Prosedur Kerja di Laboratorium Penyortiran dan Identifikasi Larva ikan

18 ortofosfat disimpan dalam botol sampel dan dimasukkan ke coolbox yang telah diberi batu es untuk menjaga kondisi suhu air tetap rendah agar terhindar dari kerusakan sebelum dianalisis lebih lanjut. Pengumpulan Data Hasil Tangkapan Data hasil tangkapan nelayan merupakan data pendukung yang diperoleh melalui wawancara dengan nelayan setempat. Data tersebut dikumpulkan untuk mengetahui jenis ikan yang tertangkap, jenis dan alat tangkap serta musim dan daerah penangkapan.

3.3.2 Prosedur Kerja di Laboratorium Penyortiran dan Identifikasi Larva ikan

Pengamatan sampel larva dilakukan di laboratorium Biologi Ikan Balai Riset Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan, Jatiluhur. Larva ikan yang didapat dari lokasi penelitian kemudian disortir terlebih dahulu untuk memisahkan antara larva ikan, larva udang, telur ataupun material lain seperti serasah yang ikut masuk sewaktu dilakukan pengambilan sampel di lapangan. Penyortiran dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Sampel larva dari lapangan disaring dengan menggunakan kain jaring plankton 2. Spesimen hasil penyaringan tersebut kemudian dicuci dengan air tawar dan disimpan pada pada wadah gelas kimia dengan air tawar atau akuades. 3. Sedikit demi sedikit dari specimen tersebut dituang pada cawan petri untuk dipisahkandisortir untuk mendapatkan telur dan larva ikan menggunakan mikroskop Merk Olympus SZ 61 perbesaran 10-40 kali Gambar 5 A 4. Larva ikan dan telur hasil sortir tersebut sekaligus dihitung jumlahnya dan dipindahkan secara hati-hati dengan menggunakan pinset ke dalam botol specimen berisi larutan alkohol 70 yang sudah diberi label Gambar 5 B. 19 A. B Gambar 5. A. mikroskop yang digunakan untuk menyortir dan identifikasi; B. sampel larva yang disimpan dalam botol dengan pengawet alkohol Setelah penyortiran selesai dilakukan pada seluruh sampel yang diperoleh dari lapangan, selanjutnya dilakukan proses identifikasi sampai ke takson yang paling memungkinkan. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan mikroskop Binokuler Merk Olympus SZ 61 perbesaran 10-40 kali dan mikroskop binokuler Merk Olympus SX 31 yang dilengkapi dengan kamera dan mikrometer okuler untuk mengukur proporsi panjang tubuh larva. Larva ikan yang tertangkap diidentifikasi sampai ke takson yang paling memungkinkan. Identifikasi menggunakan Okiyama 1988 dan Leis Carson-Ewart 2000. Identifikasi dilakukan dengan melihat karakter morfologi pada larva seperti tertera pada Gambar 6. Beberapa karakter yang digunakan dalam mengidentifikasi larva menurut Leis and Carson-Ewart 2000 adalah sebagai berikut: 1 Bentuk tubuh 2 Myomer 3 Usussaluran pencernaan 4 Gelembung udaragelembung renang 5 Duri pada kepala 6 Pembentukan sirip 7 Ukuran tubuh 8 Pigmen 9 Jumlah tulang sirip 20 Gambar 6 Hipotesis teknik identifikasi secara morfologi larva ikan Leis Carson-Ewart, 2000. 3.4 Analisis Data 3.4.1 Komunitas Larva