Produksi enzim amiloglukosidase Proses hidrolisis Proses fermentasi

25 Persamaan model rancangannya sebagai berikut: ij    Y i ij    dimana : Y ij : Parameter pengamatan pada perlakuan lama fermentasi ke-i dan ulangan ke-j μ : Nilai rata-rata umum β i : Pengaruh perlakuan lama fermentasi ke-i ε ij : Galat percobaan akibat perlakuan lama fermentasi ke-i dan ulangan ke-j i : Taraf lama fermentasi 1, 2,...,7 hari j : Ulangan 1, 2, 3

3.4.2 Produksi enzim amiloglukosidase

Untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi terhadap besarnya aktivitas AMG, maka dilakukan Uji F dengan Rancangan Acak Lengkap RAL faktor tunggal. Faktornya adalah lama fermentasi dengan tujuh taraf perlakuan yaitu 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari, 6 hari dan 7 hari. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Apabila perlakuan lama fermentasi berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Parameter yang diamati adalah aktivitas AMG. Persamaan model rancangannya sebagai berikut: ij    Y i ij    dimana : Y ij : Parameter pengamatan pada perlakuan lama fermentasi ke-i dan ulangan ke-j μ : Nilai rata-rata umum β i : Pengaruh perlakuan lama fermentasi ke-i ε ij : Galat percobaan akibat perlakuan lama fermentasi ke-i dan ulangan ke-j i : Taraf lama fermentasi 1, 2,...,7 hari j : Ulangan 1, 2, 3 26

3.4.3 Proses hidrolisis

Untuk mengetahui pengaruh jenis proses hidrolisis terhadap besarnya konsentrasi total gula dan gula pereduksi, maka dilakukan Uji F dengan Rancangan Acak Lengkap RAL faktor tunggal. Faktornya adalah jenis proses hidrolisis dengan empat taraf perlakuan yaitu : 1. Hidrolisis menggunakan asam H 2 SO 4 0,4 M 2. Hidrolisis menggunakan enzim α-amilase dan amiloglukosidase 3. Hidrolisis menggunakan enzim α-amilase, AMG komersial dan selulase kasar 4. Hidrolisis menggunakan enzim α-amilase, AMG komersial dan selulase komersial. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Apabila perlakuan lama fermentasi berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Parameter yang diamati adalah konsentrasi total gula dan gula pereduksi. Persamaan model rancangannya sebagai berikut: ij    Y i ij    dimana : Y ij : Parameter pengamatan pada perlakuan jenis proses hidrolisis ke-i dan ulangan ke-j μ : Nilai rata-rata umum β i : Pengaruh perlakuan jenis proses hidrolisis ke-i ε ij : Galat percobaan akibat perlakuan lama fermentasi ke-i dan ulangan ke-j i : Taraf jenis proses hidrolisis 1, 2, 3,4 j : Ulangan 1, 2, 3

3.4.4 Proses fermentasi

Untuk mengetahui pengaruh alternatif proses fermentasi terhadap konsentrasi etanol dan serat kasar sisa, maka dilakukan Uji F dengan Rancangan Acak Lengkap RAL faktor tunggal. Faktornya adalah alternatif proses fermentasi dengan tujuh taraf perlakuan Tabel 4, Lampiran 2. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Apabila perlakuan alternatih proses fermentasi berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Parameter yang diamati adalah konsentrasi etanol dan konsentrasi serat kasar sisa. 27 Persamaan model rancangannya sebagai berikut: ij    Y i ij    dimana : Y ij : Parameter pengamatan pada perlakuan alternatif proses fermentasi ke-i dan ulangan ke-j μ : Nilai rata-rata umum β i : Pengaruh perlakuan alternatif proses fermentasi ke-i ε ij : Galat percobaan akibat perlakuan alternatif proses fermentasi ke-i dan ulangan ke-j i : Taraf alternatif proses fermentasi P 1 , P 2 ,...,P 7 j : Ulangan 1, 2, 3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Komposisi Kimia Ubi Kayu

Ubi kayu yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah ubi kayu varietas Darul Hidayah yang diperoleh dari Daerah Sukabumi, Jawa Barat. Ubi kayu sebelum dipergunakan sebagai substrat fermentasi terlebih dahulu dijadikan tepung dengan ukuran 40 mesh kemudian dianalisis komposisi kimianya, yang meliputi kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat. Hasil analisis komposisi kimia tepung ubi kayu disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil analisis komposisi tepung kimia ubi kayu. Komposisi bb Parameter Tepung a Tepung gaplek b 1. Kadar air 2. Kadar abu 3. Kadar lemak 4. Kadar protein 5. Serat kasar 6. Selulosa 7. Hemiselulosa 8. Lignin 9. Pati 8,65 ± 0,10 2,55 ± 0,14 6,54 ± 0,02 1,81 ± 0,03 2,69 ± 0,04 0,36 ± 0,01 1,88± 0,03 0,02 ± 0,01 62,54 ± 0,00 13,10 ± 0,07 2,26 ± 0,52 0,27 ± 0,04 2,07 ± 0,61 Data : rerata ± standar deviasi n = 2 a Analisis proksimat 2009, b Richana et al. 1990. Kandungan air dalam bahan berpengaruh terhadap kesegaran dan daya simpan. Kandungan air ini dipengaruhi oleh varietas, umur tanam, unsur hara tanah dan iklim. Kandungan air dalam ubi kayu segar sekitar 60,30 Padonou et al. 2005. Berdasarkan hasil pengukuran kadar air bahan baku tepung ubi kayu yang dipergunakan mengandung sekitar 8,65 ± 0,10 bb, sedangkan menurut Richana et al. 2004 yaitu sekitar 13,10 ± 0,07 . Kadar abu dalam bahan berkaitan dengan kandungan mineral-mineral anorganik sisa pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550 o C Apriyantono et al. 1988. Berdasarkan hasil pengamatan, kadar abu pada bahan adalah 2,55 ± 0,14 bb. Kadar abu ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Richana et al. 2004 yaitu sekitar 2,26 ± 0,52 .