I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu
tanaman komoditi industri di Indonesia. Tanaman kelapa sawit menghasilkan produksi
minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri, minyak goreng dan bahan baku
energi alternatif bio-fuel. Pada proses pertumbuhan
tanaman kelapa
sawit membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk
mencukupi kebutuhan pertumbuhan. Menurut Sastrosayono 2006, curah hujan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit lebih dari 2000
mmtahun dengan distribusi merata sepanjang tahun
tanpa bulan
kering yang
berkepanjangan. Pola curah hujan berpengaruh terhadap
pembungaan dan produksi buah sawit
Henson dan Harun 2007. Oleh karena itu ketersediaan air menjadi salah satu faktor
pembatas bagi
produksi kelapa
sawit. Kekurangan air berdampak negatif pada
pertumbuhan tanaman baik fase vegetatif maupun fase generatif tanaman sawit. Pada
fase vegetatif, kekurangan air yang meng akibatkan kekeringan pada lahan dapat
menghambat pertumbuhan pelepah tanaman sawit. Dampak kekeringan pada fase generatif
menyebabkan penurunan produksi tanaman akibat pembentukan bunga yang terhambat
dan
peningkatan jumlah
bunga jantan
Balitklimat 2007. Kekurangan air juga dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan tanaman. Kekurangan air pada lahan perkebunan sawit dapat terjadi
karena beberapa faktor, antara lain; curah hujan, kondisi pertanaman kelapa sawit, lama
kekeringan, kondisi tanah dan kondisi kemiringan lahan Marni 2009. Upaya untuk
mengantisipasi dan menanggulangi masalah kekeringan pada lahan diperlukan untuk
mengurangi kerusakan yang terjadi pada tanaman kelapa sawit. Faktor-faktor yang
dapat mengakibatkan cekaman kekeringan pada tanaman perlu diminimalkan melalui
aplikasi teknis pada saat sebelum, selama, dan setelah musim hujan agar curah hujan dapat
diresapkan secara maksimal ke dalam tanah. Salah satu metode yang dapat dilakukan
adalah dengan menerapkan teknik koservasi air.
Teknik konservasi
air yang
umum diterapkan
pada lahan
sawit berupa
pembuatan rorak
parit yang
digali mengikuti kontur pada lahan. Teknik ini
merupakan metode pemanenan air hujan yang bertujuan
untuk mengurangi
aliran permukaan, menampung serta menyimpan air
hujan yang turun, sehingga air yang tersedia bagi tanaman dalam tanah lebih lama dan
dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Secara ilmiah perlu dilakukan kajian berapa lama
teknik konservasi air ini mampu menyimpan air dan memberikan pengaruh terhadap
ketersediaan air pada lahan perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
dilakukan untuk pemantauan ketersediaan air pada perkebunan kelapa sawit.
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk analisis pengaruh teknik konservasi air terhadap
peningkatan kadar air tanah pada lahan perkebunan kelapa sawit.
II. TINJAUAN PUSTAKA