Total Ha 5.01 Ha Ha 24.83 Persentase 20.2

kawasan yaitu kawasan Kwanggan dan Kidul Pasar memang letaknya berjauhan. Namun hal ini tidak akan menjadi kendala dalam perencanaan nanti karena masing-masing akan menjadi pendukung zona inti yang terletak di dekatnya. Tabel 42 menunjukkan luasan kawasan untuk pengembangan kawasan wisata budaya. Peta yang menunjukkan pembagian zona pengembangan kawasan wisata potensial dapat dilihat di Gambar 27. Tabel 42. Zona pengembangan kawasan wisata budaya di Kampung Batik Laweyan No Lokasi Pengamatan Potensi Kawasan Total Ha Sangat Potensial Potensial Tidak Potensial Zona Wisata potensial zona inti Zona Wisata tidak potensial zona pendukung 1 Kwanggan 1.88 Ha 1.88 2 Sayangan Kulon 3.00 Ha 3.00 3 Sayangan Wetan 3.43 Ha 3.43 4 Lor Pasar 4.11 Ha 4.11 5 Kramat 2.01 Ha 2.01 6 Setono 5.05 Ha 5.05 7 Kidul Pasar 2.32 Ha 2.32 8 Klaseman 3.00 Ha

3.00 Total

15.59 Ha 5.01 Ha

4.20 Ha 24.83 Persentase

62.8 20.2

16.0 100

Sumber : Data Olahan 2010 Gambar 27. Peta zona pengembangan kawasan wisata budaya di Kampung Batik Laweyan, Surakarta Kawasan yang termasuk zona pengembangan wisata budaya tinggi SP meliputi kawasan Sayangan Kulon, Sayangan Wetan, dan Setono yang selanjutnya ditetapkan menjadi zona inti kawasan wisata budaya Kampung Batik Laweyan. Salah satu faktor yang membuat kawasan ini memiliki nilai potensi tinggi adalah keberadaan obyek dan atraksi wisata potensial yang dimiliki keempat kawasan ini. Obyek dan atraksi yang dimiliki di kawasan potensi Tinggi SP ini adalah : a. Kampung Sayang Kulon :pabrik batik abstrak , galeri batik dan museum batik milik keluarga, rumah tua dan unik, langgar merdeka b. Sayangan Wetan : showroom dan galeri batik, pabrik batik, tugu laweyan c. Kampung setono : mesjid Laweyan, makam Kyai Ageng Henis, Langgar Ma’moer, showroom dan galer batik, rumah tua dan kuno di Sentono, pabrik batik, rumah pemberian soekarno untuk Samanhudi, bunker bawah tanah, batik furniture. Beberapa obyek yang seharusnya menarik dari segi sejarah seperti tugu Laweyan, dan bunker bawah tanah memang harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah kota maupun masyarakat laweyan. Untuk Tugu Laweyan, dibutuhkan perbaikan berupa perubahan disain yang lebih menarik dan representatif dan dapat memberi banyak informasi tentang sejarah kawasan tugu laweyan yang dulu merupakan pasar kuno Laweyan. Obyek ini mendapat penilaian rendah karena bentuk disain tugu yang tidak menarik dan tidak representatif terhadap citra kawasan. Sedankan bunker bawah tanah mendapat penilaian rendah karena letaknya yang berada di dalam rumah warga, sehingga ketersediaan obyek ini tidak selalu ada sepanjang waktu dan sangat tergantung pada kesediaan warga yang rumahnya ditempati bunker bersejarah ini. Kawasan yang juga termasuk zona inti adalah kawasan yang termasuk zona pengembangan wisata budaya sedang S yang meliputi kawasan Lor Pasar, Kramat, dan Klaseman. Kawasan Lor Pasar, yang berada tepat di tepi jalan raya atau jalan utama, memiliki jalur sirkulasi yang dapat digunakan sebagai jalur distribusi barang produksi di kawasan Kampung batik yang akan dikirim ke luar wilayah, atau sebagai jalur distribusi bahan baku yang akan digunakan pabrik-pabrik yang ada di dalam Kampung Laweyan ini. Di dalam kawasan ini dapat dibangun satu tempat khusus untuk menurunkan atau memuat barang-barang produksi batik laweyan. Di samping itu, jalur sirkulasi ini dapat digunakan oleh masyarakat lokal sebagai jalur sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak berkaitan dengan wisata. Untuk kawasan Kramat dan Klaseman digolongkan ke dalam zona inti karena memiliki beberapa beberapa aspek yang tergolong potensial yaitu kualitas budaya kawasan, kualitas estetika-visual lingkungan, kelayakan kawasan, dan akseptibilitas masyarakat . Kriteria potensial ini akan sangat baik dan memenuhi syarat untuk dikembangkan sebagai zona inti kawasan wisata. Untuk obyek dan atraksi wisata eksisting yang dimiliki kedua kawasan ini, tergolong obyek yang memiliki kualitas baik. Obyek dan atraksi wisata yang dimiliki kawasan ini meliputi: a. Kramat : Museum Samanhudi b. Klaseman : pabrik batik dan showroom batik, Laweyan Batik Centre c. Lor Pasar : Pabrik batik dan galeri batik Museum Samanhudi merupakan obyek potensial, namun tetap memerlukan perhatian khusus dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat mengingat kondisinya saat ini yang sangat tidak layak dan tidak mencerminkan sebuah museum yang menarik untuk didatangi. Sedangkan Laweyan batik centre memiliki potensi yang rendah karena miskin atraksi dan tidak dimanfaatkan secara serius dan regular oleh Kampung batik Laweyan. Pembuatan program acara yang menarik di Laweyan batik center ini akan membantu meningkatkan daya tarik obyek ini dan akan meningkatkan kualitas wisata. Pabrik batik dan galeri yang ada di Lor Pasar memiliki kualitas baik sehingga dapat dipertahankan sebagai obyek wisata. Kawasan yang termasuk zona pengembangan wisata budaya dengan potensi rendah TP adalah daerah Kwanggan dan Kidul Pasar, yang selanjutnya ditetapkan menjadi kawasan pendukung wisata. Di dalam kawasan ini ditempatkan fasilitas pendukung wisata dan dijadikan kawasan penerimaan welcome area dan kawasan penempatan fasilitas pendukung wisata. Kawasan Kwanggan ini memiliki kelebihan dari segi aksesibilitas yang tinggi karena terletak tepat di tepi jalan utama dan tepat di pintu gerbang utama menuju kampung Batik Laweyan. Kawasan ini sangat sesuai untuk dijadikan kawasan penerima welcome area. Di samping itu, kawasan ini akan ditempatkan fasilitas pendukung wisata yang berkaitan dengan pelayanan dan kenyamanan seperti pusat informasi pengunjung VIC, toilet, café dan restoran, musholla, tempat parkir, dll. Kawasan ini sekaligus berguna sebagai zona transisi menuju ke zona inti kawasan wisata budaya. Sedangkan kawasan kidul pasar terletak agak jauh dari jalan raya. Di kawasan ini tidak terdapat obyek wisata menarik kecuali situs kabanaran yang sebenarnya letaknya secara geografis berada di luar kawasan ini namun secara administratif berada di kawasan ini. Nilai cultural significance untuk situs kabanaran ini tergolong tinggi, namun secara visual tergolong rendah karena tidak terawat dengan baik. Kendala ini dapat diatasi dengan melakukan perbaikan pada situs ini agar menjadi kawasan yang menarik, dan kawasan kidul pasar dapat menjadi tempat peletakan fasilitas yang mendukung obyek wisata bersejarah ini.

5.4. Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Budaya di Kampung Batik