Ukuran dan bentuk spermatozoa berbeda pada setiap jenis hewan, namun memiliki struktur morfologis yang hampir sama. Bagian tengah spermatozoa
mempunyai panjang 1,5-2 kali panjang kepala dengan panjang spermatozoa 35-45 m Hafez 1987.
2.2.5. Teknik pewarnaan
Pewarnaan spermatozoa berfungsi untuk membantu proses pengamatan morfologi dan morfometri spermatozoa. Berbagai metode pewarnaan dapat
dilakukan di lapangan, salah satunya metode pewarnaan Williams karena sediaan pengamatan hanya perlu dibuat preparat ulas dan difiksasi di udara, sedangkan
pewarnaan dan pengamatan dapat dilakukan di laboratorium. Zat pewarna yang umum di pakai adalah eosin atau merah Kongo terhadap latar belakang hitam dari
negrosin Toelihere 1981. Metode lain yang direkomendasikan adalah fiksasi spermatozoa dalam
larutan formol-saline. Hal yang perlu diperhatikan dalam fiksasi formol-saline adalah senyawa formic acid yang tebentuk akibat terlalu lama disimpan sehingga
akan merusak sel, maka pengamatan morfmetri sebaiknya dilakukan sebelum enam bulan sejak sampel diambil. Pewarnaan dengan metode Williams merupakan
serangkaian proses pewarnaan denga zat warna dasar carbol fuchsin dan eosin yang dapat mewarnai sitoplasma Arifiantini 2006.
2.3. Kondisi Lingkungan yang Memengaruhi Reproduksi Ikan
2.3.1. Tekanan udara
Tekanan udara di permukaan bumi diakibatkan oleh lapisan udara yang berada pada atmosfer bumi. Semakin bertambah ketinggian suatu tempat, maka
makin rendah tekanan udara. Tekanan udara pada permukaan bumi oleh lapisan atmosfer adalah sebesar 1 atmosfer atau 76 cmHg yang merupakan tekanan yang
terjadi pada permukaan air laut atau ketinggian 0 meter di atas permukaan laut Santosa 2011. Tekanan udara di daerah Cipanas yang memiliki ketinggian 800 dpl
sebesar 0,8993 atm, sedangkan tekanan udara di daerah Rancabungur, Kabupaten Bogor yang memiliki ketinggian 300 dpl sebesar 0,9622 atm Santosa 2012.
Peningkatan kedalaman air berkaitan dengan peningkatan tekanan air. Setiap peningkatan kedalaman air sebesar 10 m akan diikuti dengan peningkatan tekanan
air sebesar 1 atm. Tekanan yang ditimbulkan oleh air tersebut dinamakan tekanan hidrostatik. Tekanan tersebut juga dapat memengaruhi aktivitas pembentukan
hormon dan enzim sehingga dapat memengaruhi proses berkembang dan reproduksi pada hewan akuatik. Adanya pengaruh tekanan karena perbedaan ketinggian tempat
juga dapat berdampak terhadap kondisi fisiologis ikan dan juga berpengaruh pada proses reproduksi ikan tersebut Isnaeni 2006.
2.3.2. Oksigen terlarut Dissolved OxygenDO
Oksigen terlarut adalah konsentrasi gas oksigen yang terlarut dalam air Wetzel 2001. Oksigen di perairan bersumber dari difusi udara maupun hasil
proses fotosintesis organisme autotrof Welch 1952. Semakin besar suhu dan ketinggian altitude serta semakin kecil tekanan atmosfer, maka kadar oksigen
terlarut semakin kecil. Setiap peningkatan ketinggian suatu tempat dari permukaan laut, tekanan atmosfer semakin rendah. Setiap peningkatan ketinggian suatu tempat
sebesar 100 m diikuti dengan penurunan tekanan hingga 8 mmHg – 9 mmHg
Effendi 2003. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian diurnal dan
musiman, bergantung pada percampuran mixing dan pergerakan turbulence massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah effluent yang masuk ke
badan air Effendi 2003. Di perairan tawar, kadar oksigen terlarut berkisar antara 15 mgliter pada suhu 0
o
C dan 8 mgl pada suhu 25
o
C McNeely et al. 1979 in Effendi 2003. Pada hakikatnya difusi oksigen dari atmosfer ke perairan
berlangsung relatif lambat, meskipun terjadi pergolakan massa air. Oleh karena itu, sumber utama oksigen di perairan adalah fotosintesis Effendi 2003.
2.3.3. pH
Kadar pH air sangat penting untuk menentukan nilai daya guna dari air
tersebut untuk berbagai kepentingan. Menurut Wetzel 2001 bahwa nilai pH menggambarkan tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan dan nilai pH
berhubungan dengan konsentrasi karbondioksida diperairan. Perairan yang memiliki karbondioksida tinggi akan meyebabkan pH perairan menjadi rendah
karena akan membentuk asam karbonat Wetzel 2001. Secara umum perubahan pH harian dipengaruhi oleh suhu, oksigen terlarut, fotosintesis, respirasi organisme, dan
keberadaan ion dalam perairan. Organisme akuatik sangat sensitif terhadap perubahan pH. Nilai pH ideal untuk perairan adalah 6,5-8,5 Welch 1952.
2.3.4. Suhu