Pengaruh rorak terhadap sebaran

Gambar 6 Hubungan curah hujan dengan tinggi muka air rorak konservasi. Air yang tertampung dalam rorak akan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air, memperkecil limpasan dan mengurangi kehilangan air pada lahan melalui evaporasi Murtilaksono et al. 2009. Menurut Harahap dan Latif 1998, apabila tidak ada hujan lebih dari tiga bulan pada lahan dan tidak ada penanganan, maka akan mengakibatkan penurunan produksi dan meningkatkan pertumbuhan bunga jantan pada tanaman sawit. Dengan penerapan teknik konservasi air melalui pembuatan rorak diharapkan mampu mengoptimalkan sumber air dari curah hujan untuk menjaga ketersediaan air selama proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

4.3 Pengaruh rorak terhadap sebaran

kadar air tanah. Perubahan kadar air tanah berhubungan dengan kedalaman tanah. Perubahan kadar air tanah sangat dipengaruhi laju evapo transpirasi. Nilai kadar air tanah yang terukur pada setiap sensor pengukuran di lapangan sangat beragam. Keragaman data terlihat pada setiap titik pengukuran Gambar 7. Pada hasil pengukuran di lapangan terlihat bahwa penerapan teknik konservasi memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan kadar air tanah terutama pada kedalaman 0 – 100 cm. Nilai kadar air tanah rata-rata yang terukur pada blok kontrol dan perlakuan pada setiap kedalaman pengukuran 10, 20, 40, 60, 80 dan 100 cm masing-massing sebesar 7.5, 9.4, 9.3, 5.1, 5.3 dan 5.6 volume pada blok kontrol. Pada blok perlakuan masing-masing sebesar 12.1, 22.8, 20.4, 22.4, 22.9 dan 25 volume. Pengaruh teknik konservasi air juga terlihat pada pengukuran nilai kadar air tanah blok perlakuan pada kedalaman 100-200 cm Lampiran 11 dan 12. Nilai kadar air tanah rata-rata yang terukur oleh sensor pada kedalaman 10 – 100 cm pada blok perlakuan rata-rata di atas 20.4 volume, kecuali pada pengukuran kedalaman 10 cm sebesar 12.1 volume Gambar 7a. Nilai kadar air tanah mengalami perubahan yang sangat besar pada pengukuran sensor 5, 6, 20 dan 21 yang merupakan sensor dekat rorak di blok perlakuan. Nilai rata-rata yang terukur pada nomor-nomor sensor tersebut yaitu; terendah 7.8 volume pada pengukuran sensor nomor 5 pada kedalaman 10 cm dan tertinggi 65.5 volume pada pengukuran sensor nomor 21 pada kedalaman 180 cm. Pada sensor nomor 5 di pengukuran kedalaman 10 cm nilai kadar air tanah terukur lebih rendah, hal ini dapat disebabkan oleh posisi sensor tersebut lebih tinggi dibandingkan posisi sensor 6, 20 dan 21 dan terletak sebelum rorak. Pada sensor nomor 21 nilai kadar air tanah yang terukur di kedalaman 180 cm lebih tinggi, hal tersebut dapat disebabkan karena posisi sensor 21 paling rendah di antara semua sensor dan karakter nilai kadar air tanah yang terukur pada semua sensor di lokasi penelitian lebih besar terukur pada kedalaman 180 cm dibandingkan semua titik pengukuran. Pengaruh teknik konservasi paling rendah terjadi pada lapisan atas tanah. Kadar air tanah di kedalaman 10 cm yang merupakan tanah lapisan atas pada blok perlakuan tidak mengalami peningkatan terlalu besar dibandingkan blok kontrol Gambar 7a. Perbandingan kisaran nilai yang terukur sebesar 5.1 – 11.3 volume pada blok kontrol dan 7.5 - 18.9 volume pada blok perlakuan. a Kedalaman 10 cm. b Kedalaman 20 cm. c Kedalaman 40 cm. d Kedalaman 60 cm. e Kedalaman 80 cm. Rorak Rorak Rorak Rorak Rorak f Kedalaman 100 cm. g Kedalaman 0-100 cm. h Kedalaman 100-200 cm. Gambar 7 Perbandingan kadar air tanah blok perlakuan dan kontrol pada berbagai kedalaman. Pada blok perlakuan pengaruh penerapan rorak lebih besar pada pengukuran di kedalaman 100 - 200 cm dibandingkan pada pengukuran 0-100 cm Gambar 7g dan 7h. Nilai rata-rata kadar air tanah yang terukur pada seluruh sensor pengukuran di kedalaman 0 – 100 cm sebesar 14.6 - 39.5 volume, sedangkan pada pengukuran di kedalaman 100 – 200 cm sebesar 19.2 – 52.6 volume. Hal ini dikarenakan pada kedalaman 0-100 cm merupakan kedalaman akar efektif tanaman sawit sehingga kehilangan air akibat aktifitas penyerapan air dan unsur hara oleh akar tanaman sawit sangat besar. Hal tersebut berbeda dengan kedalaman 100 – 200 cm, dimana akar tanaman sawit sudah sangat jarang ditemukan sehingga kehilangan air tidak sebesar pada kedalaman 0-100 cm.

4.4. Pengaruh rorak terhadap profil