4
1.3 Tujuan  dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi, kelimpahan dan distribusi  larva  ikan  di  ekosistem  estuaria  Pelawangan  Timur  Segara  Anakan
dalam  kaitannya  dengan  kondisi  lingkungan  di  ekosistem  tersebut.  Manfaat penelitian  adalah  untuk  menginventarisir  jenis  sumberdaya  ikan  serta
mengetahui karakteristik habitat jenis ikan yang hidup di daerah tersebut sebagai salah satu informasi dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Segara Anakan.
Gambar 1. Alur perumusan masalah
Ekosistem Estuaria Pelawangan Timur
Proses Hidrodima
nika:
pasang surut,masu
kan air
Aktivitas Antropogenik:
pelabuhan, industri,pemuki
man
Faktor biofisik kimia Perairan
Fisika :
arus, suhu,
kecerah an
Kimia :
Salinitas, DO,
turbiditas, nitrat,
ortofosfat
Biologi :
Fitoplankton, predator,
competitor
SD Larva Ikan:
Sedentary, migratory,
occasional
Perubahan Kualitas Perairan
Turbiditas, sedimentasi,
eutrofikasi
Pertumbuhan Mortalitas
Sintasan kelimpahan
Keberlanjutan Stok ikan estuaria
Segara Anakan
I N
P U
T
O U
T P
U T
P R
O S
E S
5
2  TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Estuaria Pelawangan Timur Segara Anakan
Estuaria  Pelawangan  Timur  merupakan  bagian  timur  dari  Kawasan Segara  Anakan,  Cilacap.  Segara  Anakan  merupakan  satu-satunya  ekosistem
estuari  dengan  hutan  mangrove    yang  terletak  di  Kabupaten  Cilacap  di  selatan Jawa.  Segara Anakan berhubungan dengan Samudra Hindia melalui dua buah
inlet  yaitu  Pelawangan  Barat  dan  Pelawangan  Timur.  Bagian  barat  Segara Anakan Pelawangan Barat, terletak pada sudut barat daya laguna dimana lebar
dan  panjang  salurannya  lebih  pendek  dibandingkan  bagian  timur  Pelawangan Timur.    Estuaria  Pelawangan  Timur  merupakan  cabang  dari  Sungai  Kembang
Kuning  yang  bersatu  dengan  Sungai  Sapuregel  dan  Donan  dan  akhirnya bermuara di Teluk Penyu Djuwito, 1985.
Perairan Pelawangan Timur memiliki kedalaman air antara 5-10m White et  al.,
1989.  Inlet  Pelawangan  Timur    dekat  dengan  pelabuhan  Cilacap  dan merupakan    saluran  yang  menghubungkan  laguna  ke  Samudera  Hindia
Jennerjahn  et  al.,  2007.  Perairan  Pelawangan  Timur    terdiri  dari  kawasan lindung  Sapuregel  sampai  wilayah  Karang  Bolong  ujung  timur  pulau
Nusakambangan.  Luas perairan kawasan  lindung  Pelawangan Timur ±650  Ha. Luas perairan Sapuregel ± 120 Ha dan perairan Kembang Kuning ± 40 Ha Hadi,
1998  dalam    Sugiharto,  2005.  Sedangkan  perairan  Donan  sejak  tahun  1978 ditetapkan  sebagai  kawasan  lalu  lintas  kapal-kapal  tanker  sehingga  kegiatan
penangkapan  ikan  oleh  nelayan  di  perairan  tersebut  tidak  diijinkan  lagi Sugiharto, 2005.
Hutan  mangrove  di  Segara  Anakan  merupakan  satu-satunya  hutan mangrove  yang  utama  di  Pulau  Jawa.  Luas  hutan  mangrove  di  Segara Anakan
sekitar  9.600  ha  Ardli,  2007.  Sebanyak  26  jenis  mangrove  terdapat  di  Segara Anakan Pribadi, 2007. Kawasan Sapuregel, Pelawangan Timur memiliki hutan
mangrove dengan kerapatan yang cukup tebal dan terdiri dari beberapa spesies mangrove  yang  biasanya  merupakan  formasi  dari  hutan  yang  cukup  matang
dengan  substrat  yang  stabil  Pribadi,  2007.  Mangrove  merupakan  daerah makanan  feeding  ground  dan  asuhan  nursery  ground    bagi  beberapa  jenis
ikan  dan  udang  baik  ikan  yang  menetap  di  estuaria  atau  pun  ikan  laut  yang
6 melakukan  migrasi  ke  ekosistem  mangrove  dalam  daur  hidupnya  King,  2007;
Laegdsgaard  Johnson, 2001. Perubahan  kondisi  lingkungan  seperti    perubahan  kawasan  sekitar
perairan  menjadi  area  pertanian  banyak  ditemukan  di  bagian  barat  Segara Anakan,  namun  demikian  bagian  timur  juga  mengalami  masalah  yang  sama
walaupun dalam skala yang lebih kecil Ardli, 2007. Komunitas  ikan  di  Segara  Anakan  cukup  beragam.  Sebanyak    45  jenis
ikan yang termasuk dalam 37 famili ditemukan di Segara Anakan Ecology team, 1984;Djuwito, 1985. Dari 45 jenis tersebut 17 jenis  merupakan jenis ikan yang
selalu  melakukan  migrasi  migratory  species  ke  Segara  Anakan,  12  jenis merupakan  jenis  yang  menetap  residential  species  di  perairan  tersebut
sedangkan  16  jenis  lainnya  merupakan  jenis  ikan  yang  sesekali  memasuki perairan tersebut Ecology team, 1984. Sedangkan menurut Dudley 2000, dari
hasil  tangkapan  di  Segara  Anakan,  diperoleh  60  jenis  ikan  dan  ditemukan  pula juvenile  dari  Scianidae,  Leioghnatidae,    Anguillidae,  Ariidae,  Carangidae,
Clupeidae, Engraulidae, Haemulidae, Sparidae, Synodontidae, Teraponidae dan Trichiuridae.
2.2 Biologi Larva Ikan