blok kontrol. Perbandingan nilai kadar air tanah yang terukur pada tiap-tiap
kedalaman
selama empat
minggu pengukuran sebesar 4.9 - 9.9 volume
pada blok kontrol dan 12.1 - 43.8 volume
pada blok perlakuan Lampiran 13 dan 14. Pada minggu kedua dan keempat
terjadi penurunan
kadar air
tanah dibandingkan pengukuran pada minggu
sebelumnya. Hal ini dikarenakan curah hujan yang turun di daerah tersebut pada
minggu kedua dan keempat lebih kecil dari curah hujan minggu sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan secara periodik setiap minggu dari
minggu pertama sampai minggu keempat, terlihat perubahan profil kadar air tanah pada
blok perlakuan di kedalaman 20 cm – 140
cm tidak terlalu besar. Selisih perubahan kadar air
yang terukur pada setiap
penambahan kedalaman pengukuran di kedalaman tersebut antara 0.3 - 2.4
volume. Perubahan yang sangat mencolok terjadi pada kedalaman 160 cm
– 200 cm, selisih perubahan yang terukur pada setiap
penambahan kedalaman antara 7.8 - 8.8 volume.
Gambar 8 Kadar air tanah rata-rata mingguan : a Minggu pertama, b Minggu kedua, c Minggu ketiga, dan d Minggu keempat.
Hasil penggukuran kadar air tanah menunjukkan bahwa perubahan profil kadar
air tanah rata-rata pada blok kontrol tidak mengalami banyak peningkatan dan jauh lebih
kecil dari kadar air tanah blok perlakuan Gambar 8. Perubahan nilai rata-rata profil
kadar air pada setiap penambahan kedalaman pada blok kontrol sebesar 0.1 - 2.2 volume,
sedangkan pada blok perlakuan sebesar 0.5 - 10.8 volume. Hal ini disebabkan oleh
kandungan pasir pada tanah di blok kontrol yang mempengaruhi kemampuan tanah dalam
mengikat air, kandungan pasir yang lebih banyak mengakibatkan tekstur tanah lebih
kasar sehingga mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus.
Pada blok perlakuan berlaku hal yang berbeda, dimana terjadi peningkatan kadar air
tanah walaupun tekstur tanah pada blok perlakuan sama dengan tanah blok kontrol.
Peningkatan ini terjadi akibat pengaruh dari penerapan teknik konservasi pada blok
perlakuan.
4.5 Kadar air tanah pada tanaman sawit