Analisis laboratorium secara mikroskopis

3.2. Metode Kerja 3.2.1. Analisis laboratorium secara makroskopis Pengambilan contoh ikan lele sangkuriang dilakukan terhadap 12 ekor ikan dalam kondisi hidup, selanjutnya dilakukan penimbangan bobot ikan dan pengukuran panjang ikan menggunakan penggaris berketelitian 0,1 cm. Setelah itu ikan dibedah, gonad ikan diambil dan ditimbang bobotnya menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g. Semen dikeluarkan dari gonad dengan cara ditoreh pada salah satu sisi tanpa mengenai pembuluh darah dan semen tersebut ditampung di dalam cawan petri. Gonad yang dilakukan analisis hanya gonad yang memiliki kondisi yang normal dan simetris. Setelah semua semen dikeluarkan, volume semen pada gonad kiri dan kanan diukur dengan menggunakan syringe, kemudian pH semen pada gonad kanan dan kiri diukur menggunakan kertas pH indikator dengan kisaran 6,4-8,0. Konsistensi diukur dengan cara memiringkan cawan petri dan dilihat apakah semen bersifat kental, sedang, atau cair Arifiantini 2012.

3.2.2. Analisis laboratorium secara mikroskopis

3.2.2.1.Motilitas spermatozoa Penilaian gerakan individu motilitas spermatozoa harus dilakukan pengenceran terlebih dahulu, yaitu satu tetes semen diambil dan diletakkan pada object glass. Larutan pengencer air ditambahkan, kemudian kedua larutan tersebut dihomogenkan. Satu tetes campuran larutan diambil dan tutup dengan cover glass. Penilaian motilitas dilakukan dengan menggunakan lensa objektif pembesaran 400 kali dengan melihat persentase motilitas spermatozoa dan kecepatan spermatozoa bergerak ke depan Arifiantini 2012. 3.2.2.2.Kosentrasi spermatozoa Penilaian konsentrasi spermatozoa menggunakan counting chamber, yaitu semen yang akan dihitung konsentrasinya diencerkan terlebih dahulu menggunakan larutan formol saline dengan perbandingan 1:1000 1 µL semen : 999 µL pengencer. Semen dihisap menggunakan mikropipet, kemudian ujung luar dari mikropipet tersebut dilap dengan tisu untuk membuang spermatozoa yang menempel pada mikropipet tersebut dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf 2 ml yang telah berisi formol saline. Larutan dihomogenkan dengan membuat putaran seperti angka 8 selama 2-3 menit. Setelah itu, counting chamber disiapkan dan ditutup menggunakan gelas penutup khusus. Sebanyak 8-10 µl semen yang telah diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam counting chamber. Spermatozoa yang berada di dalam counting chamber dihitung dari 5 kotak besar yang berada dalam counting chamber, yaitu 4 kotak pada bagian sudut dan 1 bagian tengah Arifiantini 2012. 3.2.2.3.Morfologi dan morfometri Pengamatan morfologi dan morfometri spermatozoa dengan membuat preparat ulas, kemudian dilakukan pewarnaan dengan menggunakan pewarnaan Carbol fuchsin Williams. Adapun langkah-langkah dalam pewarnaan Williams disajikan pada Lampiran 3. Pada pengamatan morfometri spermatozoa dilakukan dengan melihat diameter kepala dan panjang ekor spermatozoa menggunakan mikroskop pada perbesaran objektif 100 kali dan perbesaran okuler 8 kali. Setiap satu sampel ikan diukur diameter kepala dan panjang ekor spermatozoa sebanyak 30 sel spermatozoa Arifiantini 2012. 3.2.3. Pengamatan kondisi lingkungan Pengamatan kondisi lingkungan berupa pengukuran kualitas, yaitu pengukuran DO, pH air, dan suhu air mengacu pada standar APHA 2005. 3.2.4. Analisis data 3.2.4.1.Uji normalitas Uji