21
Gambar 7. Kondisi kolam ikan lele sangkuriang dikolam budidaya Rancabungur
4.1.2. Kualitas lingkungan perairan
Pengukuran kualitas lingkungan pada kolam budidaya ikan lele sangkuriang Clarias gariepinus di daerah Cianjur dan Rancabungur berupa pengukuran suhu,
DO, dan pH air. Parameter kualitas lingkungan tersebut untuk mendukung kajian aspek reproduksi ikan lele sangkuriang. Berikut ini merupakan data hasil
pengukuran kualitas air kolam ikan lele sangkuriang pada kedua lokasi Tabel 1.
Tabel 1. Kualitas lingkungan kolam budidaya lele sangkuriang Clarias gariepinus
Sampling ke-
Ulangan Cianjur
Rancabungur Suhu
o
C DO
mgl pH
Suhu
o
C DOmgl
pH 1
1 28
1,53 6,50
28,5 3,07
7,00 2
28 1,92
- 29,0
2,68 -
3 28
1,92 6,50
29,0 2,68
7,00 2
1 28
1,53 7,50
30,0 2,75
7,00 2
28 2,32
- 30,0
1,80 -
3 28
1,53 7,50
30,0 1,97
7,00 3
1 28
1,53 7,00
29,0 1,53
6,50 2
28 1,53
- 30,0
1,92 -
3 28
1,92 7,00
30,0 2,32
6,50 Nilai
28 ± 0
a
1,75 ± 0,29
a
7,00 ± 0,45
a
29,63 ± 0,61
b
2,30 ± 0,52
b
6,83 ± 0,26
a
Keterangan: Ulangan 1: inlet; ulangan 2: tengah; ulangan 3: outlet
22 Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai suhu air kolam dan oksigen
terlarut Dissolved OxygenDO di daerah Cianjur lebih rendah dibandingkan dengan daerah Rancabungur, sedangkan nilai pH air kolam di kedua lokasi tersebu tidak
terlalu berbeda jauh. Setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa nilai suhu, pH dan DO air kolam ikan lele sangkuriang di dua lokasi tersebut berdistribusi
normal Kolmogorov-Smirnovp0,05. Nilai suhu air kolam dan nilai DO di daerah Cianjur dan Rancabungur terdapat perbedaan, sedangkan nilai pH air tidak terdapat
perbedaan di antara dua lokasi tersebut α=0,05.
4.1.3. Kondisi ikan lele sangkuriang Clarias gariepinus
Pengukuran karakteristik ikan lele sangkuriang Clarias gariepinus di daerah Cianjur dan Rancabungur berupa bobot ikan, panjang ikan dan bobot gonad
sebelah kanan dan kiri. Data kondisi ikan dapat digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kondisi reproduksi pada ikan lele sangkuriang. Berikut ini
merupakan data kondisi ikan lele sangkuriang pada kedua lokasi Tabel 2.
Tabel 2. Kondisi ikan lele sangkuriang Clarias gariepinus
Sampel ke-
Cianjur Rancabungur
Bobot Ikan g
Panjang Ikan
mm Bobot Gonad
g Bobot
Ikan g Panjang
Ikan mm
Bobot Gonad g Ka
Ki Ka
Ki 1
1500 600
- -
3400 870
- -
2 800
450 1,22
1,24 2300
790 2,03
2,80 3
600 450
0,39 1,42
1200 570
2,04 1,74
4 1500
570 -
- 2800
780 -
- 5
1750 720
- -
2500 800
- -
6 1350
620 3,42
3,66 1400
570 3,24
3,26 7
900 520
1,40 1,21
1600 600
1,08 1,19
8 650
450 1,17
1,00 1250
560 1,68
2,06 9
900 510
2,15 2,02
1300 590
0,83 0,86
1105,56 ± 422,38
a
543,3 ± 92,7
a
1,63 ± 1,04
a
1,76 ± 0,99
a
1972,22 ± 801,99
b
681,1 ± 125,3
b
1,82 ± 0,86
a
1,98 ± 0,93
a
Keterangan: Ka: Gonad sebelah kanan ; Ki: Gonad sebelah kiri
Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa bobot dan panjang ikan lele sangkuriang yang berasal dari daerah Cianjur lebih kecil dibandingkan dengan
daerah Rancabungur, sedangkan bobot gonad sebelah kanan dan kiri ikan lele
23 sangkuriang tidak terlalu berbeda jauh. Setelah dilakukan uji normalitas diketahui
bahwa nilai bobot ikan lele sangkuriang berdistribusi normal Kolmogorov- Smirnovp0,05, sedangkan nilai panjang, bobot gonad sebelah kanan dan kiri pada
ikan lele sangkuriang pada kedua lokasi tersebut cenderung berdistribusi tidak normal Kolmogorov-Smirnovp0,05. Nilai panjang ikan lele sangkuriang di
daerah Cianjur dan Rancabungur terdapat perbedaan Mann-Whitneyp0,05, sedangkan nilai bobot gonad sebelah kanan dan kiri tidak terdapat perbedaan antara
di daerah Cianjur dan Rancabungur Mann-Whitneyp0,05. Pada nilai bobot ikan didapat kesimpulan bahwa terdapat perbedaan bobot ikan lele sangkuriang di dua
lokasi tersebut α=0,05.
4.1.4. Karakteristik semen ikan lele sangkuriang Clarias gariepinus secara