Analisis data 1.Uji normalitas Uji
seperti angka 8 selama 2-3 menit. Setelah itu, counting chamber disiapkan dan ditutup menggunakan gelas penutup khusus. Sebanyak 8-10 µl semen yang telah
diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam counting chamber. Spermatozoa yang
berada di dalam counting chamber dihitung dari 5 kotak besar yang berada dalam counting chamber, yaitu 4 kotak pada bagian sudut dan 1 bagian tengah Arifiantini
2012.
3.2.2.3.Morfologi dan morfometri
Pengamatan morfologi dan morfometri spermatozoa dengan membuat preparat ulas, kemudian dilakukan pewarnaan dengan menggunakan pewarnaan
Carbol fuchsin Williams. Adapun langkah-langkah dalam pewarnaan Williams disajikan pada Lampiran 3. Pada pengamatan morfometri spermatozoa dilakukan
dengan melihat diameter kepala dan panjang ekor spermatozoa menggunakan mikroskop pada perbesaran objektif 100 kali dan perbesaran okuler 8 kali. Setiap
satu sampel ikan diukur diameter kepala dan panjang ekor spermatozoa sebanyak 30 sel spermatozoa Arifiantini 2012.
3.2.3. Pengamatan kondisi lingkungan Pengamatan kondisi lingkungan berupa pengukuran kualitas, yaitu
pengukuran DO, pH air, dan suhu air mengacu pada standar APHA 2005.
3.2.4. Analisis data 3.2.4.1.Uji normalitas Uji
Kolmogorov-Smirnov
Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui distribusi nilai-nilai sampel yang teramati sesuai dengan distribusi teoritis tertentu normal, uniform,
poisson, atau eksponensial. Prinsip dari uji Kolmogorov-Smirnov adalah menghitung selisih absolut antara fungsi distribusi frekuensi kumulatif sampel
[S
N
X] dan fungsi distribusi frekuensi kumulatif teoritis [F X] pada masing-
masing interval kelas www.biostatistik.com. D
maksimum
= │F X
– S
N
X│
Keterangan: F
X = distribusi kumulatif pilihan di bawah H S
N
X = distribusi kumulatif pilihan hasil observasi Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov juga dapat dilakukan dengan
menggunakan Software Minitab versi 15. Hipotesis yang digunakan , yaitu H0 : data yang digunakan merupakan data distribusi normal dan H1 : data yang
digunakan data distribusi tidak normal. Jika p-value 0,05 maka tolak H0 data menyebar tidak normal, sedangkan jika p-value 0,05 maka gagal tolak H0 data
meyebar normal. 3.2.4.2.Uji parametrik Uji-t
Uji-t merupakan uji statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan rata- rata dari dua populasi yang bersifat independen pada taraf nyata 0,05. Nilai uji
statistik dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan: Jumlah data pertama
Jumlah data kedua Ragam data pertama
Ragam data kedua Ragam populasi
Rata-rata data pertama Rata-rata data kedua
3.2.4.3.Uji non-parametrik Uji Mann-Whitney
Uji Mann-Whitney merupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk menguji apakah dua sampel yang independen berasal dari populasi yang sama.
Perhitungan uji Mann-Whitney dapat menggunakan Software Minitab versi 15 atau dapat menggunakan rumus:
Keterangan: Jumlah data pada populasi 1
Jumlah data pada populasi 2 Jumlah ranking pada populasi 1
Jumlah ranking pada populasi 2 Uji Mann-Whitney juga dapat dilakukan dengan menggunakan Software
Minitab versi 15. Hipotesis yang digunakan, yaitu H0 : data pertama = data kedua dan H1 :
data pertama ≠ data kedua. Jika p-value 0,05 maka tolak H0, sedangkan jika p-value 0,05 maka gagal tolak H0.
3.2.4.4.Konsentrasi spermatozoa
Cara menghitung konsentrasi spermatozoa adalah jumlah sel spermatozoa dari 2 chamber dijumlahkan, kemudian dirata-ratakan chamber 1 + chamber 2 =
N2 Arifiantini 2012. Rumus dalam menghitung jumla spermatozoa per ml: Jumlah Spermatozoaml = N x 5 x FP x 10.000
Keterangan: N
: Jumlah rata-rata spermatozoa dalam chamber. FP
: Faktor pengenceran 1000. “5”
: Faktor koreksi karena hanya menghitung 5 kotak dari 25 kotak hitung yang ada 255.
“10.000” : Faktor koreksi yang dibutuhkan karena kedalaman cover slip 0,0001 ml per chamber
3.2.4.5.Morfometri spermatozoa
Pengukuran morfometri spermatozoa didapat dari hasil pengukuran menggunakan mikrometer yang sudah dikonversikan kedalam satuan mikron µ
dengan melakukan kalibrasi terlebih dahulu menggunakan stage mikrometer. Setelah dilakukan kalibrasi didapat hasil bahwa satu skala pada mikrometer okuler
sama dengan 1,47 µm, sehingga: Diameter kepala panjang ekor = hasil skala pada mikrometer x 1,47
19