seringkali peta yang dihasilkan dari cara-cara lama itu dipertanyakan tingkat aksurasinya Brown et al. 2005.
Sistem klasifikasi akustik sedimen dasar laut yang dapat memperkirakan tipe sedimen dan sifat geoteknik dari jarak jauh telah banyak digunakan di
berbagai bidang geologi kelautan, teknik sipil, ilmu militer dan perikanan Lambert et al. 2002; Richardson et al. 2002. Sistem klasifikasi dengan akustik
ini telah mampu memprediksi secara akurat dan real time dari sifat akustik kecepatan suara, akustik impedansi dan atenuasi, tipe sedimen ukuran butiran,
dan sejumlah sifat geoteknik densitas dan porositas. Metode akustik dianggap mampu memberikan solusi dalam pendugaan
karakteristik dasar perairan yang mengakibatkan sejumlah penelitian lanjutan mengenai dasar perairan pun dilakukan. Tingginya variasi yang terjadi pada dasar
perairan membuat banyak hal yang masih belum jelas dalam pendugaan karakteristik dasar perairan dengan menggunakan metode akustik. Penambahan
persyaratan untuk perekaman data first echo dan second echo dapat memberikan beberapa informasi tentang karakteristik dari dasar perairan. Berbeda halnya
dengan echosounder multibeam, yang menyediakan area cakupan spasial yang luas, split beam echosounder memberikan informasi tentang dasar perairan tepat
dibawah daerah lokasi tracking normal incidence yang ditimbulkan oleh pulsa akustik.
1.3. Kerangka pemikiran
Sistem klasifikasi akustik dasar perairan secara luas telah digunakan untuk mempelajari karakteristik dasar perairan. Penentuan nilai backscattering dari
dasar perairan dengan akurasi yang tinggi sangat dibutuhkan dalam dunia perikanan. Hal ini berkaitan erat dimana dasar perairan memiliki peranan yang
sangat penting sebagai habitat dari makhluk hidup yang berasosiasi dengan lingkungan perairan. Penentuan jenis substrat dari dasar perairan di suatu perairan
dengan metode hidroakustik tentunya memerlukan beberapa parameter-parameter seperti ukuran partikel dari sedimen, kandungan bahan organik dan porositas.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan pengkajian kuantifikasi dasar perairan dengan metode hidroakustik mengenai nilai backscattering strength
dari dasar perairan serta kaitannya dengan parameter fisika dari sedimen yang diduga mempengaruhi nilai backscattering dari dasar perairan.
Secara diagramatik kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Underwater
camera Masalah identifikasi dasar perairan
Split beam echosounder
Data akustik
Kalibrasi
Nilai backscatter dasar perairan
Roughness Ground truth
Second echo Amplitudo,
Energi
Hardness Raw data
pengukuran akustik dasar perairan
Grain size Bulk density
Porosity
Principal Component Analysis Clustering analysis
Karakteristik dasar perairan Depth
Sound speed Pulse length
Core
First echo Amplitudo,
Energi
1.4. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1
Menghitung nilai backscattering strength dari dasar perairan dengan menggunakan instrumen hidroakustik split beam echosounder untuk
kuantifikasi dan karakterisasi dasar perairan. 2
Mengukur beberapa parameter fisik sedimen sediment properties yang diduga mempengaruhi nilai backscattering dasar perairan.
1.5. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1
Memberikan gambaran karakteristik dasar perairan berdasarkan nilai backscattering strength yang dihasilkan oleh berbagai macam tipe substrat
dasar perairan dengan menggunakan split beam echosounder. 2
Pola yang didapatkan diharapkan dapat dijadikan sebagai proses mengklasifikasikan dasar perairan dengan menggunakan instrumen
hidroakustik split beam echosounder.
2. TINJAUAN PUSTAKA