42 dicirikan oleh suhu air yang lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya. Stasiun II
Donan merupakan daerah aliran sungai yang cukup besar dan terbuka dimana ada angin dan arus yang cukup membuat proses difusi udara berlangsung
sehingga menjamin adanya oksigen terlarut selain itu Donan juga merupakan daerah alur transportasi dengan berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan
limbah ke perairan sehingga kekeruhan meningkat. Sementara itu Stasiun IV cenderung memiliki turbiditas yang rendah dan kecerahan yang lebih tinggi
dibandingkan stasiun II. Stasiun IV Sapurgel merupakan perairan terbuka bagian dari muara Sungai Sapuregel. Stasiun V dicirikan oleh kandungan N-NO
3
yang lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya sedangkan stasiun VI Kembang Kuning ditandai dengan kandungan ortofosfat yang lebih tinggi dibandingkan
stasiun lainnya. Namun demikian rataan kadar ortofosfat di perairan tersebut masih jauh di bawah ambang batas baku mutu air.
4.3 Distribusi Larva Ikan
Jika dilihat secara umum, distribusi setiap genus larva berbeda di setiap stasiun. Larva ikan Tridentiger, Rhinogobius dan Gobiidae spp berada di seluruh
stasiun pengamatan dengan kelimpahan yang tinggi sedangkan Sardinella, Herklotsichtys, Stolephorus
dan Engraulis ditemukan dengan kelimpahan yang tinggi hanya di beberapa lokasi Gambar 19.
Tridentiger dan Rhinogobius terdapat di seluruh stasiun, namun
kelimpahan tertinggi adalah di stasiun III Cigintung dan IV. Stasiun III merupakan aliran sungai diantara vegetasi bakau dan merupakan daerah hulu di
estuaria tersebut. Sedangkan stasiun IV merupakan muara Sapuregel sekaligus pertemuan antara Sungai Sapuregel dan Kembang Kuning dengan daerah
sekitarnya merupakan vegetasi mangrove. Seperti halnya sebagian Gobiidae lainnya, kedua jenis tersebut menyukai perairan estuari dengan vegetasi
mangrove serta daerah berlumpur atau berpasit. Larva Tridentiger yang tertangkap di Cigintung dan Sapuregel didominasi oleh fase postflexion
sedangkan Rhinogobius didominasi oleh fase preflexion Gambar 20 C dan D. Sardinella
terdistribusi di stasiun I, II, IV, V dan VI namun kelimpahan tertinggi ada di stasiun I sementara Herklotsichthys hanya ditemukan di stasiun I.
Stolephorus terdistribusi di stasiun I, II dan VI namun kelimpahan tertinggi hanya
di stasiun II sementara Engraulis hanya ditemukan di stasiun II. Sardinella dan Herklotsichthys
yang tertangkap di stasiun I terdiri dari fase preflexion dan flexion
43 Gambar 20 A demikian pula dengan larva Stolephorus dan Engraulis yang
ada di stasiun I dan II Gambar 20 A dan B. Hal tersebut menunjukkan bahwa larva tersebut masih dalam tahap perkembangan morfologi setelah menetas.
Larva Omobranchus terdistribusi di semua stasiun pengamatan dengan kelimpahan tertinggi di stasiun I sedangkan larva Parasyngnathus ditemukan di
seluruh lokasi penelitian dengan jumlah kelimpahan tertinggi di stasiun V Pisangan. Larva Omobranchus yang tertangkap di setiap stasiun terdiri dari
fase yang berbeda-beda, di stasiun I, III dan IV didominasi oleh fase flexion, sedangkan di stasiun V didominasi fase preflexion dan di stasiun II adalah fase
postflexion Gambar 20. Sementara itu, larva Parasygnathus yang tertangkap
lebih banyak merupakan fase postflexion.
Gambar 19. Distribusi larva ikan dominan di lokasi penelitian
I II
III
IV V
VI
Tridentiger Gobiidae spp
Rhinogobius Parasyngnathus
Sardinella Stolephorus
Omobranchus Engraulis
Herklostsichthys
IV
44
A. Stasiun I B.Stasiun II
C Stasiun III D. Stasiun IV
E. Stasiun V F. Stasiun VI
:
pre flexion; : flexion : post flexion
Gambar 20. Komposisi morfologi larva ikan secara spasial Jika dilihat setiap bulan pengamatan, distribusi larva ikan pada bulan Juni
paling banyak di stasiun III Cigintung dan IV Sapuregel yang didominasi oleh genus Tridentiger dan Rhinogobius Gambar 21. Tridentiger tidak hanya
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T rid
en tig
er S
a rd
in el
la Her
k lo
ts ic
h ty
s S
to lep
h o
ru s
E n
g ra
u lis
O m
o b
ra n
ch u
s Pa
ra sy
n g
n a
th u
s 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
T rid
en tig
er R
h in
o g
o b
u s
G o
b iid
a e
sp 1
G o
b iid
a e
sp 2
S a
rd in
el la
S to
lep h
o ru
s E
n g
ra u
lis O
m o
b ra
n ch
u s
Pa ra
sy n
g n
a th
u s
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T rid
en tig
er R
h in
o g
o b
u s
G o
b iid
a e
sp 1
G o
b iid
a e
sp 2
S a
rd in
el la
Her k
lo ts
ic h
ty s
E n
g ra
u lis
O m
o b
ra n
ch u
s Pa
ra sy
n g
n a
th u
s 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
T rid
en tig
er R
h in
o g
o b
u s
G o
b iid
ae sp
1 G
o b
iid a
e sp
2 S
a rd
in el
la Her
k lo
ts ic
h ty
s E
n g
ra u
lis O
m o
b ra
n ch
u s
Pa ra
sy n
g n
a th
us
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T rid
en tig
er R
h in
o g
o b
u s
G o
b iid
a e
sp 1
S a
rd in
el la
O m
o b
ra n
ch u
s Pa
ra sy
n g
n a
th u
s 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
T rid
en tig
er R
h in
o g
o b
u s
G o
b iid
a e
sp 1
G o
b iid
a e
sp 2
S a
rd in
el la
S to
lep h
o ru
s E
n g
ra u
lis O
m o
b ra
n ch
u s
Pa ra
sy n
g n
a th
u s
45 ditemukan di stasiun III dan IV namun juga tertangkap di stasiun lainnya namun
dalam kelimpahan yang lebih rendah dibandingkan di kedua stasiun tersebut. Selain Tridentiger dan Rhinogobius, tertangkap pula larva Stolephorus di stasiun
I, II, IV dan VI. Pada bulan Juli larva ikan terdistribusi paling banyak di stasiun I
Gambar 22, dengan komposisi larva dominan adalah dari Clupeidae Sardinella dan Herklotsichthys. Selain ditemukan di stasiun I, larva Sardinella juga
terdapat di stasiun II, IV dan VI namun dalam jumlah yang lebih sedikit sedangkan Herklotsichthys hanya ditemukan di stasiun I. Larva ikan lainnya yang
tertangkap di stasiun I adalah Omobranchus. Selain ketiga genus larva tersebut pada bulan Juli juga tertangkap larva lainnya seperti Tridentiger, Rhinogobius,
Omobranchus dan Parasyngnathus.
Distribusi larva ikan pada bulan Agustus paling tinggi terdapat di stasiun II Donan dengan larva dominan adalah famili Engraulidae yaitu Stolephorus dan
Engraulis Gambar 23. Stolephorus dan Engraulis hanya tertangkap di stasiun II
sedangkan larva ikan seperti Tridentiger, Gobiidae spp dan Omobranchus tertangkap di semua stasiun penelitian.
Larva Tridentiger, Rhinogobius, Omobranchus memiliki sebaran yang luas di estuaria Pelawangan Timur serta di temukan setiap bulan pengamatan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ikan tersebut melakukan pemijahan selama bulan-bulan pengamatan.
Gambar 21. Kelimpahan larva ikan pada bulan Juni
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
I II
III IV
V VI
ind 100
m
3
Parasyngnathus Rhinogobius
Tridentiger Gobiidae sp 2
Gobiidae sp1 Stolephorus
Engraulis Omobranchus
46 Gambar 22. Kelimpahan larva ikan pada bulan Juli
Gambar 23. Kelimpahan larva ikan pada bulan Agustus
4.4 Distribusi Larva Ikan Hubungannya dengan Kondisi Lingkungan