18 enzim akan menurun pada suhu lebih dari 30
o
C karena energi respirasi lebih banyak dipergunakan untuk pembentukan spora dari pada untuk membentuk miselium.
A. niger dikenal sebagai kapang penghasil asam sitrat, anilin, pektinase, selulase, β-1,4-glikan hidrolase, protease, α-amilase, glukoamilase, maltase, β-galaktosidase, α-
glukosidase, β-glukosidase, asam glukonat, glukosa oksidase, asam oksalat,
fosfodiestrase, ribonuklease, pupulan 4- glukanohidrolase, β-xilosidase, xilanase dan
lipase. Glukoamilase dari A. niger menunjukkan bobot molekul berkisar 54-112 k D dan pH optimum berkisar antara 4,0-5,0. Temperatur optimum aktivasi berkisar antara 40 –
65
o
C Selvakumar et al. 1996.
2.8 Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae termasuk ke dalam kelas Ascomycetes yang dicirikan dengan pembentukan askus yang merupakan tempat pembentukan askospora. S.
serevisiae memperbanyak diri secara aseksual yaitu dengan bertunas Pelezar dan Chan 1986. Dinding sel S. cerevisiae terdiri dari komponen-komonen glukan, manan, protein,
kitin dan lemak Waluyo 2004. Saccharomyces cerevisiae sering digunakan dalam fermentasi etanol karena
sangat tahan dan toleran terhadap kadar etanol yang tinggi 12-18 vv, tahan pada kadar gula yang cukup tinggi dan tetap aktif melakukan fermentasi pada suhu 4-32
o
C. S. cerevisiae mempunyai aktivitas optimum pada suhu 30 – 35
o
C dan tidak aktif pada suhu lebih dari 40
o
C. S. cerevisiae dapat memfermentasi glukosa, sukrosa, galaktosa serta rafinosa Kunkee dan Mardon 1970. Biakan S. cerevisiae mempunyai kecepatan
fermentasi optimum pada pH 4,48 Harrison dan Graham 1970 Rendemen alkohol dari heksosa dalam fermentasi menggunakan khamir dari
genus Saccharomyces dapat mencapai 90 Boyles 1984. Proses fermentasi oleh Saccharomyces adalah proses pengubahan sebagian besar energi dari gula ke dalam
bentuk etanol. Efisiensi pengubahan energi tersebut dapat mencapai 97 Campbel 1983. Mekanisme pembentukan etanol oleh kamir melalui jalur Embden-Meyerhof-
Parnas Pathway EMP atau glikolisis. Hasil
dari EMP adalah memecah glukosa menjadi 2 molekul piruvat. Mekanisme glikolisis disajikan pada Gambar 3.
19
Glukosa
Glukosa-6-P Fruktosa-6-P
Fruktosa-1,6-di-P Gliseraldehida-3-P
Dihidroksiaseton fosfat
Gliseraldehida-3-P 1,3-di fosfogliserat
3-fosfogliserat 2-fosfogliserat
Fosfoenolpiruvat Piruvat
Glukosa
Glukosa-6-P Fruktosa-6-P
Fruktosa-1,6-di-P Gliseraldehida-3-P
Dihidroksiaseton fosfat
Gliseraldehida-3-P 1,3-di fosfogliserat
3-fosfogliserat 2-fosfogliserat
Fosfoenolpiruvat Piruvat
Glukosa
Glukosa-6-P Fruktosa-6-P
Fruktosa-1,6-di-P Gliseraldehida-3-P
Dihidroksiaseton fosfat
Gliseraldehida-3-P 1,3-di fosfogliserat
3-fosfogliserat 2-fosfogliserat
Fosfoenolpiruvat Piruvat
Gambar 3 Mekanisme proses glikolisis Setelah melalui tahap glikolisis, piruvat yang terbentuk kemudian dirubah menjadi
asetaldehid dan CO
2
oleh enzim piruvat decarboksilase, setelah itu oleh enzim alkohol dehidrogenase dirubah menjadi etanol.
III. METODOLOGI PENELITIAN