10 Faktor kimiawi yang berperan bagi kehidupan biota laut termasuk larva
ikan adalah oksigen terlarut, karbondioksida, pH derajat keasaman dan senyawa organik lainnya. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh organisme perairan
dalam metabolism tubuhnya. Oksigen terlarut dibutuhkan dalam proses respirasi semua organisme termasuk larva ikan. Oksigen terlarut juga berpengaruh dalam
proses oksidasi senyawa kimia lainnya di perairan. Derajat keasaman pH mempengaruhi proses kimiawi yang terjadi di perairan. Penurunan pH perairan
laut menyebabkan gangguan reoroduksi pada biota laut seperti kelompok Echinodermata, ikan dan udang Ros, et al.,2011.
Faktor biologi yang berperan dalam kehidupan larva ikan diantaranya adalah makanan, predator dan kompetitor Romimohtarto Juwana, 1998;
Esteves et al., 2000. Makanan bagi larva ikan adalah fitoplankton. Fitoplankton merupakan produsen dalam jaring-jaring makanan di ekosistem perairan,
sehingga kelimpahan fitoplankton di perairan menjadi pendukung bagi keberlanjutan sumberdaya larva. Larva ikan sangat rentan terhadap gangguan
predator. Predator larva dapat berupa ikan yang lebih besar dan bersifat karnivora dan ubur-ubur. Laju kelulushidupan larva di perairan sangat
dipengaruhi oleh keberadaan predator. Kompetitor larva ikan dapat berupa sesama jenis larva ikan, larva biota lainnya atau pun ikan yang lebih besar.
Persaingan selalu terjadi antar organisme dalam suatu ekosistem demikian pula dengan larva ikan. Persaingan dapat terjadi dalam memperebutkan sumberdaya
makanan yaitu fitoplankton ataupun persaingan ruang habitat yang ditempati. Fitoplankton bukan hanya sumber makanan bagi larva ikan saja, namun juga
bagi organisme perairan lainnya termasuk larva udang, kepiting, Moluska serta ikan-ikan herbivora dan omnivora yang telah dewasa.
2.4 Pengetahuan Larva Ikan dalam Bidang Perikanan
Pengetahuan mengenai awal daur hidup ikan larva ikan mempunyai kaitan erat dengan berbagai aplikasi dalam bidang perikanan seperti budidaya,
estimasi jumlah stok ikan, monitoring kondisi kualitas perairan serta penetapan kawasan konservasi dan refugia ikan. Upaya untuk mempelajari larva dan telur
ikan sudah dikenal sejak beberapa tahun lampau bahkan di Indonesia lebih dari 100 tahun yang lalu di daerah pesisir Pulau Jawa diketahui adanya usaha
pertambakan bandeng. Pada masa itu banyak orang yang mengumpulkan nener bandeng di sepanjang pantai untuk bibit yang dibesarkan di dalam tambak
11 sampai ukuran yang dapat dipanen. Para pengumpul dengan mudah mengenal
nener bandeng yang tak lain adalah fase larva dari ikan bandeng. Mempelajari variasi kelimpahan dan distribusi larva ikan pada suatu
habitat merupakan hal penting untuk memahami mekanisme dalam proses rekrutmen serta faktor-faktor yang mempengaruhinya Mitchell, 1994; Quist, et
al., 2004; Shoji Tanaka, 2008. Informasi mengenai distribusi, kelimpahan dan
pertumbuhan larva ikan di perairan laut merupakan hal penting yang diperlukan dalam pengelolaan perikanan Van der Lingen Hugget, 2003. Pengetahuan
mengenai pertumbuhan dan mortalitas larva ikan di suatu habitat perairan diperlukan untuk dapat mengetahui laju serta tingkat keberhasilan rekrutmen
yang menjamin keberlanjutan stok Smith, 1981. Selain itu, dalam menjaga kelestarian sumberdaya ikan di suatu habitat seringkali dilakukan upaya
perlindungan habitat seperti menetapkan daerah perlindungan laut Marine Protected Area
dan kawasan Perikanan Refugia Fisheries Refugia. Salah satu faktor penting dalam penetapan kawasan tersebut adalah informasi mengenai
daerah asuhan yang diindikasikan dengan keberadaan larva dan telur ikan di daerah tersebut Ward, et al., 2001; UNEP, 2007.
Pengetahuan mengenai transpor larva dari satu habitat seperti mangrove ke habitat lain seperti terumbu karang menjelaskan keterkaitan antara ekosistem
tersebut dan peranannya sebagai habitat asuhan yang potensial bagi ikan sehingga perlu dipertahankan kondisinya Huijbers,et al., 2008. Kondisi
kelimpahan dan komposisi larva ikan di suatu habitat juga dapat menjadi indikator kualitas suatu habitat Mc Kinley et al., 2011. Selain itu, pengetahuan
mengenai larva ikan terutama ikan ekonomis penting juga penting dalam pengembangan kegiatan budidaya The Research Council of Norway, 2009.
Dengan demikian mempelajari fase larva ikan menjadi bagian yang cukup
penting dalam pengelolaan perikanan. 2.5 Ekosistem Estuaria dan Asosiasinya dengan Komunitas Ikan
Menurut Blaber 2000, estuaria merupakan perairan semi tertutup yang memiliki hubungan dengan laut dimana perairan tersebut mendapatkan
pengaruh dari air laut dan air tawar dari daratan. Wilayah estuaria dapat berupa muara sungai dan delta-deltabesar, hutan mangrove dekat estuaria, teluk dan
rawa pasang surut.
12 Ekosistem estuaria seringkali berasosiasi dengan mangrove sehingga
sering disebut dengan ekosistem mangrove. Mangrove didefinisikan sebagai
vegetasi dengan tipe batang keras yang berada di lingkungan laut dan payau Giesen et al., 2006. Ekosistem mangrove memiliki fungsi penting bagi
kehidupan berbagai jenis ikan termasuk ikan ekonomis penting yakni sebagai habitat pemijahan dan asuhan Ikejima et al,2003; Giesen et al., 2006.
Penelitian yang dilakukan Sasekumar et al. 1992 menemukan sebanyak 119 spesies ikan di daerah mangrove di Selangor, Malaysia yang mayoritas adalah
fase juvenile. Sedangkan Tse,et al., 2008 mendapatkan bahwa komunitas ikan memiliki ketergantungan terhadap ekosistem mangrove dalam penyediaan
sumber makanan bagi fase larva dan juvenilnya. McHugh
1984 dalam
Dando 1984
dan Kennish
1990 mengelompokkan ikan-ikan estuaria menjadi 6 kelompok yang menggunakan
estuaria sebagai tempat pemijahan, migrasi dan tempat hidupnya yaitu: 1. Passage Migrants, yaitu spesies anadromus dan katadromus misalnya
Salmoidae, Petromyzonidae dan Anguilla spp. 2. Spesies ikan tawar yang sering secara musiman masuk ke daerah yang
bersalinitas rendah untuk mencari makan. Ikan-ikan ini merupakan ikan dari daerah air tawar yang masuk ke dalam estuaria karena banjir,
contohnya adalah Carrasius carrasius, Leuciscus leuciscus, Thymallus thymallus
. Beberapa diantara spesies tersebut misalnya Leuciscus leuciscus
membentuk populasi yang permanen di daerah pasang surut air tawar di sepanjang estuaria.
3. Spesies ikan air laut yang masuk ke mulut estuaria sebagai opportunist
feeders. Ikan-ikan ini sering masuk dan meninggalkan daerah pasang
surut, misalnya ikan dari Estuaria Tamar di S.W. England yakni Squatina squatina, Conger conger
dan Scomber scombrus. 4.
Ikan estuaria yakni ikan-ikan yang menghabiskan sebagian besar atau seluruh hidupnya di daerah euryhalin. Ikan estuaria yang sesungguhnya,
menghabiskan seluruh siklus hidupnya di daerah estuaria, contohnya adalah ikan-ikan gobid seperti Pomatoschistus microps, Fundulus
confluentus, dan Hypsoblennius henzti. Ikan-ikan estuaria lain
meninggalkan estuaria dalam periode yang singkat, biasanya untuk melakukan pemijahan misalnya ikan Platichthys flesus, Brevoortia
tyrannus dan Morone Americana.
13 5.
Ikan laut yang menggunakan estuaria sebagai daerah asuhan nursery ground.
Ikan-ikan ini merupakan kelompok dominan di daerah estuaria Atlantik, diantaranya Clupea harengus, C.sprattus, Pogonia cromis,
Dicentranchus labrax, Solea solea Idan Paralichthys dentatus. 6.
Ikan air tawar dan air laut yang masuk ke daerah estuaria dalam bentuk dewasa untuk melakukan pemijahan, contohnya Galaxia spp dan
Pseudopleuronectes americanus. Ekosistem estuaria merupakan jalan masuk dan keluar bagi ikan-ikan
diadromus anadromus dan katadromus. Ikan anadromus menggunakan estuaria sebagai jalan masuk dari laut menuju sungai atau danau, sebaliknya
ikan katadromus menggunakan estuaria sebagai jalan keluar dari sungai atau danau untuk bermigrasi ke laut.
Ikan memiliki pola migrasi secara musim temporal dan ruang spasial. Di daerah estuaria pola migrasi ini terlihat jelas. Ikan yang bermigrasi dari air laut
ke air tawar untuk bertelur spesies anadromus misalnya dari famili Serranidae, Petromyzontidae, Clupeidae, Osemeridae, Salmolidae dan Acipenseridae,
sedangkan ikan yang melakukan migrasi dari air tawar ke air laut untuk bertelur spesies katadromus seperti Anguilla sp Kennish,1990. Ikan melakukan
migrasi dalam rangka bertelur, mencari makan, kawin dan mencari perlindungan. Menurut Dando 1984, banyak spesies ikan laut yang masuk atau naik ke
perairan tawar untuk bertelur tetapi pada masa larva dan postlarvanya menggunakan daerah estuaria sebagai tempat asuhannya.
14
3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian