Analisis Tingkat Akseptibilitas Masyarakat Lokal Ha 1.88 Ha

Gambar 24. Peta zona wisata budaya potensial di Kampung Batik Laweyan

5.2. Analisis Tingkat Akseptibilitas Masyarakat Lokal

Tahap penentuan zona akseptibilitas masyarakat lokal ditunjukkan dengan tingkat kesediaan masyarakat dalam menerima pengembangan lokasi penelitian menjadi kawasan wisata. Penilaian dilakukan oleh responden, dimana dari masing-masing kampung diambil 12 orang, sehingga jumlah dari responden seluruh kampung yang diteliti adalah 96 responden. Tabel 39 menunjukkan tingkat akseptibilitas masyarakat terhadap rencana pengembangan kawasan wisata budaya di Kampung Batik Laweyan, Surakarta. Dari hasil survey lapang baik menggunakan kuisioner maupun wawancara langsung kepada masyarakat, sebagian besar masyarakat bersedia dan menerima jika tempat tinggal atau lingkungan disekitarnya dijadikan sebagai tempat wisata. Dari Tabel 40 menunjukkan bahwa sebanyak 3 kawasan 46.2 dengan luas sekitar 11.48 Ha memiliki tingkat akseptibilitas tinggi Sayangan Kulon, Sayangan Wetan dan Setono. Ketiga kawasan ini sebagian besar masyarakatnya memiliki usaha batik, baik pabrik, galeri, maupun toko batik. Sebenarnya hal ini juga dimiliki oleh kawasan Lor Pasar, Kidul Pasar, Kramat, dan Klaseman. Namun tidak semua masyarakat ini sepenuhnya menerima pengembangan kawasan dengan beberapa alasan yang sifatnya pribadi. Hal ini sedikit menurunkan nilai penilaian sehingga tingkat akseptibilitas yang diperoleh termasuk dalam potensi sedang sebanyak 46.1 dan menempati kawasan seluas 11.44 Ha. Sedangkan 7.7 dari kawasan yang menampati 1.88 Ha hanya 1 kawasan memiliki tingkat akseptibilitas masyarakat yang rendah yaitu Kwanggan Gambar 25. Tabel 39. Tingkat akseptibilitas masyarakat terhadap rencana pengembangan kawasan wisata budaya di Kampung Batik Laweyan, Surakarta NO Lokasi pengamatan Parameter N K I II III IV V 1 Kwanggan 20.00 15.00 15.00 15.00 20.00 85.00 R 2 Sayangan Kulon 20.00 19.00 20.00 19.00 20.00 98.00 T 3 Kramat 19.00 19.00 18.00 18.00 20.00 94.00 S 4 Sayangan Wetan 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 100.00 T 5 Setono 20.00 20.00 19.00 20.00 20.00 99.00 T 6 Lor Pasar 18.00 19.00 18.00 20.00 20.00 95.00 S 7 Kidul Pasar 20.00 18.00 17.00 18.00 20.00 93.00 S 8 Klaseman 20.00 19.00 17.00 19.00 20.00 95.00 S Sumber: Data Olahan 2010 Keterangan: I = Pengembangan kawasan sebagai daerah tujuan wisata II = Pengelolaan kawasan wisata oleh masyarakat III = Peran aktif masyarakat dalam pariwisata IV = Keuntungan kegiatan wisata V = Keberadaan wisatawan N = Nilai Total maksimal 100.00, minimal 25, setelah disesuaikan dengan skala pembobotan K = Klasifikasi T= Tinggi, S= Sedang, R= Rendah Tabel 40. Luasan kawasan di Kampung Batik Laweyan berdasarkan tingkat akseptibilitas masyarakat terhadap pengembangan kawasan wisata No Lokasi Pengamatan Potensi Kawasan Total Ha Sangat Potensial Potensial Tidak Potensial 1 Kwanggan 1.88 Ha 1.88 2 Sayangan Kulon 3.00 Ha 3.00 3 Sayangan Wetan 3.43 Ha 3.43 4 Lor Pasar 4.11 Ha 4.11 5 Kramat 2.01 Ha 2.01 6 Setono 5.05 Ha 5.05 7 Kidul Pasar 2.32 Ha 2.32 8 Klaseman 3.00 Ha 3.00 Total 11.48 Ha

11.44 Ha 1.88 Ha

24.83 Persentase