3.5. Lingkungan Ekonomi Regional
3.5.1. Business Menara Selular dan Ekonomi Regional
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB tahun 2013 meningkat sebesar 5,78 persen terhadap tahun 2012, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan
tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 10,19 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 1,34 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada
tahun 2013 mencapai 6,25 persen. Pada tahun 2013, Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap total perekonomian sebesar 23,69 persen diikuti Sektor
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar 14,43 persen dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 14,33 persen
Gbr. 11 Laju pertumbuhan PDB Q1-2013 sd Q2-2014
Besaran PDB Indonesia pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp9.084,0 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2000 mencapai Rp2.770,3
triliun. Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5,78 persen, terjadi pada Ekspor Barang dan Jasa sebesar 5,30 persen, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,28 persen,
33 |
Big Paper: Dampak faktor-faktor eksternal pada bisnis Bali Towerindo Sentra
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 4,87 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB sebesar 4,71 persen.
Gbr. 12 Laju pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha Q2-2014
Sementara itu komponen Impor juga tumbuh sebesar 1,21 persen. Pada tahun 2013, dari sisi pengeluaran, PDB digunakan untuk memenuhi Konsumsi Rumah Tangga sebesar
55,82 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB atau Investasi Fisik 31,66 persen, Konsumsi Pemerintah 9,11 persen, danEkspor 23,74 persen. Sedangkan untuk penyediaan
dari Impor sebesar 25,73 persen.
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan II-2014 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap
Produk Domestik Bruto sebesar 58,70 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,74 persen, Pulau Kalimantan 8,31 persen, Pulau Sulawesi 4,84 persen, dan sisanya 4,41
persen di pulau-pulau lainnya
34 |
Big Paper: Dampak faktor-faktor eksternal pada bisnis Bali Towerindo Sentra
Gbr. 13 Peranan wilayahpulau dalam pembentukan PDB nasional triwulan II-2014
Pertumbuhan ekonomi secara spasial pada triwulan II-2014 menurut kelompok provinsi, dipengaruhi oleh empat provinsi penyumbang terbesar dengan total kontribusi sebesar 54,63
persen. Keempat provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, dengan pertumbuhan y-on-y masingmasingsebesar 6,11 persen, 5,94 persen, 5,63
persen, dan 5,21 persen.
35 |
Big Paper: Dampak faktor-faktor eksternal pada bisnis Bali Towerindo Sentra
Tabel. Pertumbuhan dan struktur perekonomian Indonesia secara spasial triwulan II-2014Table
14 Pertumbuhan dan struktur perekonomian Indonesia
secara spasial triwulan II-2014
Table 15
Pertumbuhan dan struktur perekonomian
3.5.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Pulau Bali sebagai area operasional perusahaan memiliki luas daratan 5780 km2 atau 0.3 terhadap luas Indonesia, luas daratan pulau Bali bertambah seluas 332 km2 jika
dibandingkan dengan luas daratan pada tahun 2007. Jumlah penduduk Bali pada tahun 2010 tercatat sebanyak 3,9 juta jiwa atau 1.64 terhadap total penduduk Indonesia. jumlah
penduduk tersebut diluar jumlah wisatawan yang datang dan berlibur di pulau bali, dimana total wisatawan yang datang ke Bali dengan rata-rata kunjungan sebanyak 185,000 wisatawan
tiap bulan. Tingginya jumlah penduduk dipulau tersebut menyebabkan kepadatan penduduk sebanyak 673 orang per-km2 . Tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi memberikan
tantangan yang sangat besar bagi BTS dalam mewujudkan rencana perusahaan dalam pembangunan menara telekomunikasi baru. Kendati demikian ancaman tersebut menjadi
36 |
Big Paper: Dampak faktor-faktor eksternal pada bisnis Bali Towerindo Sentra
sebuah peluang bagi BTS, hubungan baik yang sudah terjalin antara BTS sebagai perusahaan lokal Bali dengan masyarakat setempat, memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Berbanding terbalik dengan kompetitor BTS baik sesama penyelanggara menara telekomunikasi ataupun operator telekomunikasi yang memiliki kesulitan untuk mencari
lahan dan membangum menara telekomunikasi baru. Hal ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh BTS sebagai keunggulan kompetiti dibanding pesaing.
3.5.3. Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan penduduk Indonesia pada rentang tahun 2010-2014 sebesar 1,40, jika dibanding dengan periode 1971-1980 2,33 dan 1980-1990 1,97, 1990-2000 1,44
persen dan 2000-2010 1,49 dapat dikatakan jika laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada periode 2010 – 2014 mengalami penurunan. Laju pertumbuhan penduduk terbesar
menurut pulau adalah sebagai berikut: Kalimantan sebesar 2,09, Maluku dan Papua 2.07 Sumatera 1,70 Bali dan Nusa Tenggara 1,46.
Kendati secara nasional terjadi penurunan jumlah penduduk, namun Pulau Bali dan Nusa Tenggara mengalami laju positif, yang akan memicu pertumbuhan konsumsi khususnya
pada sektor telekomunikasi. Pertumbuhan ini akan memaksa operator selular untuk melakukan penambahan base station agar dapat melayani permintaan komunikasi pelanggan.
Hal ini memberikan peluang pertumbuhan bisnis bagi pengelola menara selular seperti BTS dan juga memberikan ancaman ramainya kompetisi layanan sejenis di Pulau tersebut.
3.5.4. Stuktur Populasi
Jumlah Penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 252.164,8 ribu orang, dimana komposisi penduduk laki-laki dan perempuan 126.715,2 ribu orang laki-laki dan 124.449,6
ribu orang perempuan, dengan rasio laki-laki dan perempuan sebesar 101 artinya diantara 100 perempuan terdapat 101 laki-laki
Rasio ketergantungan penduduk Indonesia Rasio ketergantuan merupakan perbandingan antara usia penduduk non produktif usia 0-14 tahun dan 64 tahun keatas
terhadap penduduk usia produktif 15-64 tahun pada tahun 2014 sebesar 48,9 angka ini menyiratkan bahwa setiap 100 orang usia produktif harus menanggung kehidupan penduduk
usia non produktif
37 |
Big Paper: Dampak faktor-faktor eksternal pada bisnis Bali Towerindo Sentra
Demografi Penduduk Indonesia, 2014
Table 16 Demokrasi penduduk Indonesia 2014
sebanyak 48 orang. Lebih spesifik lagi rasio ketergantungan penduduk di pulau Bali dan Nusa Tenggara berada pada posisi tertinggi yaitu 56. Jika kita bandingkan rasio
ketergantungan antara tahun 1971 86.8 terhadap 2014 48.9 telah terjadi peningkatan, dan dapat dikatakan jika Indonesia telah memasuki era bonus demografi, dimana kelebihan
usia produktif bisa dimanfaatkan untuk peningkatan pembangunan. Komposisi penduduk dengan usia produktif terbesar memberikan harapan, tumbuh
pesatnya perekonomian Indonesia dan Bali pada khususnya. Komunikasi sebagai kebutuhan dasar manusia menjadi poin penting bagi penduduk usia produktif dalam setiap aktifitas
38 |
Big Paper: Dampak faktor-faktor eksternal pada bisnis Bali Towerindo Sentra
keseharian mereka. Kemampuan mereka untuk membeli layanan telekomunikasi memicu operator telekomunikasi untuk memberikan beragam inovasi layanan, yang pada akhirnya
akan berujung kepada kebutuhan penambahan kapasitas jaringan dan base station yang untuk kemudian menciptakan peluang sekaligus ancaman bagi BTS. Perusahaan harus menciptakan
produk dan layanan yang relefan dan kompetitif dari sisi harga agar mampu bersaing dengan kompetitor.
3.5.5. Kesenjangan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi daerah bervariasi menurut provinsi, dimana pada beberapa provinsi khususnya yang memiliki kekayaan sumber daya seperti Papua, Sumater dan
Sulawesi memiliki pertumbuhan ekonomi nasional pada kisaran rata-rata. Sedangkan untuk provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi dengan fasilitas infrastruktur seperti Airport
Pelabuhan laut, mengalami pertumbuan lebih cepat dari pada rata-rata nasional, seperti Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.
Hal ini membuktikan jika konsentrasi kegiatan ekonomi di Indonesia sangat spasial di Jawa dan pulau Sumatera. Jawa mengkontribusi PDB sebesar 58.70 terhadap total PDB
2014, diikuti oleh Sumatera. Sedangkan Bali sebagai pulau dimana PT Bali Sentra Towerindo beroperasi hanya mengkontribusi sebesar 1.24 dari dari PDB Indonesia.
3.5.6. Peluang dan Ancaman Bisnis
Dengan mempertimbangkan faktor pembangunan ekonomi regional Indonesia yang mampu menciptakan kondisi ekonomi yang kuat, stabil dan bertumbuh secara
berkesinambungan, adanya response positive dari institusi internasional dengan memberikan rating credit baik, sehingga mampu menarik minat investor untuk mengembangkan bisnis di
Indonesia. Dan dengan didukung oleh kondisi komposisi angkatan siap kerja yang dibekali oleh pendidikan dan keterampilan yang kompetitif. Pertumbuhan bisnis pada sektor
transportasi dan komunikasi yang masih meyakinkan telah menciptakan peluang dan ancaman pada perusahaan antara lain:
Faktor-Faktor Peluang
Opportunity yang dapat dieksploitasi oleh perusahaan adalah : Peningkatan Demand terhadap layanan penyewaan menara selular, tumbuhnya
peningkatan pelanggan telekomunikasi, akan memicu penambahan kapasitas dan jumlah BTS dari operator telekomunikasi.
39 |
Big Paper: Dampak faktor-faktor eksternal pada bisnis Bali Towerindo Sentra
Terbukanya kesempatan untuk ekspansi layanan. Penyebaran penduduk dan peningkatan jumlah pendapatan pada masyarakat dipedesaan akan menciptakan
pelanggan-pelanggan baru entry user, yang membuka peluang bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi layanan di area baru baik di pulau Bali maupun di pulau
lain. Perkembangan teknologi baru, teknologi telekomunikasi terus berkembang, dimana
perkembangan tersebut membawa beberapa keuntungan seperti penambahan kapasitas, reliabitas dan harga perangkat yang semakin rendah.
Faktor-Faktor Ancaman
Pembangunan ekonomi juga mampu menciptakan ancaman kepada perusahaan: Munculnya pemain baru, pertumbuhan bisnis penyewaan menara selular yang pesat
menarik minat pemain-pemain baru untuk ikut berkompetisi dan memperebutkan market share yang masih cukup besar.
Kesulitan perijinan dari pemerintah daerah, kemungkinan sulitnya mendapatkan ijin pembangunan menara selular
Penolakan dari masyarakat sekitar, tingkat kepadatan penduduk pada satu luas wilayah tertentu menyebabkan banyak menara di bangun diantara pemukiman
penduduk, dan menyebabkan banyak permasalahan sosial.
40 |
Big Paper: Dampak faktor-faktor eksternal pada bisnis Bali Towerindo Sentra
3.6. Lingkungan Sosial