II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ubi Kayu
Ubi kayu Manihot utilissima pohl berasal dari Benua Amerika dan Bangsa Portugis membawanya ke Afrika dan digunakan sebagai bahan makanan. Ubi kayu saat
ini penyebarannya hampir keseluruh dunia dan berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya. Ubi kayu ditanam secara komersial di wilayah Indonesia
sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil. Klasifikasi tanaman ubi kayu adalah :
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl ; Manihot esculenta Crantz sin.
Ubi kayu termasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau mudah patah. Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian
tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Ubi kayu mempunyai panjang fisik rata-rata bergaris tengah 2-3
cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis ubi kayu yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Ubi kayu biasanya diperdagangkan dalam
bentuk masih berkulit. Umbinya mempunyai kulit yang terdiri dari 2 lapis yaitu kulit luar dan kulit dalam. Daging umbi berwarna putih atau kuning. Di bagian tengah daging umbi
terdapat suatu jaringan yang tersusun dari serat. Antara kulit dalam dan daging umbi terdapat lapisan kambium.
Ubi kayu menghasilkan umbi setelah tanaman berumur 6 bulan. Setelah tanaman berumur 12 bulan dapat menghasilkan umbi basah sampai 30 ton per ha. Daun umbi
7 muda dari jenis yang beracun berguna untuk berbagai macam sayur. Daun yang kering
untuk makanan ternak. Batangnya dapat digunakan untuk kayu bakar dan kadang-kadang untuk pagar hidup. Salah satu varietas tanaman ini mempunyai daun yang indah
warnanya yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias Syarief 1988. Ubi kayu mengandung racun yang disebut asam sianida HCN. Berdasarkan
kandungan asam sianidanya, ubi kayu dapat digolongkan menjadi empat yaitu a golongan tidak beracun, mengandung HCN 50 mg per kg umbi segar yang telah diparut,
b beracun sedikit mengandung HCN antara 50 dan 80 mg per kg, c beracun, mengandung HCN antara 80 dan 100 mg per kg dan d sangat beracun, mengandung
HCN lebih besar dari 100 mg per kg. Ubi kayu yang tidak beracun dikenal sebagai ubi kayu manis sedangkan ubi kayu yang beracun disebut ubi kayu pahit.
Ubi kayu memiliki kelebihan sebagai bahan baku bioetanol yaitu dapat tumbuh di tanah yang kurang subur, memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit, dan dapat
diatur waktu panennya. Potensi pengembangan produksi ubi kayu di Indonesia disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan produksi ubi kayu Indonesia Tahun
Luas Areal Ha Produksi Ton
2000 1.284.040
16.089.020 2001
1.317.912 17.054.648
2002 1.276.533
16.912.901 2003
1.244.543 18.523.810
2004 1.255.805
19.424.707 2005
1.213.460 19.321.183
2006 1.227.459
19.986.640. 2007
1.201.481 19.988.058
2008 1.178.306
20.834.241 Sumber : Departemen Pertanian 2008
Ubi kayu sebagai bahan baku energi alternatif hanya memiliki kadar karbohidrat sekitar 32 – 35 dan dengan kadar pati sekitar 83,8 setelah diproses menjadi tepung.
Sifat fisiko kimia ubi kayu dan tepung ubi kayu disajikan pada Tabel 2 berikut.
8 Tabel 2. Sifat fisiko kimia ubi kayu dan tepung ubi kayu
Jumlah bb Komponen
Ubi kayu
a
Ubi kayu
b
Air 62 – 65
59,40 Karbohidrat
32 – 35 38,10
Protein 0,7 – 2,6
0,70 Lemak
0,2 – 0,5 0,20
Serat 0,8 – 1,3
0,6 Abu
0,3 – 1,3 1,00
Sumber : a. Kay 1979; b Balagopalan et al.1988 Keterangan :
Dihitung berdasarkan by difference
2.2 Polisakarida Dalam Ubi Kayu