Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan

0,119 P3 5 PEMBAHASAN

5.1 Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan

Desa kusu Lovra merupakan salah satu desa pesisir yang ada di kecamatan Kao kabupaten Halmahera Utara. Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor perkebunan, khususnya perkebunan kelapa. Namun ada juga penduduk setempat yang bekerja sebagai nelayan penuh, ada juga yang bekerja sebagai nelayan sambilan. Secara umum, masyarakat desa Kusu Lovra tergolong sebagai nelayan tradisional karena peralatan yang digunakan masih dalam kapasitas kecil. Begitu juga dengan petani setempat, mereka bukan petani yang aktif yang setiap saat bekerja di kebun, tetapi umumnya mereka hanya menunggu musim panen tiba baru bekerja. Dari jumlah penduduk 341 jiwa 90 kepala keluarga, 42 kepala keluarga berprofesi sebagai nelayan penuh, dan diantara 48 kepala keluarga ada yang bermata pencaharian sebagai nelayan sambilan. Bertambah dan berkurangnya jumlah nelayan di desa ini disebabkan karena masih banyaknya masyarakat yang bekerja di dua sektor, yaitu sektor perikanan dan sektor perkebunan. Nelayan di desa ini ada yang berstatus sebagai nelayan pemilik, dan ada juga sebagai buruh nelayan. Buruh nelayan umumnya tidak memiliki perahu sendiri, mereka hanya bekerja pada orang lain dengan system bagi hasil. Diantara pemilik perahu dan buruh nelayan tidak ada kontrak kerja yang mengikat mengenai target produksi maupun jadwal melaut. Pemilik perahu tidak dapat memaksa buruh nelayan bekerja dalam jumlah waktu tertentu, termasuk hasil tangkapan yang harus di hasilkan dalam setiap kali melaut. Besar kecilnya hasil melaut di bagi rata antara pemilik perahu dengan buruh nelayan setelah dikurangi biaya operasional, akan tetapi jika buruh nelayan tidak mendapatkan hasil tangkapan, maka kerugian biaya operasional ditanggung oleh buruh nelayan. Sebagaimana halnya dengan kehidupan masyarakat desa pada umumnya, masyarakat desa Kusu Lovra sebagian kebutuhan bahan konsumsi rumah tangga sehari-hari dihasilkan sendiri atau semi swasembada. Kemampuan masyarakat desa Kusu Lovra membangun struktur ekonomi seperti ini karena didukung oleh pontensi sumberdaya tanah yang subur, ikatan-ikatan sosial yang asli, sistem kesukuan tradisional, kebutuhan-kebutuhan yang tak terbatas dan bersahaja, serta tidak terlalu berorientasi kepada laba non profit oriented. Hal ini juga terkait dengan tingkat pendidikan masyarakat nelayan yang relatif rendah, sehingga tingkat inovasi dan kreativitas masyarakat nelayan dalam mengelola sumberdaya perikanan masih relatif rendah. Hasil produksi masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra sangat tergantung pada cuaca. Pada musim-musim tertentu, jumlah produksi bisa melimpah hingga tidak mampu diserap oleh pasar. Hal ini menyebabkan harga menjadi sangat rendah akibat panen melimpah. Tetapi ketika musim kemarau atau cuaca buruk, hasil produksi sangat kecil hingga hasil melaut tidak mampu menutupi biaya operasional.

5.2 Prioritas Strategi dan Penjabaran Program