Bill of Material Alat Pengepres Briket Elemen Aktivitas Pembuatan Briket Proses Pembuatan Alat Pembuat Briket Menghitung Kekuatan Konstruksi Alat

II-72 Tujuan penghitungan nilai max dan min untuk mengetahui apakah data tersebut masuk ke dalam range antara BKA dan BKB atau tidak. Perhitungan batas kendali menggunakan persamaan 2.21. 6. Perhitungan persentil, Dilakukan perhitungan persentil untuk P5, P50, dan P95. untuk melakukan perhitungan dapat dilihat pada tabel persentil dengan cara perhitungan dalam distribusi normal.

3.2.2 Bill of Material Alat Pengepres Briket

Material penyusun produk bill of material pada perancangan alat pembuat briket terdapat beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut dirangkai menjadi satu sehingga menjadi sebuah alat yang dapat dioperasikan.

3.2.3 Elemen Aktivitas Pembuatan Briket

Merupakan data aktivitas pembuatan briket menggunakan alat pengepres briket dengan sistem pneumatik. Aktivitas pembuatan briket adalah menimbang adonan, menyampur adonan, menuang adonan dalam hopper, mengepres briket, mengambil briket dari cetakan dan pengeringan.

3.2.4 Proses Pembuatan Alat Pembuat Briket

Pembuatan alat pembuat briket dilakukan di Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan Surabaya. Proses pembuatan alat pembuat briket yaitu proses permesinan, proses pengelasan dan proses pertukangan.

3.2.5 Menghitung Kekuatan Konstruksi Alat

Konstruksi alat pengepres briket yang dibuat digunakan sebagai tempat dan penyangga komponen, seperti silinder pneumatik, limit switch, katup kendali selenoid double. Komponen tersebut digunakan sebagai alat pendukung proses gerak alat. Bahan konstruksi yang digunakan untuk membuat alat ini adalah bahan besi profil L yang dipotong sesuai dengan ukuran dan bentuk kemudian disambung menggunakan las. Hal-hal yang perlu diketahui dalam perhitungan kekuatan rangka, sebagai berikut: II-73 1. Reaksi tumpuan, Suatu benda berada dalam keseimbangan apabila besarnya aksi dan reaksi sama dengan reaksi, dengan kata lain gaya yang menyebabkan benda dalam kesetimbangan ialah gaya aksi dan gaya reaksi. Gaya aksi merupakan gaya luar, sedangkan gaya reaksi gaya dalam. Gaya reaksi merupakan gaya tumpuan dan reaksi tumpuan adalah besarnya gaya yang dilakukan oleh tumpuan untuk mengimbangi gaya luar agar benda dalam kesetimbangan. Oleh karena itu, besarnya gaya reaksi sama dengan jumlah gaya luar yang bekerja membebani suatu konstruksi. Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung reaksi tumpuan dengan menggunakan persamaan 2.11. 2. Momen penampang, Momen penampang adalah momen yang terjadi pada penampang batang di sembarang tempat, di sepanjang batang yang ditumpu. Pada setiap titik disepanjang batang dapat dihitung momen yang terjadi dengan menggunakan persamaan 2.12. 3. Profil L, Profil adalah batang yang digunakan pada konstruksi, ada beberapa jenis profil yang digunakan pada pembuatan konstruksi mesin yaitu profil L, profil I, Profil U, dan lain-lain. Kekuatan profil yang digunakan pada konstruksi dapat dihitung menggunakan persamaan 2.13. 4. Momen inersia balok besar dan kecil, Momen inersia adalah momen yang terjadi pada batang yang ditumpu. Pada setiap batang dapat dihitung momen inersia yang terjadi, dengan menggunakan persamaan 2.14. 5. Momen inersia batang, Momen inersia batang adalah momen yang terjadi pada batang yang ditumpu. Pada setiap batang dapat dihitung momen inersia yang terjadi dengan menggunakan persamaan 2.15. 6. Besar tegangan geser yang diijinkan, Tegangan geser yang diijinkan adalah tegangan geser pada batang yang diijnkan, jika tegangan geser yang diijinkan lebih besar dari pada momen tegangan geser pada konstruksi maka konstruksi aman atau kuat menahan II-74 beban yang diterima. Pada besar tegangan geser yang dijinkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.16.

3.2.6 Menghitung Diameter Silinder