4.7. Principal Component Analysis PCA
Hubungan antara parameter fisika sedimen dengan nilai akustik dianalisis dengan menggunakan Principal Component Analysis PCA. Ini dilakukan untuk
melihat seberapa besar keterkaitan antara satu parameter dengan parameter yang lain. Parameter fisik sedimen yang digunakan dalam analisis ini meliputi
densitas, porositas, komposisi sedimen pasir, lumpur dan liat, koefisien refleksi R dan BL Bottom Loss, sedangkan untuk parameter akustik meliputi nilai Sv
E1 dan E2, SS dan EL Echo Level. Matriks korelasi menjelaskan hubungan antar parameter yang ada. Suatu
korelasi dinyatakan berhubungan positif atau berbanding lurus jika nilainya 0,50 – 1,00. Parameter yang dinyatakan berhubungan negatif atau berbanding terbalik
jika nilainya berada pada kisaran -0,50 sampai dengan -1,00 dan jika nilainya berada diantara -0,50 hingga 0,50 dianggap tidak mempunyai pengaruh yang
nyata baik positif ataupun negatif Legendre dan Legendre, 1998. Principal Component Analysis PCA yang dilakukan terhadap data pengamatan di perairan
Kepulauan Seribu dapat menjelaskan keragaman data sampai 81,60 sehingga interpretasi analisis komponen dianggap mewakili keadaan yang terjadi tanpa
mengurangi informasi yang banyak dari data Gambar 31. Sumbu faktor 1 F1 dan faktor 2 F2 dipilih untuk menggambarkan peubah-peubah baru yang akan
menjelaskan komponen utama karena kontribusi hasil penjumlahan antara keduanya lebih besar bila dibandingkan dengan penjumlahan antara F1 dan F3
atau F2 dan F3. Perlu diketahui bahwa besarnya sudut yang terbentuk dari dua variabel dalam satu sumbu faktor mengindikasikan besarnya perbedaan antara
kedua variabel tersebut.
Gambar 31. PCA untuk parameter fisik sedimen dan nilai hidroakustik pada sumbu F1 dan F2
Gambar 32. Penyebaran stasiun pengamatan pada sumbu F1 dan F2
Projection of the variables on the factor-plane 1 x 2
Active Pasir
Lumpur Liat
Density
Porosity E1
E2 SS
EL R
BL
-1.0 -0.5
0.0 0.5
1.0 Factor 1 : 68.42
-1.0 -0.5
0.0 0.5
1.0
F a
c to
r 2
: 1
3 .1
8
Projection of the cases on the factor-plane 1 x 2 Cases with sum of cosine square = 0.00
Active 1
2 3
4 5
6
7 8
9
-8 -6
-4 -2
2 4
6 8
Factor 1: 68.42 -2.0
-1.5 -1.0
-0.5 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
2.5 3.0
3.5
F a
c to
r 2
: 1
3 .1
8 Kelompok 1
Kelompok 2 Kelompok 3
Berdasarkan hasil yang diperoleh seperti yang terlihat pada Gambar 32 maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kelompok 1 yang meliputi Stasiun 5 adalah stasiun yang memiliki nilai
densitas tertinggi dan Stasiun 6 yang ditandai dengan komposisi fraksi lumpur dan liat yang tinggi.
2. Kelompok 2 yang meliputi Stasiun 7, 8 dan 9 adalah stasiun yang memiliki
kandungan komposisi fraksi pasir yang lebih besar dari stasiun lainnya yang ditandai dengan nilai backscattering strength yang lebih besar.
3. Kelompok 3 diwakili Stasiun 1, 2, 3 dan 4 dengan nilai porositas dan bottom
loss yang lebih besar jika dibandingkan dengan stasiun lainnya.
4.8. Analisis Cluster