Ketujuh kawasan kawasan yang sangat potensial dan potensial ini boleh dikatakan memiliki kepentingan langsung terhadap pengembangan wisata
budaya sehingga mereka sangat menerima. Kwanggan sebagai satu-satunya kawasan dengan potensi rendah, karena hanya sedikit sekali dari masyarakat di
kawasan ini yang memiliki usaha batik sehingga mereka merasa tidak terlalu memiliki keuntungan dengan adanya kegiatan wisata. Sebagian besar
masyarakat di kampung Kwanggan tidak memiliki usaha, dan sebagian kecil membuka usaha bengkel, toko, salon, dan kegiatan perekonomian yang tidak
berkaitan dengan perbatikkan. Beberapa rumah tua di kawasan Kwanggan tidak berpenghuni.
Gambar 25. Peta zona tingkat akseptibilitas masyarakat di Kampung Batik Laweyan, Surakarta
5.3. Zona Integratif Kawasan Wisata Budaya di Kampung Batik Laweyan
Zona integratif diperoleh pada tahap sintesis dengan tehnik overlay yang mengintegrasikan zona wisata budaya potensial Pwb dan potensi masyarakat
lokal Pml Tabel 41. Setelah peta-peta tematik tersebut dioverlay, diperoleh zona integratif kawasan wisata budaya yang nantinya akan digunakan sebagai
zoba untuk pengembangan wisata budaya. Setelah itu dibuat klasifikasi potensi
yaitu kawasan sangat potensial SP, potensial P, dan tidak potensial TP Gambar 26. Bobot untuk aspek wisata budaya 67 dan aspek masyarakat
33 ditentukan melalui proses pengambilan keputusan dari beberapa ahli dengan expert judgement. Dari hasil penilaian diperoleh bahwa zona integratif
yang tergolong sangat potensial ada 38 3 kawasan, yaitu kawasan Sayangan Kulon, Sayangan Wetan, dan Setono. Kawasan yang potensial sekitar 38 3
kawasan yaitu Lor Pasar, Kramat dan Klaseman. Sedangkan kawasan tidak potensial sekitar 25 2 kawasan yaitu Kwanggan dan Kidul Pasar.
Tabel 41. Zona integratif kawasan wisata budaya di Kampung Batik Laweyan
NO Lokasi
pengamatan Potensi
Wisata Budaya Bobot 67
Potensi Masyarakat
Bobot 33 Zona
Integratif Z
S 67
Z S
33 N
K
1 Kwanggan
TP 1
0.67 TP
1 0.33
1 TP
2 Sayangan Kulon
SP 3
2.01 SP
3 0.99
3 SP
3 Kramat
P 2
1.34 P
2 0.66
2 P
4 Sayangan Wetan
SP 3
2.01 SP
3 0.99
3 SP
5 Setono
SP 3
2.01 SP
3 0.99
3 SP
6 Lor Pasar
P 2
1.34 P
2 0.66
2 P
7 Kidul Pasar
TP 1
0.67 P
2 0.66
1.3 TP
8 Klaseman
P 2
1.34 P
2 0.66
2 P
Sumber : Data Olahan 2010 S
= Skor K
= Klasifikasi potensi SP = Sangat Potensial, P = Potensial, TP = Tidak Potensial Z
= Zona SP = Sangat Potensial, P = Potensial, TP = Tidak Potensial N
= nilai total setelah dilakukan pembobotan Nilai maksimal 3, nilai minimal 1
Gambar 26. Peta zona integratif kawasan wisata budaya di Kampung Batik Laweyan, Surakarta
Setelah diperoleh zona integratif kawasan wisata budaya, lalu dilakukan klasifikasi untuk menentukan zona pengembangan kawasan yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan wisata budaya batik di Kampung Batik Laweyan. Zona pengembangan wisata budaya di Kampung Batik Laweyan
Gambar 27 dibagi dalam: 1 Zona pengembangan wisata potensial zona inti. Yang termasuk dalam
zona ini adalah zona integratif hasil overlay yang menunjukkan kawasan yang memiliki potensi tinggi T untuk aspek wisata budaya dan masyarakat
yaitu kawasan Sayangan Kulon, Sayangan Wetan, dan Setono. Kawasan lain yang termasuk dalam zona pengembangan wisata potensial yaitu
kawasan dengan klasifikasi potensi sedang S yaitu kawasan Lor Pasar, Kramat dan Klaseman. Ketiga kawasan ini, memiliki persyaratan sebagai
kawasan zona pengembangan wisata potensial karena memiliki kualitas budaya sedang, memiliki beberapa obyek dan atraksi wisata yang
berkualitas baik, dan dukungan masyarakat yang cukup potensial. Zona ini dimanfaatkan sebagai zona inti untuk pengembangan wisata interpretasi
budaya batik Laweyan, karena memiliki hampir semua persyaratan untuk interpretasi budaya batik Laweyan. Pada zona ini memiliki obyek dan atraksi
wisata, kualitas budaya, kelayakan kawasan potensial, dan kualitas estetika- visual potensial dan mendapatkan penerimaan yang tinggi dari masyarakat
terhadap pengembangan kawasan untuk menjadi kawasan wisata budaya. Di dalam zona ini juga akan ditempatkan semua fasilitas untuk wisata
budaya, baik interpretasi tentang budaya batik, maupun sejarah dan budaya kampung Laweyan. Keenam kawasan yang tergolong zona inti ini jaraknya
berdekatan dan mengumpul sehingga akan memudahkan dalam perencanaan tata letak fasilitas dan sirkulasi wisata.
2 Zona pengembangan wisata tidak potensial zona pendukung. Yang tergolong dalam zona ini adalah zona integratif hasil overlay yang memiliki
potensi rendah TP. Zona ini tidak digunakan sebagai inti wisata budaya karena tidak memiliki obyek dan atraksi wisata yang interpretatif terhadap
budaya batik Laweyan. Zona ini digunakan sebagai zona pendukung wisata yang berfungsi sebagai area penerimaan welcome area, area transisi, dan
area untuk menempatkan fasilitas penunjang wisata seperti lahan parkir, fasilitas pelayanan dan kenyamanan lainnya seperti toilet, kafe dan restoran,
dan pusat informasi pengunjung VIC. Zona pendukung yang terdiri dari dua
kawasan yaitu kawasan Kwanggan dan Kidul Pasar memang letaknya berjauhan. Namun hal ini tidak akan menjadi kendala dalam perencanaan
nanti karena masing-masing akan menjadi pendukung zona inti yang terletak di dekatnya.
Tabel 42 menunjukkan luasan kawasan untuk pengembangan kawasan wisata budaya. Peta yang menunjukkan pembagian zona pengembangan
kawasan wisata potensial dapat dilihat di Gambar 27. Tabel 42. Zona pengembangan kawasan wisata budaya di Kampung Batik
Laweyan
No Lokasi
Pengamatan Potensi Kawasan
Total Ha