6 melakukan migrasi ke ekosistem mangrove dalam daur hidupnya King, 2007;
Laegdsgaard Johnson, 2001. Perubahan kondisi lingkungan seperti perubahan kawasan sekitar
perairan menjadi area pertanian banyak ditemukan di bagian barat Segara Anakan, namun demikian bagian timur juga mengalami masalah yang sama
walaupun dalam skala yang lebih kecil Ardli, 2007. Komunitas ikan di Segara Anakan cukup beragam. Sebanyak 45 jenis
ikan yang termasuk dalam 37 famili ditemukan di Segara Anakan Ecology team, 1984;Djuwito, 1985. Dari 45 jenis tersebut 17 jenis merupakan jenis ikan yang
selalu melakukan migrasi migratory species ke Segara Anakan, 12 jenis merupakan jenis yang menetap residential species di perairan tersebut
sedangkan 16 jenis lainnya merupakan jenis ikan yang sesekali memasuki perairan tersebut Ecology team, 1984. Sedangkan menurut Dudley 2000, dari
hasil tangkapan di Segara Anakan, diperoleh 60 jenis ikan dan ditemukan pula juvenile dari Scianidae, Leioghnatidae, Anguillidae, Ariidae, Carangidae,
Clupeidae, Engraulidae, Haemulidae, Sparidae, Synodontidae, Teraponidae dan Trichiuridae.
2.2 Biologi Larva Ikan
Dalam siklus hidupnya, ikan mengalami suatu fase yang disebut larva. Larva ikan merupakan fase atau tingkatan ikan setelah telur menetas. Awal daur
hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil Effendie, 1997. Stadia telur dan larva ikan dapat digolongkan sebagai
plankton yaitu sebagian dari siklus hidupnya merupakan plankton sementara atau meroplankton Odum, 1993.
Larva ikan yang baru menetas ditandai dengan adanya yolk sac kantong kuning telur yang terletak di bagian bawah depan dan sebuah sirip tak berjari
yang mengelilingi badan larva, mulai dari punggung, ekor sampai pada bagian bwah sebatas belakang anus. Pada beberapa jenis ikan batas sirip keliling
terletak tepat di belakang kuning telur Romimohtarto Juwana, 2004. Secara garis besar, perkembangan larva dibagi menjadi dua fase yaitu
prolarva dan post larva Russel,1976 dalam Bensman,1990. Pro larva
merupakan fase dimana larva masih mempunyai kantung kuning telur, tubuhnya transparan dengan beberapa butir pigmen yang fungsinya belum diketahui
7 Gambar 2a. Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi belum sempurna bentuknya
dan kebanyakan prolarva yang baru keluar dari cangkang telur ini tidak mempunyai sirip perut yang nyata melainkan hanya bentuk tonjolan saja. Sistem
pernafasan dan peredaran darah pun belum sempurna sedangkan mulut dan rahang belum berkembang serta ususnya masih berupa tabung yang lurus.
Makanannya didapat dari sisa kuning telur yang belum habis diserap. Postlarva
adalah fase larva mulai dari hilangnya kantung kuning telur sampai terbentuknya organ-organ baru atau selesainya taraf penyempurnaan
organ-organ yang telah ada sehingga pada masa akhir dari postlarva tersebut secara morfologi sudah mempunyai bentuk hampir seperti induknya. Sel-sel
pigmen berkembang menurut pola-pola yang menjadi karakter berbagai jenis post larva
ikan. Tanda-tanda pengenal lainnya adalah bentuk dan ukuran badan serta bentuk ukuran sirip. Pada perkembangan larva lebih lanjut, sirip ekor
berkembang diikuti oleh pemisahan sirip punggung dan sirip dubur. Vertebrata dan tulang-tulang iga mengeras dan dengan perubahan
–perubahan pigmentasi badan maka post larva mencapai tingkat benih.
Pada fase post larva secara morfologi larva ikan mengalami beberapa tahap perkembangan hingga dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu
preflexion ,
flexion dan
postflexion .
Preflexion adalah
bentuk tahap
perkembangan larva dimana mulai terbentuk fleksi lekukan pada bagian notochord Gambar 2 B. Flexion adalah bentuk tahap perkembangan yang
ditandai dengan adanya fleksi pada notochord dan berakhir pada tulang hypural membentuk posisi vertical Gambar 2C sedangkan postflexion adalah tahap
perkembangan larva yang ditandai dengan pembentukan sirip ekor yang merupakan elemen hypural vertical hingga perkembangan bagian meristik
eksternal seperti pada bagian sirip Gambar 2 D.
8 A. pro larva dengan kantung kuning
telur yolk sac B. fase preflexion
C. fase flexion D. fase postflexion
Gambar 2. Tahap perkembangan morfologi larva ikan sumber : Kendall et al.,
1983 Beberapa sifat taksonomik yang digunakan untuk mengenal larva ikan
meliputi: a Berbagai struktur atau bentuk bagian tubuh, seperti mata, kepala, badan,
lambung dan sirip khususnya sirip dada b Urutan munculnya sirip-sirip dan kedudukannya, fotofora dan unsur
tulang c Ukuran larva
d Pigmentasi letak, jumlah dan bentuk melanofora e Tanda-tanda yang sangat khas seperti lipatan sirip yang membengkak,
sirip yang memanjang dan terubah, jenggot pada dagu, duri pada pre operculum dan sebagainya
Karakter melanophora merupan ciri diagnostik utama dalam mengidentifikasi spesies pada stadia post larva. Perbedaan bentuk dan pola melanophora dan
distribusinya dapat dibagi dengan jelas. Kesamaan antar spesies dapat dilihat dari ada atau tidaknya melanophora atau posisi dimana melanophora berada.
Lokasi melanophora biasanya terletak di bagian eksternal dari epidermis atau dermis, bagian internal peritoneum, di atas atau di bawah kolom vertebral dan di
daerah otoctystic.
9
2.3 Faktor-Faktor Lingkungan yang Berperan dalam Kehidupan Larva Ikan