S R S T R R

Gambar 18. Peta deliniasi kawasan berdasarkan jenis aktivitas wisata dari obyek dan atraksi wisata eksisting di Kampung Batik Laweyan Surakarta 5.1.1.2. Kualitas Budaya di Kampung Batik Laweyan berdasarkan Obyek dan Atraksi Wisata Eksisting yang Dimiliki Berdasarkan tingkat potensi obyek dan atraksi wisata eksisting, maka dapat diketahui kualitas kawasan yang mengandung obyek dan atraksi wisata di dalamnya. Kawasan yang memiliki banyak obyek dan atraksi wisata yang sangat potensial maka tergolong kawasan dengan kualitas budaya tinggi. Tabel 35. Kualitas budaya masing-masing kawasan berdasarkan obyek dan atraksi wisata ODAW eksisting yang dimiliki Lokasi pengamatan Tingkat Potensi ODAW Nilai Rata2 Kualitas Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Buruk 1 1 Kwanggan - - - 2 2 0.5 R 2 Sayangan Kulon 3 2 - - 18

4.5 S

3 Kramat - 1 - 1 5

1.25 R

4 Sayangan Wetan - 5 1 - 17

4.25 S

5 Setono 4 5 3 2 39

9.75 T

6. Lor Pasar - 2 1 - 8 2 R 7. Kidul Pasar - 1 1 - 5

1.25 R

8. Klaseman - 2 1 1 9

2.25 R

Sumber: Hasil olahan data 2010 Gambar 19. Peta tematik kualitas budaya masing-masing kawasan berdasarkan potensi obyek dan atraksi wisata eksisting Gambar 19 menunjukkan tingkat kualitas budaya masing-masing kawasan. Kawasan dengan kualitas budaya tinggi hanya ada di satu kawasan yaitu kawasan Setono 13. Kawasan ini memiliki nilai tinggi karena memiliki banyak obyek dan atraksi wisata dengan nilai sangat baik Tabel 35. Beberapa obyek yang sangat baik kualitasnya yang terdapat di kawasan setono antara lain Langgar ma’moer, rumah pemberian Soekarno untuk Samanhudi, dan mesjid Laweyan. Sedangkan obyek dan atraksi yang bernilai baik antara lain bangunan kuno dan unik, pabrik batik, showroom dan galeri batik, dan makam Kyai Ageng Henis. Kawasan sayangan Kulon dan Sayangan wetan tergolong berkualitas sedang sekitar 25 . Sayangan Kulon sebenarnya memiliki 3 obyek dan atraksi wisata yang bernilai sangat baik, namun secara total jumlah rata-rata nilai obyek dan atraksi wisatanya lebih kecil dibandingkan yang dimiliki oleh kawasan setono. Demikian juga untuk kawasan Sayangan wetan. Sedangkan kawasan yang memiliki kualitas budaya rendah terdiri dari 5 kawasan sekitar 63 yaitu kawasan Kranggan, Kramat, Kidul Pasar, lor Pasar, dan Klaseman. Hal ini disebabkan karena masing-masing kawasan ini hanya memiliki sedikit obyek dan atraksi wisata. Sebenarnya, kawasan Lor Pasar dan Klaseman masing-masing memiliki 2 obyek wisata yang berkualitas baik. Untuk Kidul pasar dan Kramat masing-masing hanya 1 obyek yang berkualitas baik. Sedangkan kawasan kranggan tidak memiliki satupun obyek yang bernilai cukup hingga sangat baik. Di kawasan kranggan hanya terdapat 2 obyek, yang keduanya bernilai buruk. Kawasan Lor Pasar dan Klaseman dapat dipertimbangkan sebagai tujuan wisata meskipun secara keseluruhan kawasan memiliki kualitas budaya rendah, dengan alasan kawasan ini masih memiliki beberapa obyek wisata yang bernilai baik .

5.1. 2. Analisis Kelayakan Kawasan Wisata