ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS AHP

OPPORTUNITI ES O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS T S TRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. S TRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

3.7.3 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS AHP

Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan SWOT, maka langkah selanjutnya adalah membuat urutan prioritas program dengan menggunakan analysis Hirarkhy Proces AHP. Adapun langkah-langakah dalam analisis data dengan AHP adalah: 1 Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi masalah. 2 Membuat struktur hirarki yang di awali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan sub-sub tujuan, kriteria dan memungkinkan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah. 3. Membuat matrik perbadingan berpasangan yang menggambarkan pengaruh relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan yang setingkat di atasnya, perbandingan berdasarkan judgment dari para pengambil keputusan dengan nilai tingkat kepentingan satu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya. Untuk mengkuantifikasikan data kualitatif pada materi wawancara digunakan nilai skala komparasi berdasarkan skala Saaty. 4. Melakukan perbandingan berpasangan. Kegiatan ini dilakukan oleh stakeholder yang berkompeten. 5. Menghitung akar ciri, vektor ciri, dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi atau dikoreksi. Indeks Konsistensi CI menyatakan penyimpangan konsistensi dan menyatakan ukuran tentang konsisten tidaknya suatu penelitian perbandingan berpasangan. Nilai pengukuran konsistensi diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban dari respon karena akan berpengaruh terhadap keabsahan hasil. Menurut Saaty, 1993 ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu prinsip menyusun hirarki Decomposition, prinsip menentukan prioritas Comparative Judgement, dan prinsip konsistensi logis Logical Consistency. Hirarki yang dimaksud adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponen-komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam memilih kriteria-kriteria pada setiap masalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1 Lengkap. Kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting, yang digunakan dalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan. 2 Operasional. Operasional dalam artian bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga benar-benar dapat menghayati terhadap alternatif yang ada, disamping terhadap sarana untuk membantu penjelasan alat untuk berkomunikasi. 3 Tidak berlebihan. Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama. 4 Minimum. Diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah pemahaman terhadap persoalan, serta menyederhanakan persoalan dalam analisis. 5 Tabel 2 Skala Angka Saaty Intensitas Penting- nya Definisi Keterangan 1 Atribut yang satu dengan yang lainnya sama penting Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama kepada tujuan 3 Atribut yang satu sedikit lebih penting agak kuat dari atribut Pengalaman dan selera sedikit menyebabkan yang satu lebih disukai yang lainnya. daripada yang lain 5 Sifat lebih pentingnya atribut yang satu dengan lain kuat Pengalaman dan selera sangat menyebabkan penilaian yang satu lebih dari yang lain, yang satu lebih disukai dari yang lain. 7 Menunjukkan sifat sangat penting satu atribut dengan atribut lain Aktivitas yang satu sangat disukai dibandingkan dengan yang lain, dominasinya tampak dalam kenyataan 9 Satu atribut ekstrim penting dari atribut lainnya Bukti bahwa antara yang satu lebih disukai daripada yang lain menunjukkan kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai. 2, 4, 6, 8 Nilai tengah di antara dua penilaian Diperlukan kesepakatan kompromi Resiprokal Jika atribut i dibandingkan dengan j mendapat nilai bukan nol, maka j jika dibandingkan dengan i mempunyai nilai kebalikannya Asumsi yang masuk akal Rasional Rasio yang timbul dari skala Jika konsistensi perlu dipaksakan dengan mendapatkan sebanyak n nilai angka untuk melengkapi matriks Hirarki strategi pemberdayaan masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN NELAYAN DESA KUSU LOVRA NELAYAN DKP TOKOH MASY. PEMERINT AH DESA KOPERASI EKOLOGI EKONOMI SOSIAL TEKNOLO GI SDM Gambar 3. Hierarki Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Kusu Lovra Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum Nelayan Halmahera utara